Jumat, Maret 29, 2024

Diplomasi Sepakbola Israel dan Uni Emirat Arab

Mohammad Aqshal Fazrullah
Mohammad Aqshal Fazrullah
Mahasiswa Hubungan Internasional.

Pada September 2020, Uni Emirat Arab dan Israel melakukan normalisasi hubungan di antara keduanya. Meskipun terdapat banyak intrik politik yang mengikutinya, normalisasi hubungan ini dipercaya akan menjadi salah satu gerbang pembuka kerjasama antar kedua negara. Hal ini dibuktikan dengan kerjasama antara Federasi Sepakbola Israel (IFA) dan Federasi Sepakbola Uni Emirat Arab (UAEFA) dengan penandatanganan MoU antara kedua presiden federasi sepakbola kedua negara, dan juga Gianni Infantino, Presiden FIFA.

Kerjasama ini tentu tidak hanya melibatkan federasi dalam arti sebagai sebuah lembaga, tetapi juga melibatkan seluruh komponen yang terkait dalam industri sepakbola di antara kedua negara. Hal ini dikarenakan MoU ini menjadi batu loncatan baik bagi pemain, pelatih, hingga bahkan investor dari kedua negara untuk kemudian saling berkolaborasi dan kerjasama.

Semenjak MoU ini dipublikasi, muncul kabar bahwa investor dari UEA tertarik untuk menyuntikkan dananya di sebuah klub Israel, Hapoel Tel Aviv. Hapoel Tel Aviv sendiri memang terkenal karena salah satu klub yang memiliki sejarah panjang dalam hubungan antara Israel dengan dunia Arab, dibuktikan dengan banyaknya pemain dalam lapangan baik di luar lapangan Hapoel Tel Aviv yang merupakan bangsa Arab.

Diplomasi Sepakbola

Meskipun Hapoel Tel Aviv dikenal sebagai klub yang menggunakan jasa pemain Arab, berbanding terbalik dengan Beitar Jerusalem. Klub yang bermarkas di Yerusalem ini sudah memiliki reputasi di dunia sepakbola sebagai salah satu klub sayap kanan paling ekstrim, dan merupakan satu-satunya klub Israel yang tidak pernah mengontrak pemain muslim Arab. Ditambah lagi dengan basis pendukungnya, bernama La Familia, yang seringkali memasang banner bertuliskan “forever pure from Arabs”, mencerminkan atmosfer industri sepakbola Israel yang kurang kondusif bagi pemain-pemain Arab yang merumput di Israel.

MoU ini memberi angin segar bagi industri sepakbola di Israel, dan hal ini dibuktikan langsung dengan pernyataan akun media sosial Beitar Jerusalem yang mengatakan bahwa terdapat investor dari Abu Dhabi yang sedang melakukan negosiasi dengan Beitar Jerusalem. Dikabarkan juga bahwa pemilik klub Beitar Jerusalem terbang ke Abu Dhabi dalam negosiasi ini. Hal ini mengundang kritik keras dari La Familia.

Mereka mengingatkan bahwa Beitar merupakan satu-satunya klub di dunia yang menggunakan Menorah sebagai simbolnya. Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa bagi mereka, uang tidak memainkan peran dalam sepakbola, tapi prinsip memiliki peran yang besar.

Selain itu, MoU antara IFA dan UAEFA juga membuka pintu bagi pemain ataupun pelaku di industri sepakbola antara kedua negara terbuka semakin lebar. Terdapat beberapa pemain Israel juga yang dikabarkan telah diminati oleh klub-klub UEA.

Meskipun pemerintahan antara kedua negara terlihat sudah cukup akrab satu sama lain, namun di level masyarakat hal ini masih terjadi penolakan. Proses negosiasi investor UEA dan pemilik Beitar Jerusalem dapat digambarkan sebagai proses normalisasi antara kedua negara di level individu dan pelaku bisnis. Sementara itu, dengan masuknya pemain-pemain antar kedua negara merupakan salah satu proses normalisasi di level masyarakat.

Hal-hal ini diharapkan membantu hubungan di antara kedua negara, yang kemudian tidak hanya bekerja sama di bidang sepakbola atau olahraga, tentunya kerjasama ini juga dilakukan di bidang-bidang lainnya. Sepakbola digunakan sebagai salah satu alat diplomasi antara kedua negara agar memiliki hubungan yang harmonis di kawasan Timur Tengah

Sepakbola Israel dan Uni Emirat Arab

Selain menguntungkan bagi keharmonisan hubungan diplomatik antara Israel dan Uni Emirat Arab, MoU antar IFA dan UAEFA ini juga tentunya merupakan hal yang perlu dimanfaatkan khususnya bagi pemain-pemain di kedua negara ini. Berbeda dengan UEA, Israel tergabung dalam UEFA, konfederasi sepakbola Eropa. Eropa merupakan tujuan utama para pesepakbola dunia untuk mencapai titik karir tertinggi. Sebagai gerbang pembuka, Israel dapat menjadi batu loncatan bagi pemain-pemain Arab, khususnya pemain UEA untuk kemudian mencuri perhatian dari klub-klub Eropa.

Sementara itu, UEA yang dikenal sebagai salah satu negara yang gemar berinvestasi di sepakbola, seperti Manchester City dan klub besar lainnya, bisa menjadi salah satu sumber pendanaan bagi klub-klub di Israel. Investasi ini kemudian juga menguntungkan kedua pihak, baik bagi klub yang mendapatkan pendanaan dan juga pemain asal UEA yang kemudian bisa mendapatkan kesempatan bermain di klub Israel.

Sepakbola sebagai sebuah olahraga telah terindustrialisasi dalam beberapa dekade kebelakang. Sepakbola menjadi salah satu asupan sehari-hari masyarakat di berbagai dunia. MoU antara IFA dan UAEFA ini juga menjadi salah satu bukti bahwa khususnya sepakbola, memiliki peran dalam meningkatkan hubungan diplomatik antar negara.

Mohammad Aqshal Fazrullah
Mohammad Aqshal Fazrullah
Mahasiswa Hubungan Internasional.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.