Rabu, April 30, 2025

Fenomena Liburan Setelah Lebaran di Indonesia

Ahmad Fahmi
Ahmad Fahmi
Mahasiswa Aktif - S1 Hukum, UIN Jakarta
- Advertisement -

Lebaran di Indonesia selalu menjadi momen yang dinanti-nanti. Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, masyarakat merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita. Ritual mudik menjadi bagian tak terpisahkan, di mana jutaan orang berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan keluarga.

Tapi yang menarik, begitu momen Lebaran usai, banyak orang justru memilih untuk berlibur. Fenomena ini sudah seperti tradisi tahunan yang terus berulang. Pertanyaannya, kenapa sih orang Indonesia hobi liburan setelah Lebaran? Apakah hanya sekadar mengikuti tren, atau memang ada sesuatu yang lebih dalam di balik kebiasaan ini?

Liburan sebagai Pelepasan Stres Setelah Mudik

Mudik, meskipun penuh kebahagiaan, tidak bisa dipungkiri juga melelahkan. Macet berjam-jam di jalan, antrean panjang di stasiun atau bandara, hingga energi yang terkuras saat berkunjung ke rumah sanak saudara bisa menjadi faktor stres tersendiri. Maka, tidak heran kalau setelah mudik, banyak orang merasa butuh ‘healing’. Liburan setelah Lebaran jadi semacam cara untuk menyeimbangkan kembali energi yang terkuras selama perjalanan dan pertemuan keluarga.

Banyak keluarga yang memang sengaja menjadwalkan liburan setelah Lebaran, bukan sebelumnya. Alasannya sederhana, waktu setelah Lebaran dianggap lebih fleksibel. Selama bulan puasa, banyak orang merasa lebih lelah atau enggan bepergian jauh. Lagipula, mendekati Lebaran, semua fokus pada persiapan mudik dan perayaan Idul Fitri. Begitu semua itu selesai, rasanya ada rasa lega dan keinginan untuk menikmati momen bebas sebelum kembali ke rutinitas sehari-hari.

Mumpung Masih Libur, Kenapa Enggak?

Salah satu alasan paling logis kenapa liburan setelah Lebaran begitu populer adalah faktor waktu. Banyak orang yang masih memiliki cuti atau libur kerja setelah Lebaran. Daripada menghabiskan waktu di rumah saja, pilihan untuk berwisata menjadi lebih menarik. Ini berlaku untuk pegawai kantoran yang memang mendapatkan cuti tambahan, maupun anak sekolah yang masih dalam masa liburan.

Menariknya, fenomena ini tidak hanya terjadi di kalangan pekerja atau pegawai. Banyak juga pedagang yang memilih menutup toko lebih lama setelah Lebaran untuk menikmati waktu bersama keluarga. Ini terjadi karena di bulan Ramadan, mereka biasanya bekerja lebih keras, terutama yang bergerak di bidang kuliner, fashion, atau sektor lain yang ramai menjelang Lebaran. Setelah kesibukan tersebut, mereka merasa berhak untuk mengambil waktu santai sejenak sebelum kembali ke rutinitas bisnis.

Wisata Keluarga yang Jadi Prioritas

Kalau diperhatikan, liburan setelah Lebaran di Indonesia lebih banyak bertema wisata keluarga. Waktu Lebaran sendiri identik dengan kebersamaan, jadi tak heran kalau setelahnya, konsep liburan yang dipilih pun lebih ke arah family trip. Destinasi favorit biasanya tempat-tempat yang bisa dinikmati semua anggota keluarga, seperti pantai, taman hiburan, atau wisata alam.

Di Jawa, misalnya, daerah seperti Puncak, Bandung, atau Yogyakarta selalu dipadati wisatawan pasca-Lebaran. Di luar Pulau Jawa, tempat seperti Bali, Lombok, hingga Labuan Bajo juga mengalami lonjakan wisatawan domestik. Bahkan, tidak sedikit yang memilih staycation di hotel atau resort, menikmati fasilitas tanpa harus bepergian jauh.

Efek Ekonomi dari Fenomena Liburan Setelah Lebaran

Dari sisi ekonomi, fenomena ini sebenarnya memberikan dampak besar, terutama bagi industri pariwisata. Hotel, restoran, tempat wisata, hingga transportasi kembali mengalami peningkatan omzet setelah sempat melambat di awal Ramadan. Ini menjadi berkah tersendiri bagi para pelaku usaha di sektor tersebut. Bahkan, banyak bisnis yang memang sengaja menargetkan periode ini dengan berbagai promo menarik, karena mereka tahu bahwa masyarakat sedang berada dalam fase ‘mood liburan’ setelah Lebaran.

Namun, tentu saja ada dampak negatifnya juga. Salah satunya adalah lonjakan harga. Tiket pesawat, harga hotel, hingga tiket masuk tempat wisata sering kali mengalami kenaikan drastis di momen ini. Jadi, bagi mereka yang tidak melakukan perencanaan sejak jauh hari, bisa jadi malah merasa liburan setelah Lebaran kurang worth it karena harus membayar lebih mahal dibanding hari biasa.

- Advertisement -

Tradisi yang Terus Berulang

Menariknya, fenomena liburan setelah Lebaran ini tidak hanya terjadi di kalangan tertentu saja, tetapi sudah menjadi pola yang cukup melekat dalam budaya masyarakat Indonesia. Bahkan, banyak perusahaan yang mulai memahami kebiasaan ini dan lebih fleksibel dalam memberikan cuti tambahan kepada karyawan.

Di sisi lain, ada juga yang memilih liburan setelah Lebaran sebagai bentuk ‘hadiah’ untuk diri sendiri dan keluarga. Setelah bekerja keras dan menjalani puasa selama sebulan, liburan menjadi semacam self-reward yang memberikan kepuasan tersendiri. Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, dengan semakin mudahnya akses informasi dan promosi wisata lewat media sosial, semakin banyak orang yang tergoda untuk ikut dalam tren ini.

Budaya Liburan yang Terus Berkembang

Budaya liburan setelah Lebaran di Indonesia lebih dari sekadar tren musiman. Ini adalah kombinasi dari berbagai faktor, mulai dari kebutuhan relaksasi, memanfaatkan waktu libur, hingga faktor ekonomi dan sosial. Terlepas dari apakah seseorang memilih liburan ke destinasi jauh atau sekadar staycation di kota sendiri, satu hal yang pasti: momen setelah Lebaran selalu menjadi waktu yang spesial untuk bersantai sebelum kembali ke kenyataan. Dan sepertinya, kebiasaan ini akan terus bertahan dan berkembang seiring waktu.

Namun, ada satu hal yang tidak boleh dilupakan saat menikmati liburan, yaitu menjaga lingkungan. Keindahan alam dan kebersihan tempat wisata adalah tanggung jawab bersama. Jangan sampai momen liburan yang menyenangkan justru merusak alam akibat sampah yang berserakan atau perilaku yang tidak bertanggung jawab. Mari kita biasakan untuk selalu membawa kembali sampah kita, menggunakan barang-barang ramah lingkungan, dan menghormati alam di mana pun kita berwisata. Dengan begitu, kita bisa terus menikmati keindahan tempat-tempat wisata di Indonesia tanpa merusaknya untuk generasi mendatang.

Ahmad Fahmi
Ahmad Fahmi
Mahasiswa Aktif - S1 Hukum, UIN Jakarta
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.