Senin, Desember 2, 2024

Bolehkah Kita Melakukan Self-Diagnose?

Nanda Alya
Nanda Alya
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta
- Advertisement -

Kesehatan mentalmu adalah prioritas. Menghabiskan waktu dengan orang yang baik untuk kesehatan mentalmu. Kesehatan bukan hanya tentang apa yang Anda makan. Tetapi juga tentang apa yang Anda pikirkan dan rasakan.

Akhir-akhir ini, situasi pandemi COVID-19 telah mengubah model interaksi dan aktivitas masyarakat di Indonesia.Pandemi juga menimbulkan berbagai masalah di bidang sosial, pendidikan, keuangan, dan kesehatan.

Pandemi tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Salah satu pengaruhnya terhadap Kesehatan mental adalah banyak anak muda yang melakukan self-diagnosis. Sebelum itu, apasih self-diagnose? Boleh kah kita melakukan self-diagnose, dan apa dampak dari self-diagnose?

Apa itu Self-Diagnose?

Menurut White dan Horvitz (2009) self-diagnose adalah upaya menyimpulkan bahwa seorang individu sedang mengidap suatu penyakit berdasarkan informasi yang diketahui. Karena berbagai alasan, seorang individu akhirnya mendiagnosisdiri sendiri.

Self-diagnosis seringkali didasarkan pada gejala yang dialami karena penasaran, yang kemudiandibandingkan dengan referensi yang ada. Selain itu, ada juga orang yang melakukan diagnosas endiri karena takut setelahberkonsultasi dengan dokter akan salah diagnosa. (Akbar, 2019).

Bolehkah Kita Melakukan Self-Diagnose?

Menurut Psikolog Persada (2021), self-diagnose untuk kesehatan mental dapat menyebabkan kecemasan berlebihan padaorang. Individu dengan gangguan kecemasan dapat berperilaku tidak normal, seperti panik tanpa alasan, memilikiketakutan yang tidak dapat dibenarkan terhadap objek atau kondisi kehidupan, dan melakukan tindakan berulang tanpadapat mengendalikannya. Hal ini menunjukkan bahwa diagnosis diri dapat menjadi salah satu penyebab gangguan jiwa.Jadi kita tidak boleh melakukan self-diagnose, karena sangat berbahaya bagi mental seseorang.

Apa Dampak dari Self-Diagnose?

Psikolog Arjadi (2019) menyampaikan bahwa ketika seseorang terburu-buru mengambil keputusan dan tidakmengkomunikasikan hasil diagnosis diri kepada ahlinya, diagnosis diri cenderung berdampak negatif. Saat ini banyaksekali informasi kesehatan palsu yang beredar di internet.

Kesalahan diagnosis diri yang dibuat oleh individu hanyaberdasarkan informasi yang ditemukan di Internet dapat memiliki konsekuensi yang lebih buruk ketika individumelanjutkan pengobatan yang tidak tepat. Jadi dapat disimpulkan bahwa dampak dari self-diagnose adalah membuat Kesehatan mental kita menjadi lebih buruk dari yang sebelumnya.

Memang informasi di internet, buku, sosial media dan yang lainnya sangat bermanfaat bagi kita. Tetapi, bukan berarti kita dapat melakukan tindakan self-diagnose, karena perlu seseorang yang ahli untuk melakukan hal tersebut.

Jika kalian mulai merasakan hal yang aneh dan tidak nyaman terhadap mental kalian, jangan sekali-kali melakukan self-diagnose terhadap diri sendiri. Hanya menggunakan internet belum mewakilkan penyakit mental apa yang kita derita. Bahkan, belum tentu kita mengidap penyakit mental tersebut, melainkan hanya kesedihan biasa yang memang semua manusia pasti pernah mengalaminya. Kemudian, bisa jadi kalian tidak mengidap penyakit mental tersebut, tetapi ketika kalian mencari tahu informasi tersebut di internet akan membuat diri kita menjadi lebih cemas dan panik. Hal itulah yang memperparah kondisi kesehatan mental kita. Jadi, jika kalian   ragu terhadap mental kalian, sebaiknya mengunjungi psikolog atau psikiater terdekat.

- Advertisement -

Sumber:

Akbar, M. F. (2019). Analisis pasien self- diagnosis berdasarkan internet pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. INA-Rxiv. https://doi.org/10.31227/osf.io/6xu ns

White, R. W., & Horvitz, E. (2009). Cyberchondria: Studies of the escalation of medical concerns in web search. ACM Transactions on Information Systems, 27(4), 1-37. https://doi.org/10.1145/1629096.16 29101

Arjadi, R. (2019, Desember 16). Bahaya self diagnose bagi kesehatan mental. Radiordk. http://rdk.fidkom.uinjkt.ac.id/index .php/2019/12/16/bahaya-self- diagnosis-bagi-kesehatan-mental/

Persada, I. B. (2021, November 23). Dampak buruk self diagnosis gangguan kesehatan mental. KlikDokter. https://www.klikdokter.com/info- sehat/read/3653327/dampak- buruk-self-diagnosis-gangguan- kesehatan-mental

Nanda Alya
Nanda Alya
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.