Bangsa Armenia di manapun mereka berada seringnya dikenal sebagai penganut agama Kristen yang taat. Misalnya saja di Iran, mengutip World Population Review, pada tahun 2020, sebagian besar dari 250 ribu warga Kristen di sana berasal dari bangsa itu.
Karenanya, Iran termasuk salah satu negara yang banyak didiami bangsa Armenia. Terlebih, bila menelisik sejarahnya, bangsa Armenia, tak terkecuali yang beragama kristen, memang sudah sejak lama mendiami Iran dari masa kerajaan Persia. Hingga sekarangpun, sejak Republik Islam Iran berdiri, pemukiman komunitas Kristen Armenia tetap ada dan hidup rukun bersama warga muslim lainnya.
Bangsa Armenia
Diperkirakan, jumlah bangsa Armenia kini di seluruh berbagai belahan dunia ada sekitar 11 hingga 12 juta jiwa. Sebagai salah satu bangsa tertua, bangsa ini memiliki akar sejarah yang panjang. Sarkis Papajian dalam bukunya berjudul “A Brief History of Armenia” menyebutkan, menurut kepercayaan bangsa Armenia, leluhur mereka adalah Nabi Nuh.
Wilayah asal mereka yang sekarang menjadi negara Armenia dulunya bernama Hayq atau Hayastan, diambil dari nama suku Haik, suku dari keturunan Nabi Nuh yang mendiami wilayah tersebut. Konon, suku Haik nenek moyang mereka ini juga dikenal sebagai pembuat kapal besar Nabi Nuh.
Sejak tahun 40 masehi, ajaran Kristen Nasrani mulai masuk ke bangsa Armenia. Saking eratnya hubungan bangsa Armenia dengan agama Kristen, wilayah asal bangsa Armenia dipercaya sebagai wilayah suci dalam keyakinan Kristen. Disebutkan dalam buku “Sociological History of Christian Worship”, karangan Martin D. Stringer, jauh sebelum Kekaisaran Romawi, Armenia adalah negara pertama di dunia yang mengakui Kristen sebagai agama resmi negara pada tahun 301 Masehi.
Kristen Armenia Iran
Parisa Bakhtiari dalam tulisannya berjudul “The Armenian Quarter of Isfahan” menyebutkan, kedatangan bangsa Armenia ke Iran dimulai pada awal abad 20. Mereka melarikan dari tanah airnya karena serangan Turki Ottoman.
Mengutip Atlas Obscura, pada tahun 1603 Masehi, Sheikh Abbas I dari Dinasti Safavi kemudian menempatkan 150 ribu Kristen Armenia dari Jugha ke New Jolfa yang terletak di pinggir Isfahan. Dalam pemindahan itu, Sheikh Abbas I mengeluarkan dekrit hukuman mati bagi mereka yang menolak. Hal itu terpaksa dilakukan karena ancaman serangan Turki Ottoman yang membahayakan mereka.
Di sisi lain, komunitas Kristen Armenia juga terlibat membantu Sheikh Abbas I dalam perdagangan dan administrasi selama pemerintahannya, serta menyediakan tentara bayaran dalam peperangan melawan Turki Ottoman selama 1603-1618 Masehi. Karena kepatuhannya, kemudian Sheikh Abbas dan raja-raja Persia setelahnya, selalu melindungi kristen Armenia. Tak ketinggalan, pada masa puncak kejayaan Dinasti Safavi pada tahun 1655 Masehi, ketika Sheikh Abbas II mendirikan bangunan-bangunan megah, ia juga membuatkannya untuk komunitas Kristen Armenia.
Kristen Armenia sendiri, sejatinya memiliki sumbangsih yang besar terhadap perkembangan budaya iran. Mereka dianggap sebagai pelopor seni di Iran, mulai dari fotografi dan teater serta bioskop. Misalnya, Alex Sahinyan, orang Armenia yang mendirikan bioskop pertama di Iran pada tahun 1916. Bioskop tersebut memutar berbagai film Rusia dan Eropa.
New Jolfa: Pemukiman Terbesar Komunitas Kristen Armenia
Dimukimkannya komunitas Kristen Armenia di New Jolfa, Isfahan, menjadikannya daerah pusat pemukiman komunitas Kristen Armenia di Iran. Lalu, dalam perkembangannya, pusat pemukiman komunitas Kristen Armenia di Iran terbagi menjadi 3, diantaranya Isfahan untuk wilayah selatan, Tabriz wilayah utara dan kemudian Teheran.
Mengutip Iran Front Page News, di New Jolfa, seiring berjalannya waktu, dibangun Katedral Vank pada 1606 Masehi. Nama Vank sendiri diambil dari bahasa Armenia yang artinya “biara”. Katedral itu dibangun oleh komunitas Kristen Armenia pada masa Sheikh Abbas I. Di bawah pengawasan Uskup Agung David pada tahun 1655-1664 Masehi, Katedral ini sempat mengalami pemugaran besar-besaran sehingga menjadi megah seperti sekarang.
Meski sebagai tempat ibadah umat Kristiani, tetapi bentuk bangunannya justru banyak dipengaruhi arsitektur Islam. Dengan lukisan dan ornamen-ornamen yang menghiasi dinding katedral. Hiasan ini pun kemudian menjadi ciri khas gereja-gereja yang ada di Iran. Winny Marlina, travel blogger, dalam lawatannya kesana berdecak kagum melihat keindahan itu.
“Gereja Vank Isfahan merupakan gereja pertama terunik yang pernah aku kunjungi”, terang Winny. Katanya, dari luar katedral itu tampak seperti masjid, tetapi ketika memasukinya justru lukisan-lukisan memenuhi dinding katedral serta terdapat lonceng seperti dekorasi gereja pada umumnya. Balutan warna biru dan emas membuat katedral ini kuat dengan ciri khas Persia. Lalu, dinding katedral yang berwarna emas menjadi ciri khas gereja di Eropa. “Benar-benar campuran gaya Islam dan Kristen!”, jelas Winny.
Damai di New Jolfa
“New Jolfa, masih menjadi salah satu pusat pemukiman komunitas Kristen Armenia paling populer dengan 16 gereja”, kata Parisa dalam tulisannya. Meski, komunitas Kristen Armenia adalah minoritas di Iran. Akan tetapi, kerukunan antar umat beragama disana sangat erat. Bahkan, New Jolfa, khususnya Katedral Venk juga menjadi salah satu destinasi wisata warga Iran, baik dari kalangan kristiani maupun non kristiani.
Berbeda dengan komunitas Kristen Armenia di negara lain yang didiskriminasi karena minoritas. Di Iran, justru mereka mendapatkan tempat disana. Selain memiliki memiliki ikatan sejarah yang kuat, kesadaran akan perbedaan adalah kunci untuk sesama umat beragama disana saling memahami dan mengasihi. Khususnya, New Jolfa, suasana tenangnya justru menjadi daya tariknya bagi para wisatawan.