Sabtu, Mei 4, 2024

Arti Karakter Berbasis Nilai-nilai Kearifan Lokal

Cahyadi Nurdin
Cahyadi Nurdin
Pejuang Media Sosial

Kearifan lokal terdiri dari dua kata, yaitu kearifan (wisdom) atau kebijaksanaan, dan lokal (local) atau setempat. Jadi arti kearifan lokal secara sederhana bias dipahami sebagai gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Pengertian kearifan local sepadan dengan identitas budaya bangsa, yang dapat menjadikan suatu bangsa mampu memiliki jati diri dan berpengaruh terhadap watak dan karakter masyarakatnya.

Selanjutnya, kearifan lokal juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu segala nilai, konsep dan teknologi yang telah dimiliki sebelum mendapat pengaruh asing; serta daya yang dimiliki suatu bangsa untuk menyerap, menafsirkan, mengubah dan mencipta sepanjang terjadinya “pengaruh asing”.

Berdasarkan teori di atas, dapat dipahami bahwa karakter berbasis kearifan lokal merupakan karakter yang berlandaskan dan bernapaskan gagasan, atau pandangan hidup yang berasal dari budaya lokal. Karena itu, kearifan lokal sesungguhnya mengandung banyak sekali keteladanan dan kebijaksanaan hidup.

Dalam konteks otonomi daerah, misalnya kita bisa melihat kebijakan pendidikan karakter di Kabupaten Purwakarta. Pendidikan Berkarakter yang tertuang di dalam Perbup Purwakarta Nomor 69 Tahun 2015 Tentang Pendidikan Berkarkater, yang di gagas (Kang Dedi Mulyadi) ini merupakan upaya mempertahankan kearifan lokal disatu sisi, dan disisi lain sebagai piranti dalam menyiapkan dan melihat kehidupan masa yang akan datang.

Pendidikan berkarakter diselenggarakan dengan berpedoman kepada nilai kesundaan, 7 (tujuh) Poe Atikan Pendidikan Purwakarta Istimewa, atau 7 (tujuh) Hari Ajaran Pendidikan Purwakarta Istimewa.

Adapun implementasi kurikulum itu tertuang dalam 7 (tujuh) Poe Atikan Pendidikan Purwakarta Istimewa atau 7 (tujuh) Hari Ajaran Pendidikan Purwakarta Istimewa meliputi nilai sebagai berikut :

hari Senin, ajeg nusantara, mengandung makna menumbuhkan rasa kebangsaan atau cinta tanah air.
hari Selasa, mapag di buana, mengandung makna memperluas wawasan terhadap dunia.
hari Rabu, maneuh di sunda, mengandung makna kembali pada jati diri sebagai orang sunda.
hari Kamis, nyanding wawangi, mengandung makna memberikan ruang untuk kebebasan berekspresi.
hari Jum’at, nyucikeun diri, mengandung makna mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.
hari Sabtu dan Minggu, betah di imah, mengandung makna mencintai rumah sebagai tempat bernaung keluarga.

Kita dapat rasakan perkembangan dari kebijakan pendidikan berkarakter di Purwakarta, pelajar lebih disiplin dari segi waktu, waktu tidur pun tidak larut malam karena harus bangun lebih pagi, melaksanakn sholat subuh lalu mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah pukul 06.30 WIB.

Cahyadi Nurdin
Cahyadi Nurdin
Pejuang Media Sosial
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.