Jumat, April 26, 2024

HMI dan Asa Indonesia Emas 2024

Muhammad Kamarullah
Muhammad Kamarullah
Penikmat pisang goreng dan teh hangat.

Tepat pada 05 Februari 2022, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memperingati hari kelahiran atau Milad yang ke-75 tahun. Malam puncak perayaan Milad HMI dilaksanakan di Bogor (18/02). Di momentum Milad ini, HMI se Indonesia merefleksikan etape HMI yang begitu gemilang dengan berbagai ekspresi sebagai ikhtiar untuk terus merawat dan memperteguh khittah perjuangan HMI. Milad penuh dengan cerita HMI masa lalu yang ikut serta dalam memperjuangkan, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan.

Di usia yang ke 75 tahun ini jika HMI ibarat manusia, barangkali rongga, tulang, daging serta daya tahan tubuh tidak lagi begitu kuat. Tetapi HMI yang berfungsi sebagai organisasi kader (AD HMI Pasal 8), bertambahnya usia justru semakin berdaya untuk melahirkan generasi-generasi berkualitas yang memiliki komitmen keislaman dan keindonesiaan yang kuat.

Kenyataan HMI inilah kemudian disematkan oleh Jenderal Soedirman bahwa “HMI bukan sekedar Himpunan Mahasiswa Islam akan tetapi HMI juga Harapan Masyarakat Indonesia. Begitu juga dengan eksistensi HMI yang hingga kini mampu mencetak manusia-manusia beriman, berilmu, dan beramal atau insan-insan paripurna yang aktif berkontribusi untuk pembangunan umat dan bangsa.

Pada Milad HMI yang ke 75 tahun, tema yang diangkat penuh dengan nuansa optimisme. Yakni ”Arah Baru HMI: Berdaya Bersama Menuju Indonesia Emas 2045”. Meskipun disaat yang sama banyak ilmuwan memprediksikan bahwa ketika bangsa ini akan merayakan Indonesia emas pada tahun 2045, kompleksitas serta suasana kehidupan penuh dengan pergolakan VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) atau keriangan, ketidakpastian, rumit, dan ketidakjelasan.

Tentu optimisme HMI harus dimaknai sebagai ikhtiar untuk mempersiapkan generasi unggul dan berdaya saing dalam rangka mewujudkan impian Indonesia emas pada tahun 2045 mendatang. Kita percaya, impian Indonesia emas 2045 bukan sekedar retorika bagi HMI. Sebab sejarah pernah mencatat, HMI mampu berdiri sebagai lokomotif penguatan kapasitas anak bangsa dengan semangat pengkaderannya.

Pengkaderan Berperspektif Masa Depan

HMI dalam pasal 8 AD disebutkan sebagai organisasi perkaderan. Dari sini kita dapat memahami bahwa perkaderan merupakan jantungnya HMI. Jika perkaderan HMI mandeg, maka tinggal tunggu saatnya HMI akan “mati”. Maka dalam konteks menyongsong Indonesia emas 2045, perkaderan ini menjadi penting.

Buku “HMI Candradimuka Mahasiswa (2010)” karya Solichin adalah gambaran sederhana terkait tujuan perkaderan yang ada di HMI. Candradimuka maksudnya adalah kawah candradimuka, yaitu tempat jabang Tetuka, Putra sang Bima ditempa dan digembleng menjadi Gathutkaca yang perkasa. Begitulah HMI bagaikan kawah candradimuka, tempat dan proses kaderisasi mahasiswa untuk menjadi pemimpin bangsa Indonesia.

Memang bahwa untuk mewujudkan cita-cita menuju Indonesia emas 2045 yang akan diisi oleh generasi berkualitas tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pemerintah juga telah mencanangkan empat pilar utama. Yakni pembangunan SDM dan penguasaan IPTEK, perkembangan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.

Tetapi upaya pemerintah akan menjadi sia-sia jika tidak didukung oleh berbagai elemen masyarakat. Sebab harus diakui, peran institusi pendidikan saja tidak cukup untuk pembangunan SDM berkualitas. Dan HMI sebagai organisasi yang basisnya adalah mahasiswa memiliki peran strategis untuk mengasah skill dan keterampilan kader di luar kampus.

Yang tidak kalah penting, HMI harus peka dengan perubahan zaman yang begitu cepat. Sehingga rekayasa organisasi HMI tidak boleh terpaku dengan sistem perkaderan yang cenderung konvensional di tengah dunia yang terlipat oleh kepentingan revolusi industri.

Patrick Dixon (2019) misalnya telah membunyikan alarm tentang situasi masa depan. Baginya, dalam dekade-dekade mendatang, manusia terus berpacu dengan kecepatan perubahan. Siapa yang cepat merespons perubahan serta menepis ekses disrupsi teknologi, dia yang akan berpotensi memenangkan persaingan. Begitu juga apa yang pernah disampaikan oleh Jim Clifton tentang Google, Ernst dan Young yang membuka diri untuk mempekerjakan setiap orang yang memiliki kapasitas dan integritas untuk kerja dengannya tanpa lembar kertas berupa ijazah.

Maka HMI harus segera mempersiapkan peta jalan perkaderan dalam tubuh HMI itu sendiri. Untuk memberikan berbagai bekal kompetensi kepada kader-kader dalam memasuki Indonesia emas 2045. Peta jalan atau grand desain perkaderan HMI harus berperspektif masa depan yang selaras dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, kecerdasan buatan (artificial intelegent), revolusi industri 4.0 dan society 5.0.

Dan tentu saja, formulasi grand desain perkaderan dilakukan tanpa mengabaikan doktrin perjuangan HMI. Yang di dalamnya mencakup pemikiran keislaman dan keindonesiaan, memori penjelasan tentang Islam sebagai azas HMI, tafsir tujuan HMI, tafsir independensi, serta Nilai Dasar Perjuangan.

Mengawal Problem Umat-Bangsa

Di sisi lain, di usia HMI yang ke 75 tahun ini menurut hemat penulis, HMI harus menjawab pertanyaan tentang, dimana letak keberpihakan atau peranan HMI di tengah problem keumatan dan kebangsaan yang begitu banyak. Misalnya masifnya isu polarisasi agama dan negara/ nasionalisme, masifnya isu SARA, praktik eksploitasi, korupsi dan sebagainya.

Paling tidak hari-hari ini kita menyaksikan berbagai praktik korupsi mulai dari pusat hingga ke daerah begitu masif terjadi. Data dari Transparency International Indonesia (TII) menunjukkan bahwa Indeks Persepsi Korupsi Indonesia tahun 2020 menurun tiga poin dari 40 poin pada 2019 menjadi 37 pada 2020. Artinya bahwa Indonesia yang sebelumnya berada pada peringkat ke-85 melorot ke peringkat 102 dari 180 negara. Posisi ini menjadikan Indonesia setara dengan Gambia di Afrika Barat.

Sementara itu, model pemerintahan yang korup ini menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia. Sebab harus diakui bahwa praktik korupsi pasti berdampak pada kemiskinan secara luas. Akibatnya masyarakat sulit mengakses pendidikan yang berkualitas. Lantas, bagaimana dengan impian Indonesia emas 2045 yang digadang-gadang itu?

Potret pemerintahan yang korup ini kiranya tidak boleh dibiarkan. HMI harus menjadi kelompok penekan (pressure group) serta membangun blok kekuatan yang progresif dalam melawan praktik korupsi yang semakin akut ini. Bangsa ini punya sejarah kelam tentang model pemerintahan korup. Sebagaimana kala Orde baru berkuasa. Karena rezim koruptif inilah bangsa ini kemudian dijuluki sebagai The Back Year of Asia atau halaman belakang Asia.

Itu sebabnya keberadaan HMI sangat penting untuk terus eksis berjuang mengawal agenda-agenda pemberantasan korupsi. Hal ini tidak terlepas dari peran HMI sebagai organisasi perjuangan (AD HMI Pasal 9). Perjuangan melawan praktik korupsi ini sama dengan menyelamatkan masa depan Indonesia. Tidak terkecuali, untuk Indonesia emas 2045.

Akhirnya, selamat Milad yang ke-75 tahun. Teruslah tumbuh menebar narasi keislaman dan keindonesiaan. Dan teruslah melangkah mengawal problem keumatan dan kebangsaan. Untuk mewujudkan masyarakat adil Makmur yang diridhoi Allah SWT.

Bahagia HMI, jayalah Kohati. Yakin Usaha Sampai.

Muhammad Kamarullah
Muhammad Kamarullah
Penikmat pisang goreng dan teh hangat.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.