Kamis, Agustus 7, 2025

Hedonisme Generasi Z: Tantangan dan Solusi di Era Digital

Adrian
Adrian
seorang mahasiswa aktif di fakultas ekonomi prodi manajemen Universitas katolik santo thomas Medan
- Advertisement -

Generasi Z, mereka yang lahir antara tahun 1997-2012, tumbuh dalam era transformasi digital yang revolusioner. Sebagai digital natives, mereka memiliki akses tak terbatas terhadap informasi, teknologi, dan gaya hidup global. Namun, kemudahan akses ini juga membawa tantangan baru, salah satunya adalah kecenderungan hedonisme yang dapat berdampak negatif pada perkembangan karakter dan nilai-nilai sosial.

Fenomena Hedonisme di Kalangan Generasi Z

Hedonisme pada Generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya:

Gratifikasi Instan

Generasi Z terbiasa dengan kepuasan yang cepat melalui teknologi. Hal ini membentuk ekspektasi bahwa kebahagiaan juga harus diperoleh secara instan, tanpa proses panjang atau pengorbanan.

Budaya Konsumerisme Digital

Media sosial menciptakan tekanan untuk menampilkan gaya hidup mewah. Platform seperti Instagram dan TikTok menjadi panggung untuk memamerkan barang-barang branded, liburan eksotis, dan pengalaman premium.

FOMO (Fear of Missing Out)

Ketakutan tertinggal dari tren dan pengalaman orang lain mendorong perilaku konsumtif yang tidak rasional.

Dampak Negatif Hedonisme

Dampak Personal:

  • Kesulitan mengelola keuangan dan perencanaan masa depan
  • Penurunan kemampuan menunda kepuasan (delayed gratification)
  • Gangguan kesehatan mental akibat tekanan sosial dan perbandingan dengan orang lain

Dampak Sosial:

- Advertisement -
  • Melemahnya nilai-nilai empati dan solidaritas
  • Polarisasi sosial berdasarkan status ekonomi
  • Menurunnya partisipasi dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan

Analisis Faktor Penyebab

Pengaruh Media Sosial

Algoritma media sosial yang menampilkan konten berbasis engagement sering kali mempromosikan gaya hidup konsumtif dan materialistik.

Tekanan Sosial dan Peer Pressure

Budaya “flexing” atau memamerkan kemampuan ekonomi menjadi standar penerimaan sosial di kalangan remaja.

Kurangnya Pendidikan Finansial

Minimnya pemahaman tentang manajemen keuangan dan perencanaan masa depan di kalangan remaja.

Perubahan Struktur Keluarga

Kesibukan orang tua dan perubahan pola komunikasi keluarga mengurangi transmisi nilai-nilai tradisional.

Solusi dan Pendekatan

Pendidikan Karakter Terintegrasi

Di Sekolah:

  • Implementasi kurikulum yang menekankan nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial
  • Program pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan kontribusi kepada masyarakat
  • Workshop literasi digital dan financial literacy

Di Keluarga:

  • Komunikasi terbuka tentang nilai-nilai keluarga dan prioritas hidup
  • Memberikan contoh nyata tentang kebahagiaan non-materialistik
  • Melibatkan anak dalam kegiatan sosial dan volunteer

Pendekatan Positif terhadap Media Sosial

Edukasi Digital:

  • Mengajarkan penggunaan media sosial yang sehat dan bertanggung jawab
  • Meningkatkan kesadaran tentang dampak algoritma dan bubble filter
  • Mendorong pembuatan konten yang edukatif dan inspiratif

Pengembangan Alternatif Kebahagiaan

Aktivitas Bermakna:

  • Mengembangkan hobi dan passion yang memberikan kepuasan jangka panjang
  • Mendorong partisipasi dalam kegiatan volunteering dan community service
  • Membangun hubungan interpersonal yang mendalam dan autentik

Reforma Sistem Ekonomi dan Sosial

Kebijakan Publik:

  • Regulasi iklan yang menargetkan remaja
  • Program literasi keuangan di sekolah-sekolah
  • Dukungan terhadap aktivitas positif remaja

Peran Berbagai Pihak

Pendidik

  • Mengintegrasikan nilai-nilai etika dalam setiap mata pelajaran
  • Menjadi role model dalam perilaku dan gaya hidup
  • Menciptakan lingkungan belajar yang mendorong empati dan kolaborasi

Orangtua

  • Memberikan batasan yang jelas namun tidak otoriter
  • Mendiskusikan dampak dari setiap keputusan finansial
  • Mengajarkan gratitude dan appreciation terhadap hal-hal sederhana

Masyarakat

  • Menciptakan ruang-ruang positif untuk aktualisasi diri remaja
  • Mendukung program-program pemberdayaan pemuda
  • Menjadi role model dalam kehidupan bermasyarakat

Kesimpulan

Hedonisme di kalangan Generasi Z bukanlah fenomena yang harus dihakimi secara negatif, melainkan tantangan yang perlu dipahami dan diatasi secara komprehensif. Dengan pendekatan yang tepat, generasi ini dapat tetap menikmati kemajuan teknologi sambil mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial.

Kunci utama terletak pada kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam memberikan alternatif-alternatif kebahagiaan yang lebih bermakna dan berkelanjutan. Generasi Z memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan positif, asalkan mereka dibimbing dengan tepat untuk memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya datang dari kepuasan personal, tetapi juga dari kontribusi mereka kepada sesama dan lingkungan.

Dengan demikian, tantangan hedonisme dapat diubah menjadi peluang untuk mengembangkan generasi yang tidak hanya sukses secara individual, tetapi juga peduli dan bertanggung jawab terhadap masa depan bersama.

Tulisan ini hasil kolaborasi Adrian Lumban Gaol Mahasiswa Universitas Katolik Santo Thomas Dan Helena Sihotang, S.E., M.M. Dosen Fakultas ekonomi dan bisnis

Adrian
Adrian
seorang mahasiswa aktif di fakultas ekonomi prodi manajemen Universitas katolik santo thomas Medan
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.