Senin, Desember 9, 2024

Dulu Malu Bersepada, Sekarang Bangga

Rohmatulloh
Rohmatulloh
Dosen Universitas Islam An Nur Lampung
- Advertisement -

Waktu masih kecil, ada perasaan minder ketika orangtua penulis hanya memiliki alat transportasi sepeda. Ke mana saja untuk berkatifitas selalu bersepeda termasuk untuk urusan kerja pulang pergi ke kantor di Dinas Pendidikan Kecamatan. Sekarang, ternyata menjadi sebuah kebangaan karena adanya kesadaran betapa banyak manfaatnya bersepeda.

Tetapi, dahulu yang ada di pikiran pada saat itu karena membandingkan dengan orang lain yang memiliki profesi sama sebagai PNS banyak yang sudah memiliki dan menggunakan kendaraan bermotor. Dalam kaca mata pada saat itu, menggunakan kendaraan berbahan bakar bensin lebih terlihat gagah dan terpandang statusnya secara sosial.

Andai saja pada saat itu, ;penulis sudah mampu berpikir dan melihat persoalan dari berbagai aspek lainnya secara holistik atau menyeluruh ternyata bersepeda itu banyak memberikan manfaatnya secara individu dan sosial. Pada akhirnya akan menjadi sebuah kebanggaan dapat memiliki dan mengggunakan sepeda untuk berbagai aktifitas seperti ke masjid, ke warung, dan bersilaturahmi ke rumah teman yang berjarak dekat.

Pertama, secara fisik dapat dilihat kondisi orangtua penulis yang dari dahulunya sudah rutin menggunakan sepeda dan pasca pensiunnya walaupun sudah lama sekali terlihat masih sehat dan kuat fisiknya. Dilihat dari aspek pengeluaran biaya transportasi juga lebih hemat dibandingkan kendaraan bermotor. Artinya, uang tersebut bisa ditabung dan dialokasikan untuk membiayai kebutuhan keluarga dan sekolah anak-anaknya yang terbilang sebagai keluarga besar.

Kedua, yang terpenting juga dari itu semua, bersepeda ternyata memberikan dampak positif terhadap kelestarian lingkungan hidup. Sepeda tidak mengeluarkan polusi udara seperti kendaraan berbahan bakar bensin yang sekarang ini menjadi permasalahn di berbagai kota besar di Indonesia maupun di berbagai negara.

Walaupun telah ada upaya mengganti konsumsi bahan bakar fosil dengan yang ramah lingkungan seperti kendaraan listrik. Tentu saja kita diuntungkan juga dengan adanya musibah pandemi Covid-19, di mana pada saat awal pandemi memberikan dampak terhadap mutu udara seperti di kota besar Jakarta semakin baik karena adanya pembatasan sosial dan kegiatan masyarakat di luar rumah sehingga kendaraan bermotor tidak banyak melintas di jalan raya.

Ketiga, bersepeda dapat menjadi media pendidikan bagi anak dengan memberikan contoh langsung. Saat mengajak anak bersepeda untuk berkatifitas ke masjid, warung, sekolah, dan olahraga berkeliling sekitar rumah tinggal, nilai karakter yang dapat disampaikan langsung dengan tindakan berupa nilai-nilai hidup sehat dan kepedulian menjaga lingkungan hidup.

Keempat, kini bersepeda sudah menjadi tren bukan saja bagi orangtua, tetapi juga anak-anak muda. Nah, di masa pandemi ini banyak sekali masyarakat yang menyalurkan hobinya bersepeda untuk menjaga imun tubuhnya dan dampaknya sepeda menjadi barang yang banyak d

ibeli masyarakat sehingga produsen mengalami lonjakan pertumbuhan penjualannya. Lihat saja sekarang di komplek perumahan warga, banyak masyarakat yang memiliki sepeda baru lebih dari satu sejak masa pandemi. Selaras dengan itu, bermunculan juga klub-klub sepeda dadakan walaupun aktifitasnya hanya menyusuri jalan-jalan sekitar komplek perumahan. Jika ingin keluar yang agak jauh, pemerintah juga sudah menyediakan jalur sepeda khususnya di beberapa ruas jalan kota besar.

Kelima, jika tidak memiliki sepeda maka tidak perlu khawatir untuk dapat menikmati sensasi bersepeda menyusuri kota-kota besar. Di beberapa kota besar, ada fasilitas bikesharing atau sewa sepeda dengan tarif yang terjangkau. Bandung misalnya, ada fasilitas Boseh (Bike on Street Everybody Happy) sebagai moda transportasi sepeda untuk jarak pendek yang tersedia di beberapa stasiun atau titik tertentu dengan biaya yang terjangkau atau murah per jamnya.

- Advertisement -

Beberapa kota besar ada juga moda bikesharing, seperti di Jakarta dengan sebutan Gowes, Yogyakarta dikenal dengan JogjaBike. Di luar negeri seperti Kuala Lumpur ada moda bikeharing yang disebut Obike seperti yang dapat ditemukan stasiunnya di dekat Menara Petronas. Sedangkan di Jepang walaupun penulis belum menemukan adanya bikeshring, tetapi jika melihat aktifitas warganya banyak sekali menggunakan sepeda di jalan-jalan kota besar seperti Kota Toshima, Tokyo.

Inilah alasan kenapa kita harus berbangga bersepeda untuk berbagai aktifitas di sekitar lingkungan tempat tinggal kita. Mari kita bersepeda untuk menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup. Wallahua’lam.

Rohmatulloh
Rohmatulloh
Dosen Universitas Islam An Nur Lampung
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.