Era digital seperti sekarang ini, Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa penting yang perlu dikuasai semua orang. Hal ini dikarenakan bahasa Inggris merupakan bahasa internasional atau bahasa dunia.
Tia Reisha dalam lamannya mengatakan bahwa 96% perusahaan – perusahaan di Indonesia mewajibkan karyawannya untuk mampu berbahasa Inggris dengan baik, entah untuk bertemu klien, pertemuan – pertemuan bisnis di luar negeri, dan alasan – alasan lain. Untuk itu, diperlukanlah kecakapan Bahasa Inggris yang baik.
Kemampuan – kemampuan yang harus dipelajari; Pertama, four basic skills yang terdiri dari; reading, listening, speaking, dan writing. Empat kemampuan dasar ini dibutuhkan untuk bisa menguasai Bahasa Inggris, tetapi kunci utama untuk mempelajari ini adalah grammar, yang merupakan komponen paling penting dalam penguasaan Bahasa Inggris.
Grammar menurut Plain English Campaign merupakan sistem dan struktur Bahasa Inggris. Aturan – aturan yang ada di sini akan membantu kita dalam berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan struktur yang baik sehingga terhindar dari kesalahan – kesalahan yang bisa saja terjadi.
Lalu, bagaimana dengan vocabulary atau perbendaharaan kata, bukankah ini penting juga? Perbendaharaan kata merupakan kemampuan tambahan yang berada di luar empat kemampuan dasar, tetapi sama pentingnya dengan lima kemampuan yang baru saja dibahas.
Untuk memperkaya perbendaharaan kata, sistem pembelajaran yang bisa kita lakukan sebenarnya tidak harus terjadi di kelas atau membaca buku – buku mata pelajaran, melalui film – film barat pun bisa.
Film Hollywood atau film barat, kenyataannya mempunyai banyak sekali manfaat yang tentunya bisa membantu dalam penguasaan perbendaharaan kata Bahasa Inggris, apalagi jika film yang kita tonton adalah film favorit, maka efektivitas akan bertambah drastis karena dari awalnya sudah menyukai film tersebut.
Film barat bisa menambah perbendaharaan kata sebab kita akan mengetahui kapan kata tertentu digunakan pada situasi yang tepat juga. Misalnya, kata ‘study’, kata ini mempunyai makna yang hampir sama dengan kata ‘learn’ padahal arti sesungguhnya berbeda; ‘study’ berkaitan dengan mempelajari sesuatu yang akademik dan ‘learn’ berarti aktivitas untuk mendapatkan kemampuan. Maka dari itu, film barat merupakan salah satu media yang bagus untuk memperkaya kosakata baru.
Namun demikian, di luar itu semua ada satu bahaya yang selalu mengintai dengan efek yang cukup mengkhawatirkan, terutama bagi anak – anak dan remaja, yaitu penggunaan kosakata yang konotasinya negatif (profanity).
Dalam film, aktor dan aktris dituntut untuk bisa membuat adegan yang sebenarnya hanya rekayasa menjadi terlihat seperti dalam dunia nyata. Nah, untuk memenuhi syarat ini, banyak film yang mengharuskan para pemerannya untuk menggunakan kata – kata tidak pantas didengar oleh audiens yang belum cukup umur.
Misalnya, serial kartun South Park. South Park mungkin sebuah kartun, tetapi kartun ini adalah kartun yang tidak pantas ditonton oleh anak – anak di bawah umur karena banyak adegan – adegan tidak pantas dan penggunaan kosakata negatif yang hampir ada disetiap episodenya.
Kosakata yang sering kita dengar di film – film biasanya bersifat rasial dan umpatan atau yang biasa disebut dengan swear words dalam bahasa asalnya. Kosakata yang sifatnya rasial biasanya digunakan untuk memanggil teman lama atau sekedar bercanda dengan orang yang mempunyai ras yang sama, seperti percakapan di antara orang kulit berwarna. Kemudian, kata yang bersifat umpatan biasanya dipakai untuk mengejek atau terkadang mengatakan sesuatu yang dikatakan dengan nada marah.
Individu, terutama anak – anak dan remaja yang sering terpapar oleh kosakata kasar dapat terkena dampaknya secara langsung. Dengan mudah mereka bisa meniru kata – kata tersebut dan menggunakannya kehidupan sehari–hari tanpa mempertimbangkan situasi di mana mereka berada. Ini semua akan memliki dampak sosial.
Dampak sosial yang maksud adalah anak dan remaja akan menggunakan kata tersebut untuk mengejek atau mengumpat yang kemudian di dengar oleh orang lain, yang berakhir pada mereka dimarahi seseorang, bahkan menimbulkan pemberian label bagi individu tersebut dari orang lain. Kemudian, jika menggunakan kata negatif yang sifatnya rasial, maka bisa saja akan menimbulkan konflik yang tidak hanya merugikan individu tersebut, tetapi juga orang lain.
Bagi orang tua, tentu hal ini akan sangat mengkhawatirkan dan memerlukan langkah pencegahan sebelum terlambat. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan metode penyaringan film mana yang pantas untuk ditonton anak kita dan mana yang tidak pantas. Sekarang hal ini dapat dilakukan dengan mudah, yakni dengan adanya movie rating. Sama seperti video game, film juga memerlukan rating yang jelas. Dalam lamannya, Motion Picture Association menjelaskan tiap rating:
- G: diperbolehkan untuk semua umur,
- PG: mungkin mengandung adegan yang tidak disukai orang tua,
- PG – 13: mungkin mengandung konten yang tidak pantas bagi remaja,
- R: mengandung konten dewasa, dan
- NC – 17: tidak diperbolehkan bagi anak – anak di bawah 17 tahun
Dengan adanya rating system seperti di atas pasti orang tua juga akan sangat terbantu saat mereka ingin mengajak buah hati mereka menonton film entah itu di bioskop, televisi ataupun DVD.
Metode lain yang dapat diterapkan orang tua jika mereka ingin lebih yakin adalah mereka menonton dahulu film yang akan mereka tonton bersama anak mereka. Dengan ini orang tua bisa mewaspadai lebih dahulu kiranya ada adegan yang sebenarnya tidak pantas. Selain itu, orang tua juga bisa ikut mengawai selama film berlangsung.
Intinya, film barat merupakan salah satu metode yang bisa dipertimbangkan untuk memperkaya kosakata Bahasa Inggris atau untuk mempelajari cara pemakaiannya, dan aksen yang digunakan. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah kita harus bersikap waspada dan selektif dalam memilih film barat yang tepat.