Sabtu, September 7, 2024

Bipolar Disorder: Gangguan Psikologis yang Perlu Diperhatikan

Irfan Naufal
Irfan Naufal
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang semester 5

Gangguan kesehatan jiwa sering dibahas dalam timeline sosial media dan di siarkan di berbagai media massa.Oleh karena itu, gangguan kejiwaan semakin terbuka di ruang publik, namun disisi lain sebagian orang masih menganggap  gangguan kesehatan mental merupakan hal yang tabu. Maka dari itu, diperlukan informasi yang akurat tentang berbagai gangguan kesehatan jiwa mengingat masalah kesehatan merupakan masalah yang kompleks dan global di masyarakat.

Pada artikel ini gangguan kejiwaan yang menjadi perhatian adalah Orang Dengan Bipolar atau ODB. Bipolar ditinjau dari segi bahasa berasal dari Bi yang berarti dua dan Polar yang artinya kutub. Sedangkan ditinjau dari segi istilah bipolar merupakan gangguan perasaan dengan dua kutub yakni manic dan depresi yang saling bertolak belakang atau berbeda kutub.

Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang menyerang seseorang yang ditandai dengan perubahan mood yang ekstrem, yakni dari mania menjadi depresi dalam waktu yang singkat. Selain itu,penderita gangguan ini biasanya disertai dengan gangguan berpikir dan perilaku, dan seringkali diikuti oleh gejala psikotik berupa delusi dan halusinasi.

Seseorang dengan gangguan bipolar mengalami perubahan suasana hati secara ekstrem yang dapat menimbulkan morbiditas, yakni berpengaruh negatif sekaligus menyebabkan gangguan pada aktivitas kehidupan sehari hari. Perubahan suasana hati yang dialami oleh penderita gangguan ini berbeda dengan perubahan suasana orang pada umumnya.

Penderita gangguan bipolar ini mengalami perubahan suasana hati yang parah,sehingga dapat mempengaruhi semua aspek dalam kehidupan sehari-hari meliputi; pekerjaan, sekolah, dan hubungan sosial. Selain itu,seseorang dengan penderita gangguan bipolar juga memiliki kecenderungan untuk bunuh diri.

Klasifikasi Gangguan Bipolar

Klasifikasi gangguan bipolar yang telah diteliti serta telah sampai pada kesepakatan internasional yang di publikasikan oleh American Psychiatric Association atau disingkat APA, Depression and Bipolar Support Alliance atau DBSA dan National Alliance of Mental Ilness atau sering disebut dengan NAMI.Gangguan bipolar diklasifikasikan menjadi lima tipe, yakni:

Gangguan Bipolar I

Pada tipe ini,gangguan bipolar ditandai dengan episode manik yang terjadi sekali atau berkali kali, bahkan kadang terjadi juga episode campuran, yakni terjadinya episode manik dengan episode depresi secara bersamaan. Pada tipe gangguan bipolar ini penderita mengalami tiga episode yakni episode manik, depresi, serta campuran.

Gangguan Bipolar II

Pada tipe ini, gangguan bipolar memiliki ciri yaitu tidak adanya kegembiraan serta semangat yang berlebihan atau episode manik, namun setidaknya ada sekali episode hipomanik.

  • Fase Cychlothymia

Pada tipe ini,gangguan bipolar tergolong ringan,yakni ditandai dengan penderita gangguan bipolar mengalami episode hipomanik serta episode fase depresi ringan secara bergantian yang dialami kurang lebih selama dua tahun.Rendah tingginya keparahan pada tipe gangguan bipolar ini dapat berubah ubah seiring waktu.

Not Otherwise Specified atau disingkat NOS.

Pada tipe ini,sesuai dengan Namanya yaitu Not Otherwise Specified yang berarti tidak memiliki pola dan tidak dapat diidentifikasi polanya.Tipe gangguan bipolar ini ditandai dengan episode hipomanik tanpa gejala depresi atau perubahan secara signifikan yang terjadi antara episode manik dan episode depresi.

• Rapid Cycling

Pada tipe ini,gangguan bipolar memiliki siklus yang sangat cepat,seringkali gangguan bipolar tipe ini ditandai dengan adanya empat atau lebih episode manik,hipomanik,serta episode depresi yang terjadi selama kurun waktu satu bulan.

Episode dalam Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar diklasifikasikan menjadi lima episode diantaranya yaitu;episode manik,episode hipomanik,episode normal,episode depresi ringan,hingga episode depresi berat. Setiap episode memiliki karakteristik dan gejala yang berbeda.Setiap episode diuraikan pada penjelasan berikut:

Episode manik.

Episode ini merupakan episode paling tinggi dari gangguan bipolar.Pada episode ini,ada berbagai gejala yang dialami oleh penderita gangguan bipolar yaitu terjadinya suasana hati yang meningkat yaitu berupa perasaan senang yang meningkat,memiliki kepercayaan diri yang berlebihan,euphoria yang tinggi,serta bersifat ilmpulsif,provokatif,ambisius,serta ditandai dengan gejala lain seperti psikosis seperti halusinasi dan delusi.

•Episode hipomanik

Pada episode ini,episode manik tergolong ringan.Perbedaan antara episode hipomanik dengan manik yaitu episode manik memiliki gejala gejala yang tidak terlalu tinggi,sehingga tidak terlalu berakibat fatal pada gangguan social yang meliputi pekerjaan ,pendidikan,serta hubungan interpersonal yang lain.Pada episode ini tidak ditandai dengan gejala psikosis.

•Episode normal

Pada episode ini,penderita gangguan bipolar tidak mengalami episode manik maupun depresi.Fase ini terjadi dalam waktu yang relative singkat.

•Episode depresi

Episode merupakan episode paling rendah dari gangguan bipolar.Episode ini ditandai dengan gejala gejala seperti;Merasa sangat sedih dan lebih sering menangis,merasa putus asa,memiliki perasaan tidak berharga pada dirinya dan merasa bersalah,serta ditandai dengan gejala fisik persisten seperti nyeri kronis atau pada masalah pencernaan.

•Episode depresi ringan

Pada episode ini,gejala yang di timbulkan pada gangguan bipolar tidak terlalu serius,sehingga tidak cukup fatal untuk menyebabkan disfungsi social,serta tidak adanya perasaan ingin melakukan percobaan bunuh diri atau menyakiti diri sendiri

Faktor penyebab Gangguan Bipolar

•Faktor Genetika

Faktor utama pada gangguan bipolar pada umumnya adalah genetika bawaan.Orangtua yang memiliki gangguan bipolar jika mempunyai anak maka anaknya beresiko mengidap gangguan bipolar sebesar 15% sampai 30% .Jika anak yang lahir kembar identik maka,memiliki resiko terkena gangguan bipolar yang lebih tinggi.

Selain itu,jika kedua orang tuanya memiliki gangguan bipolar maka,anaknya resiko terkena gangguan bipolar lebih tinggi yakni sebesar 50% sampai 75%. Penelitian sudah membuktikan bahwa sekitar 10% sampai 15% keluarga dari penderita gangguan bipolar pernah mengalami satu episode gangguan suasana hati.

Faktor Fisiologis

-Sistem neurokimia

Faktor penyebab gangguan bipolar ditinjau dari segi fisiologis salah satunya adalah gangguan cairan utama otak yang mengakibatkan ketidakseimbangan cairan yang ada di dalam otak.

Otak merupakan bagian tubuh yang berfungsi dalam berbagai hal diantaranya;mampu menghantarkan rangsangan dengan bantuan neurotransmitter untuk membawa pesan atau isyarat yang diterima oleh otak menuju ke bagian tubuh yang lain dalam merespon tugas dari otak.

Adapun jenis jenis neurotransmitter diantaranya;norepinephrine,dopamine,dan serotonin.Jenis jenis neurotransmitter ini adalah komponen yang penting dalam menghantarkan impuls saraf, sehingga ketika cairan cairan di otak tidak seimbang menjadikan seseorang mengalami gangguan bipolar.

Kadar dopamine yang tinggi menyebabkan penderita gangguan bipolar bersemangat secara berlebihan,menjadi agresif,serta menjadi percaya diri maka episode ini dikenal dengan episode manik. Sebaliknya, ketika kadar dopamine rendah menyebabkan penderita bipolar merasa sedih yang berlebihan, putus asa, merasa tidak percaya diri maka episode ini dinamakan episode depresi.

Penderita gangguan bipolar ditandai dengan adanya gangguan pada Behavioral activation system atau disingkat BAS.Behavioral activation system memiliki fungsi yaitu agar seseorang memiliki rasa berharga baik dari keluarga,teman, maupun lingkungan sekitar. Behavioral Activation System dengan positive emotional states sangat berkaitan yaitu pada karakter kepribadian yang ekstrovert atau lebih terbuka.

Kedua system tersebut berfungsi dalam peningkatan energi serta kebutuhan istirahat yang berkurang. Ditinjau dari segi biologis,jalur saraf otak memiliki  keterkaitan dengan Behavioral Activation System yakni pada dopamine serta pada perilaku ingin mendapatkan penghargaan dari orang lain seperti yang dialami oleh penderita gangguan bipolar.

Episode manik dapat meningkat Ketika penderita gangguan bipolar mendapatkan penghargaan atau mencapai keinginan dari sebuah tujuan,namun hal ini tidak terlibat pada fase depresi.

Sistem Neuroendokrin

Hipotalamus merupakan bagian dari otak yang berfungsi untuk mengontrol kelenjar endokrin serta tingkat hormon yang dihasilkan melalui area limbik pada otak yang berhubungan dengan emosi.Selain itu,kelenjar pituitary juga dipengaruhi oleh hormon hormon yang berasal dari hipotalamus.Kelenjar pituitary juga berkaitan erat dengan gangguan depresi yakni pada gangguan tidur dan gangguan selera.

Hipotalamus ketika melepaskan hormon rotropin yang berlebihan akan mengakibatkan kadar kortisol yang tinggi.Kelebihan hormon kortisol mengakibatkan kelenjar adrenal yang tinggi pada orang dengan gangguan depresi.

Selain itu,menurut penelitian pada penderita gangguan depresi memiliki hippocampus yang abnormal serta kelebihan kortisol yang mengakibatkan kerusakan pada bagian hippocampus.Dalam penelitian lain,yakni pada Cushing’s syndrome menemukan bahwa adanya kadar kortisol yang tinggi pada penderita gangguan depresi

Faktor Psikososial atau Faktor Lingkungan

Penyebab dari gangguan bipolar selain faktor genetik dan disfungsi organ tubuh yaitu faktor lingkungan dan psikologis.Penyebab penderita gangguan bipolar salah satunya berkaitan dengan hubungan antar  perorangan atau peristiwa peristiwa gagal dalam pencapaian tujuan atau merasa tidak ada penghargaan dalam hidup.

Hubungan perorangan seperti jatuh cinta, putus cinta, dan kematian seseorang yang disayangi missal kerabat atau keluarga. Contoh pencapaian peristiwa seperti kegagalan dalam lulus sekolah atau dipecat dari pekerjaan.Selain itu, penderita gangguan bipolar pada masa remaja kemungkinan memiliki masa kecil yang kurang menyenangkan,mengalami berbagai kegelisahan atau depresi.

Referensi

Maghfiroh, A. (2020). PERILAKU PENEMUAN INFORMASI TENTANG KESEHATAN DI KALANGAN PENDERITA BIPOLAR DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY). In Perilaku Penemuan Informasi Tentang Kesehatan Di Kalangan Penderita Bipolar Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (2023rd ed., pp. 2–6). UNIVERSITAS AIRLANoGGA REPOSITORY. https://repository.unair.ac.id/eprint/100692

Refriza, K. S. (2020). Studi Fenomenologi Mengenai Pengalaman Kerja Dan Karir Pada Penyintas Bipolar Disorder Di Kota Surakarta [UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA]. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/485207/NDg1MjA3 hal.17-24

Maramis, M. (2019). Gangguan Bipolar dan Psikoedukasi (Issue Bipolar, pp. 29–30). https://repository.unair.ac.id/124409/1/45. artikel.pdf

Giovanni, Anna;Ajdinaj, Paola;Russo, Mirella;L.Sensi, Stefano;Onofrij, Marco;Thomas, A. (2022). Bipolar spectrum disorders in neurologic disorders. 13(Bipolar Spectrum Disorder). https://doi.org/www.frontiersin.org

Irfan Naufal
Irfan Naufal
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang semester 5
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.