Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan sosial, komunikasi, dan perilaku anak. Menurut AAP (American Academy of Pediatrist) menyarankan untuk melakukan pengecekan sindrom ASD pada anak usia 18-24 bulan. Hal ini dilakukan sebagai identifikasi awal adanya gangguan perkembangan khususnya pada aspek sosial dan bahasa.
Gejala awal yang mudah diamati adalah speech delay dan lemahnya respon komunikasi seperti kurangnya kontak mata. Selain itu, munculnya perilaku bubbling dan repetisi bahasa merupakan gejala lainnya. Jika, anak anda menunjukkan beberapa gejala diatas, silahkan langsung berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti dokter perkembangan anak dan psikolog.
Stereotipe yang ada di masyarakat beragam terhadap anak Autis dan banyak diantaranya merupakan mitos atau sesat pikir. Berikut beberapa mitos tentang ASD:
1. Autis adalah kondisi pada masa anak-anak dan hilang pada masa dewasa
2. Autis disebabkan oleh vaksin
3. ASD adalah penyakit
4. ASD bisa disembuhkan dengan pengobatan
5. ASD disebabkan karena pola asuh yang keliru
6. Penyandang ASD sulit belajar
7. Penyandang ASD tidak mampu merasakan emosi
8. Mereka tidak bisa bicara
9. Mereka agresif dan menyeramkan
10. Mereka memiliki intelegensi rendah
Mitos-mitos diatas bisa saya nyatakan tidak benar karena saya pribadi sudah berpengalaman interaksi dengan murid ASD dalam proses terapi. Lalu apakah mereka berbeda? Sama dengan manusia pada umumnya, mereka memiliki kekurangan dan kelebihan. Secara umum, anak dengan ASD sama saja dengan anak tipikal. Keinginan dan rasa ingin tahu untuk memahami cara mereka berpikir adalah kunci untuk membangun bonding.
Cara mereka mengartikan dan memahami dunianya berbeda dengan tipikal. Penyandang ASD umumnya adalah visual learner dimana gambar atau bentuk visualisasi memudahkan mereka untuk mengingat dan memahami informasi. Kegiatan belajar yang disarankan adalah hand on activities karena memungkinkan mereka mengalami langsung kegiatan nyata dan sensori mereka bekerja. Semakin banyak kegiatan sensori membantu meredakan kecemasan dan meningkatkan kenyamanan pada tubuh mereka sendiri.
Saya menyebut penyandang ASD sebagai manusia spesial karena membutuhkan treatment khusus untuk menangani mereka baik secara fisik maupun mental. Keunikan mereka sangat banyak diantaranya:
1. Saraf-saraf otak membentuk semacam mindmap sehingga penyandang ASD secara tidak sadar mengembangkan kegiatan rutinnya. Mereka mudah merasakan kecemasan tinggi saat sesuatu terjadi mendadak.
2. Mereka memiliki high sense of order. Mereka menyadari jika ada barang yang hilang atau tidak ada pada tempatnya.
3. Mampu nyaman dengan personal boundariesnya. Perilaku agresif seperti tantrum hanya akan muncul ketika area pribadinya terganggu.
4. Mereka memiliki solusi sendiri untuk menyelesaikan permasalahnnya. Penting bagi orangtua dan orang dewasa lain memberikan waktu kepada mereka untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
5. Penyandang ASD menunjukkan bakat yang menonjol. Murid saya seorang remaja laki-laki yang menonjol dalam bakat numerik. Orangtua dan orang dewasa lain perlu peka terhadap aktivitas yang dilakukan oleh anak melalui pemberian stimulasi yang tepat.
“Didiagnosis dengan autisme dan keterlambatan perkembangan umum di saat kecil, Jason Arday tidak bisa berbicara sampai usianya 11 tahun dan tak bisa menulis serta membaca hingga 18 tahun. Kini di usia 37 tahun, dia akan menjadi pemuda kulit hitam termuda yang diberi gelar profesor di Universitas Cambridge.”
Foto diatas ini adalah contoh satu dari sekian banyak penyandang ASD yang sukses dalam hidupnya bahkan melampaui manusia normal lainnya. Tokoh-tokoh hebat seperti Albert Einstein, Isaac Newton, Amadeus Mozart, Nikola Tesla, dan Elon Musk juga mengakui dirinya mengalami diagnosa Autism dan mampu menciptakan perubahan di dunia.
Akhir kata, Autism adalah kondisi neurologis seseorang yang harus diterima dan didukung karena mereka mampu untuk hidup mandiri berdampingan dengan tipikal pada umumnya. Sanjungan dan rasa hormat sebesar-besarnya terhadap orangtua dengan anak ASD yang berjuang memberikan stimulasi yang tepat demi menunjang perkembangan mereka menjadi mandiri dan bertanggung jawab atas kebutuhan sendiri di masa depan.
Terima kasih kepada para terapis, guru, dan tenaga profesional lainnya yang sudah berjuang menciptakan lingkungan yang sehat dan positif bagi perkembangan anak ASD. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa memberkati dan menyertai niat baik kita semua.