Sabtu, Mei 11, 2024

Fidel Castro dan Internasionalisme-Sosialis Kuba

M. Fatah Mustaqim
M. Fatah Mustaqim
Sehari-hari menulis dan bekerja mengurusi peternakan. Pernah belajar di FISIPOL UGM, juga pernah bergiat sebagai sukarelawan partikelir di WALHI Yogyakarta dan di komunitas kepenulisan Omah Aksara Yogyakarta.

Revolusi Kuba mampu bertahan lama dan tetap relevan karena salah satunya bertumpu pada kekuatan moral dan solidaritas kemanusiaan. Fidel Castro (1926-2016) pernah berujar bahwa Kuba tidak pernah menjatuhkan bom kepada negara lain (tentu ia menunjuk hidung Amerika) melainkan mengirim ribuan dokter dan tenaga medis ke berbagai penjuru dunia menjalankan misi kemanusiaan.

Fidel menggalang solidaritas internasional sebagai bentuk soft-politics melalui misi kemanusiaan internasional. Negara Kuba yang kecil menjadi begitu dihormati karena menginspirasi negara-negara di dunia dengan misi kemanusiaannya melalui penggalangan solidaritas medis dan dukungan terhadap revolusi sosialis dan perlawanan negara-negara dunia ketiga yang tertindas imperialisme.

Kuba mempelopori bantuan kemanusiaan terutama kepada negara-negara dunia ketiga. Mengirim puluhan ribu relawan medis ke penjuru dunia termasuk Indonesia saat gempa bumi melanda Bantul pada 2006. Fidel pernah mengungkapkan bahwa potensi manusia jauh lebih penting daripada modal finansial.

Oleh karena itu Fidel memperkuat Revolusi Kuba dengan membangun akses layanan kesehatan dan pendidikan seluas-luasnya. Kuba adalah salah satu negara dengan jumlah prosentase lulusan dokter terbanyak di dunia. WHO menyebut Kuba sebagai negara dengan proporsi pelayanan dokter terbaik perkapita di dunia.

Kuba juga merupakan salah satu negara dengan angka kematian ibu dan bayi yang sangat rendah. Kesehatan dan pendidikan menjadi prioritas utama Kuba sesuai dengan keyakinan Fidel untuk membangun kualitas manusia. Layanan kesehatan dan pendidikan gratis di Kuba tetap dilaksanakan meskipun negara itu seringkali mengalami kesulitan ekonomi akibat embargo Amerika.

Meskipun kehidupan ekonomi rakyat Kuba sangat sederhana (bahkan seringkali mendekati kekurangan) namun menurut CNN Travel, rakyat Kuba termasuk ke dalam kategori bahagia. Menurut CNN, Kuba menempati urutan ke-12 sebagai negara paling bahagia di dunia. Pada 2012 kantor berita itu merilis bahwa jalanan di kota-kota besar Kuba penuh dengan kehidupan. Disana mudah sekali menemukan orang menari, memainkan musik, dan menjual makanan enak dengan bebas di ruang-ruang publik.

Fidel Castro, Kontroversi dan Legasi

Pada masa awal revolusi Kuba, di tengah kecamuk perang dingin, tidaklah mungkin bagi pemimpin Kuba, Fidel Castro, mempertahankan eksistensi revolusi tanpa bersiasat secara politis.  Ia tidak punya pilihan selain bergabung pada salah satu negara kuat: Uni Soviet. Di tengah persoalan itu, Fidel bertindak menurut rasionalitas politiknya. Tentu ia banyak menerima cemoohan. Terlebih lagi ia terpaksa menyingkirkan sahabat karibnya sendiri, Che Guevara, dari pemerintahan atas perintah Moscow.

Sebagai simbol revolusi Kuba sekaligus politisi, Fidel dihadapkan pada persoalan pelik. Sebagai sekutu politik, Fidel mengizinkan Soviet menempatkan misil dan rudalnya di Kuba.  Tentu ini menjadi ancaman serius bagi Amerika mengingat jarak antara Kuba dan Amerika kurang dari 200 km.

Fidel telah menempatkan Kuba sebagai medan utama perang dingin antara dua negara raksasa. Bahkan nyaris memicu pecahnya perang nuklir yang mengancam perdamaian dunia. Kebijakan politik luar negeri Fidel itu dianggap kontradiktif dengan langkahnya mendukung gerakan NonBlok. Banyak yang mengatakan tindakan Fidel itu inkonsisten dan mengkhianati cita-cita Revolusi Kuba. Namun tindakan Fidel itu mudah dipahami mengingat ia adalah seorang politisi yang dipaksa mengambil siasat pragmatis demi mempertahankan eksistensi Revolusi Kuba itu sendiri. Mengingat saat itu usia Revolusi Kuba masih sangat muda.

Fidel pernah berujar Kecam, kutuk saya. Itu tidaklah penting karena sejarah akan membebaskan saya.” Pada akhirnya memang sejarah membuktikan bahwa Fidel adalah seorang revolusioner yang tetap konsisten hingga akhir hidupnya. Terlepas dari berbagai kekurangan dan kelebihannya sebagai seorang politisi yang telah mengambil keputusan di masa-masa sulit.

Namun Fidel diakui oleh kawan maupun lawannya sebagai pemimpin yang penuh perhitungan. Legasi yang telah ia tinggalkan sangatlah besar artinya untuk perdamaian dunia.  Ia telah menginspirasi revolusi sosialis ke penjuru dunia.

Kuba telah menginspirasi Revolusi Sandinista di Nikaragua, mendukung penuh revolusi kaum sosialis di bawah Salvador Allende di Chile, mendukung perjuangan rakyat Vietnam melawan agresi Amerika, mengirim bantuan untuk membantu perjuangan Nelson Mandela di Afrika Selatan serta mendukung penuh perjuangan rakyat Palestina melawan aneksasi Israel.

Fidel juga telah mengirim bantuan kemanusiaan tanpa sorot kamera, tanpa memandang identitas agama dan budaya. Hidupnya telah menyejarah, menyatu dalam sejarah rakyat, negara dan bangsanya.

Di akhir hidupnya, Fidel tidak menginginkan pengkultusan dirinya. Fidel bahkan tidak pernah menyebut dirinya sebagai presiden atau pemimpin revolusi meskipun dirinya selama puluhan tahun telah memimpin rakyat Kuba. Baginya yang berkuasa atas revolusi adalah rakyat Kuba. Rasanya memang tidak berlebihan ketika media barat yang selalu menuduhnya seorang diktator kejam itu mengakui bahwa Kuba adalah Fidel dan Fidel adalah Kuba.

M. Fatah Mustaqim
M. Fatah Mustaqim
Sehari-hari menulis dan bekerja mengurusi peternakan. Pernah belajar di FISIPOL UGM, juga pernah bergiat sebagai sukarelawan partikelir di WALHI Yogyakarta dan di komunitas kepenulisan Omah Aksara Yogyakarta.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.