Jumat, Oktober 4, 2024

Eco Warriors Indonesia, Bergerak Mencegah Terjadinya Banjir

Rifaldy Simanungkalit
Rifaldy Simanungkalit
Students majoring in Geography Education at University of Lampung.

Isu-isu terkait fenomena hidrologi saling berkaitan dengan kehidupan manusia disekitarnya. Fenomena hidrologi merupakan peristiwa yang melibatkan interaksi antara air, siklus hidrologi, serta aktivitas manusia yang terjadi di lingkungan manusia.

Di Indonesia sendiri, mencuatnya isu-isu terkait fenomena hidrologi yang terjadi saat ini membawa cerita baru dalam seluruh elemen masyarakat terhadap pemeliharaan lingkungan hidup. Kunci keberhasilan pemeliharaan lingkungan hidup adalah sinergi, kesadaran, dan komitmen seluruh elemen masyarakat dalam pelaksanaan program atau gerakan pemeliharaan lingkungan hidup. Dalam perkembangannya atrikel ini akan membahas salah satu gerakan sosial sebagai main character dalam pencapaian pemeliharaan lingkungan hidup. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya Eco Warriors Indonesia.

Eco Warriors Indonesia merupakan gerakan sosial yang ditujukan untuk perencanaan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan restorasi dan peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui komunitas publik yang tersebar di seluruh penjuru wilayah Indonesia. Tidak hanya memelihara kualitas lingkungan hidup, Eco Warriors Indonesia hadir dalam mencegah terjadinya fenomena hidrologi, serta sebagai salah satu media dalam menciptakan kesadaran lingkungan bagi masyarakat di seluruh penjuru wilayah Indonesia. Perluasan fenomena hidrologi menarik perhatian Eco Warriors Indonesia dalam mencegah terjadinya banjir sebagai salah satu fenomena hidrologi yang sering terjadi di kehidupan masyarakat Indonesia.

Banjir merupakan fenomena hidrologi yang sering terjadi pada musim hujan, banjir dapat menyebabkan kehilangan harta benda maupun korban jiwa. Banjir merupakan bahaya alam yang dapat menjadi bencana bagi manusia dan menyebabkan kerusakan fasilitas umum dan kerugian material. Menurut Robi (2016) bencana banjir merupakan bencana kerap terjadi di berbagai wilayah Indonesia.  Perubahan suhu global menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir. Menurut Trenberth (2011) perubahan suhu global menyebabkan perubahan peningkatan konveksi dan uap air di atmosfer. Kondisi ini menjadi pemicu siklus hidrologi dan mencirikan karakteristik pembentuk hujan ekstrem yang berkaitan dalam menghasilkan bahaya alam banjir.

Berangkat dari uraian fenomena banjir di atas, menarik perhatian Eco Warriors Indonesia bergerak dalam mencegah terjadinya banjir sebagai salah satu penyebab rusaknya lingkungan hidup di Indonesia. Seruan Eco Warriors Indonesia berkontribusi mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia yang masih gagap kesadaran dalam mencegah terjadinya banjir. Seruan Eco Warriors Indonesia juga berkontribusi dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap pemeliharaan, di mana persepsi ini dapat menggerakkan masyarakat Indonesia untuk menjaga pelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan hidup.

Eco Warriors Indonesia hadir, berkembang, dan tersebar sebagai salah satu bentuk kerja nyata komunitas publik untuk mewujudkan kesadaran lingkungan hidup bagi seluruh penjuru masyararakat Indonesia. Hal ini diperkuat dengan adanya upaya-upaya Eco Warriors Indonesia dalam mencegah terjadinya banjir, diantaranya:

1. Go Green (Penghijauan)

Gerakan Go Green atau penghijauan merupakan suatu gerakan sosial yang bertujuan untuk menjaga, mengelola lingkungan alam sekitar demi mencegah terjadinya perubahan suhu global yang berpotensi merusak lingkungan. Perubahan suhu global menjadi salah satu alasan Eco Warriors Indonesia bergerak memperbaiki, meminimalisir, serta mengawasi terjadinya kerusakan lingkungan hidup yang biasa terjadi di lingkungan perkotaan yang padat penduduk. Tidak hanya sekedar menanam pohon, terdapat juga bentuk pemahaman yang dapat membekali warga untuk lebih peduli terhadap alam dalam mewujudkan lingkungan hidup.

Adapun bentuk kegiatannya, Eco Warriors Indonesia dalam menyelenggarakan Gerakan Go Green membuka sosialisasi ataupun Workshop selama kurang lebih satu bulan sekali, dengan agenda kegiatan seperti: menanam pohon, merawat pohon, pembuatan pupus kompos, penanaman sayuran hijau, daur ulang sampah organik maupun anorganik menjadi kerajinan tangan, melakukan bazar hasil kerajinan tangan yang telah dibuat, dan pembuatan lubang resapan biopori. Dari Gerakan Go Green ini, dapat terlihat bentuk partisipasi, antusias masyarakat yang sangat baik dalam memelihara lingkungan hidup.

2. Lubang Resapan Biopori 

Salah satu bentuk kegiatan dalam mencegah terjadinya banjir adalah pembuatan lubang resapan biopori. Kegiatan ini merupakan pengabdian Eco Warriors Indonesia dalam meminimalisir, memecahkan masalah ketersedian air dan sampah organik.

Lubang Resapan Biopori merupakan lubang – lubang resapan air yang dibuat di dalam tanah meskipun berada di lahan yang sempit. Dengan diameter 10 cm dan kedalaman 80 cm – 100 cm tersebut dapat diisi dengan sampah organik berupa daun kering ataupun sampah rumah tangga (sampah dapur).

Menurut Santoso et al (2019) lubang resapan biopori berfungsi ganda sebagai media untuk meresapkan air dan sebagai tempat pengomposan sampah organik. Ketika digunakan sebagai media resapan air, biopori membantu mengurangi genangan air dan secara serentak meningkatkan ketersediaan air tanah. Selain itu, penggunaan biopori sebagai tempat pengomposan sampah organik dapat mengurangi sumber pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas tanah melalui pengomposan organik yang dihasilkan.

Untuk membuat biopori, pertama-tama dibuat lubang di tanah kemudian dipasangkan pipa paralon berdiameter 10 cm. Lubang resapan air yang terbentuk juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat pengomposan sampah organik. Kehadiran sampah organik di dalam biopori juga memicu kehadiran organisme tanah seperti cacing, semut, dan rayap yang berkontribusi pada terbentuknya lubang resapan biopori sebagai jalan bagi air dan udara dalam tanah.

Menurut Widyastuti (2019) Kecepatan pengomposan dalam lubang resapan biopori dapat dipengaruhi oleh jenis sampah yang dimasukkan. Hal ini dapat dilihat dari kecepatan penurunan ketinggian sampah dalam lubang resapan biopori. Semakin cepat penurunan ketinggian sampah, maka lubang resapan tersebut dapat digunakan setiap hari. Oleh karena itu, jenis sampah yang dimasukkan perlu dipertimbangkan untuk mempercepat proses pengomposan di dalam lubang resapan biopori.

Selain contoh di atas, adapun upaya-upya lain yang dilakukan Eco Warriors Indonesia dalam mencegah terjadinya banjir, diantaranya:

  • Aksi membuang sampah pada tempatnya.
  • Kampanye tentang pemilahan sampah secara luas kepada masyarakat melalui media elektronik dan cetak.
  • Pemilahan dan pengelolaan sampah.

Berangkat dari penjelasan menyeluruh di atas, dapat disimpulkan memahami hubungan antara siklus hidrologi dan perubahan lingkungan penting dalam mencegah fenomena hidrologi yang lebih baik. Tidak hanya itu, dari penjelasan menyeluruh di atas, dapat disimpulkan keterlibatan warga negara, seperti contoh nyata komunitas publik “Eco Warriors Indonesia” berawal dibentuk dari kesadaran warga negara Indonesia di berbagi penjuru, serta didukung oleh partisipasi langsung dari seluruh penjuru warga negara itu sendiri.

Rifaldy Simanungkalit
Rifaldy Simanungkalit
Students majoring in Geography Education at University of Lampung.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.