Terhubung dengan judul yang saya ambil, saya ingin mengatakan bahwa ingin mengubah pola pikir masyarakat luas yang ada di Indonesia ini. Dari kaca pengalaman yang telah saya alami dan lihat sendiri, dapat dikatakan jika ilmu-ilmu di Universitas yang berbasis ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, arkeologi, antropologi, filsafat dan masih banyak lainnya dianggap tidak menimbulkan dampak signifikan di dunia nyata. Sehingga kebanyakan yang berasal dari jurusan itu mengalami pelarian mencari pekerjaan-pekerjaan konvensial karena takutnya akan cap-cap dari lingkungan sosial sekitarnya.
Padahal setelah saya membaca buku Ian Hodder: Reading the Past, apa yang dapat ditimbulkan oleh ilmu-ilmu sosial ini sangat besar adanya. Ingat Karl Marx pencetus Marxisme yang kemudian kebanyakan pandangannya diambil menjadi ideologi oleh Rusia untuk revolusi kala itu, sebelumnya dia adalah seorang antropolog dan juga seorang ekonom. Apa yang Marx hasilkan itu ialah sebuah keputusan praktis yang mengubah dunia setelah kehidupannya.
Contoh lain lagi, yaitu seorang Pramoedya Ananta Toer dari bukunya Hoakiau di Indonesia yang memperlihatkan keminoritasan etnis cina di Indonesia saat itu, dan pandangan yang Pram ambil dari sejarah itu memperlihatkan betapa kejamnya manusia-manusia pribumi dapat lakukan kepada etnis itu, dan apa yang buat Pram itu berguna tapi entah mengapa malah karena buku itu ia dipenjarakan.
Dan masih banyak contoh lagi tokoh-tokoh yang mengambil jalan kerja tak konvensional dengan memperhatikan sekitar dan masa lalu yang sudah-sudah untuk memajukan sosial budaya itu. Bahwa kita sampai bisa di titik ini sekarang ini, karena itu semua, dan sungguhlah guna sekali apabila banyak orang yang mau menghabiskan waktunya untuk ke jalan tersebut.
Ada hal lain lagi mengenai seorang penyampai yang tepat ke masyarakat. Teori evolusi Darwin yang telah memang terbuktikan keberadaan dan kebenarannya dari fosil-fosil maupun bukti alamiah morfologi diri kita sendiri ini yang berkembang dan bermutasi dari waktu ke waktu itu kadang masyarakat tidak tahu menahu asal dan muasal kabar-kabar informasi itu. Dan yang tersampaikan oleh mereka berasal dari penyampai-penyampai lain lagi di mana kadang sumber dan informasinya telah berbeda dan berubah arah.
Karena setelah saya baca buku Ian Hodder tersebut kesalahan-kesalahan itulah yang kadang menjadi penggerak ke arah rasisme dan dapat menjadi pertumpah darahan. Seperti doktrinasi Jerman di zaman Nazinya, mereka mendoktrin rakyatnya bahwa mereka adalah ras unggul Arya yang memiliki tempat tertinggi dalam pengkastaan sosial manusia. Akibatnya dapat dilihat dalam sejarah, kebanggaan Hitler itu membuat seluruh rakyat Jerman memiliki rasa chauvinisme tinggi.
Guna tersebut munculah lagi bahwa di dalam lingkaran masyarakat sendiri dibutuhkan orang-orang yang tahu-menahu masalah informasi-informasi yang dapat menyesatkan maupun membentuk pandangan masyarakat. Agar masyarakat tidak terjerumus ke arah digunakan oleh tokoh-tokoh tertentu yang bertujuan lain dan kadang itupun keburukan.
Sehingga apa yang beredar di dalam lingkaran masyarakat sendiri dapat sesuai dengan apa yang disampaikan malah mungkin masyarakat dapat ikut melakukan hal tersebut. Mungkin dirasa tidak penting jika masyarakat mengetahui mengenai manusia-manusia purba yang pernah mendiami wilayahnya.
Padahal, informasi-informasi tersebut dapat menutup mitos-mitos yang tidak benar atau malah dapat membenarkan mitos tersebut. Dan secara tidak sadar laku kita sebagai manusia terbentuk oleh pandangan dan pemikiran dan kedua hal tersebut terpengaruh juga oleh lingkungan, dan lingkungan itu berisi banyak variable yang jika boleh saya sebut sebagai informasi dan hal itu termasuk juga dongeng-dongen, mitos, legenda dan lain-lainnya.
Karena hal-hal tersebutlah yang membentuk budaya-budaya di sebuah wilayah, apa yang telah terjadi di wilayah itu, dan manusia-manusia di wilayah itu telah melakukan perombakan apa saja terhadap lingkungan tersebut. Sampai ke titik kita sekarang ini.
Ilmu sosial budaya yang mempelajari masa lalu itu mempelajari hal-hal ini, dan kadang apa yang dihasilkan bukan hanya sebagai bentuk untuk pemikiran dan pemahaman tetapi kadang dapat menjadi sebuah penentu sebuah keputusan. Sebagai contoh apabila sebuah daerah pernah terlanda sebuah bencana yang kemungkinan besar akan datang lagi di masa mendatang. Dari penelitian mengenai masa lalu itu dapatlah dipersiapkan sebuah keputusan yang dapat menjaga manusia-manusia disana survive atau selamat dari kemungkinan bencana yang ada.
Bahkan juga isu-isu politik yang beredar juga kadang menggunakan senjata sebuah analisis budaya masa lalu yang dibelokkan dan juga dipilih yang dapat membakar sumbu panas yang sudah terpatri sejak sedari masa lalu. Karena kita tidak pernah lupa, dan dengan dongeng-dongeng dan obrolan-obrolan di manapun saja masa lalu itu teringat kembali. Dan hal inilah yang kemudian dapat digunakan sebagai senjata untuk jadi isu menyerang seseorang dari sejarah ras dan mungkin sukunya.
Oleh karena itu saya sangat menyanjung sekali lembaga-lembaga yang bergerak dibidang kebudayaan, kemanusian maupun konservasi. Agar tidak saja kaum akademis yang mengetahui itu tetapi rombongan masyarakat disekitarnya dapat melihat bahwa sesungguhnya apa yang telah disebarkan secara sporadis itu kadang-kadang tidak benar adanya.
Dan terakhir, di saat ini bentuk-bentuk ilmu lain juga memasukkan pemahaman mengenai ilmu sosial, Karena telah dapat ditelaah lagi bahwa semua ilmu sebenarnya saling berhubungan. Jadi sebenarnya semua ilmu baik apa yang dianggap praktis maupun tidak praktis semuanya sama-sama memiliki tujuan untuk memajukan umat manusia. Jadi saat kembalinya kaum akademisi ke masyarakat pun ilmu yang bakal ia gunakan dapat berguna, dengan jalan yang ia pilih. Terima kasih.