Pada masa sekarang ini, kita telah memasuki peradaban dunia yang sangatlah maju. Di mana setiap sendi kehidupan mengalami perubahan yang begitu pesat sekali.
Beberapa orang bahkan mengidentifikasikan realitas yang ada sekarang ini sebagai tanda-tanda akhir zaman. Jika kita menilik sejarah keislaman yang dimulai dari zaman Nabi Muhammad Saw. maka jelas sekali adanya perubahan yang begitu jomplang sekali dengan keadaan yang ada di masyarakat islam sekarang ini.
Hari ini kita bahkan sudah mengenal istilah “Islam KTP” yang berarti seseorang memeluk Islam hanya sebagai identitas dari lahir. Mereka yang dijuluki “Islam KTP” tidak mencerminkan nilai-nilai sebagai seorang muslim yang harus senantiasa menjalankan syari’at Islam.
Mereka hanya mengaku sebagai penganut islam tanpa menjalankan hakekat asli sebagai seorang muslim yang beriman. Banyak sekali temuan model-model manusia “Islam KTP”, dimana terdapat orang yang mengaku dirinya islam tetapi tidak menjalankan kewajiban sholat, tidak berpuasa ketika bulan ramadhan, memiliki kebiasaan berkata kasar dan jauh dari cerminan agama Islam yang damai dan indah.
Tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk menganalisa bagaimana ancaman yang akan dihadapi oleh generasi muda sekarang ini yang hidup di era digital dimana globalisasi dan perubahan zaman adalah suatu fenomena yang tak terelakkan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan penulis melalui pendekatan sehari-hari di lingkungan kampus UIN Saizu Purwokerto.
Di tengah-tengah perubahan zaman yang begitu cepat dan arus globalisasi yang semakin tinggi membuat identitas keislaman mulai dipertanyakan. Budaya dan gaya hidup generasi muda sekarang ini sudah terkontaminasi budaya luar. Dengan adanya kemudahan dalam mengakses internet yang dapat menghubungkan interaksi sosial kita dengan seluruh penjuru yang ada di dunia memungkinkan kita ikut terpengaruhi oleh budaya luar. Mulai dari gaya berpakaian budaya barat, hingga memunculkan istilah fashion kece tetapi tetap syar’i.
Gaya hidup masyarakat yang konsumtif dan hedonisme juga turut berkembang di kalangan muda-mudi saat ini. Budaya mengikuti trend atau biasa dikenal dengan kata “FOMO (Fear of missing out)” yaitu kondisi dimana anak-anak muda tidak mau ketinggalan trend yang tengah ramai dilakukan di sosial media.
Proses arus globalisasi adalah suatu realita yang tidak dapat terhindarkan, disamping memiliki berbagai macam fakta-fakta yang negatif, tetapi arus globalisasi ini diperlukan bagi peradaban manusia kedepannya.
Globalisasi ini tidak bisa serta merta kita klasifikasikan sebagai proses yang buruk. Tetapi sebaliknya, kita harus bisa bijak dalam memandang realitas tersebut dari sisi kebaikannya. Apabila dikaitkan dengan perkembangan dakwah di era digital, maka globalisasi memiliki keuntungan bagi pengembangan dakwah yang lebih efektif dan efisien.
Sekarang ini tidak hanya melulu harus ceramah langsung turun dari dusun ke dusun untuk menjangkau masyarakat. Kita bisa memanfaatkan kemudahan akses internet untuk menyebarkan dakwah Islam yang lebih praktis.
Sudah banyak sekali para ulama dan da’i yang mulai terbuka dengan fakta bahwa zaman yang kita tinggali ini sudah memasuki era moderenisasi. Dan apabila kita tidak mau menerima fakta tersebut maka kita yang akan ditinggalkan oleh perubahan zaman. Oleh karena itu, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman adalah suatu keharusan yang bersifat paten.
Globalisasi dan perubahan zaman pasti akan selalu datang kapan saja. Karena manusia sejatinya akan senantiasa mengalami perubahan sesuai dinamika kehidupan yang ia jalani. Namun, kita juga tidak bisa menanggapi perubahan ini dengan menyepelekannya. Jika kita lalai dari menghadapi perubahan ini, justru kita sendiri yang akan terjerumus dalam pola pikir yang kita buat.
Datangnya peluang pasti diikuti oleh datangnya tantangan. Tantangan paling signifikan atas kemudahan akses persebaran informasi melalui internet adalah kemungkinan adanya informasi tidak valid yang mudah dikonsumsi oleh khalayak luas. Apabila sisi positif kemudahan perubahan zaman adalah efektivitas penyebaran informasi, maka sisi negatifnya adalah tidak semua informasi yang tersebar itu benar adanya. Zaman sekarang kita mengenal adanya istilah “Hoax”.
Tak jarang banyak dari anak-anak muda yang cepat sekali menyimpulkan segala sesuatu yang ada di media sosial sebagai suatu kebenaran. Padahal sistem yang berjalan di media sosial merupakan sistem yang bebas dan tanpa adanya pengawasan. Terkecuali akun lembaga resmi yang berdiri melalui sistem pengawasan yang jelas dan kredibilitasnya telah diakui. Sehingga baik dari pihak da’i maupun audiens harus senantiasa berhati-hati ketika berada dalam ruang lingkup sosial media yang bebas tersebut.
Tantangan lain yang sering ditemukan dari perkembangan dakwah di era digital ini adalah menurunnya tingkat spiritualitas anak muda akibat globalisasi tersebut. Mudahnya perkembangan teknologi informasi membuat anak muda menjauh dari budaya keislaman. Kita cenderung lebih memilih budaya luar yang membawa pada kesenangan duniawi dibandingkan kesenangan di akhirat nanti.
Tingkat spiritualitas anak muda juga mengalami pergeseran oleh kenikmatan perubahan zaman. Contoh paling mudah dan paling dekat adalah fenomena dimana anak muda lebih memilih untuk bermain sosial media dan mengikuti trend dibandingkan memperdalam ilmu agama dengan mengaji. Kenikmatan zaman telah mempengaruhi tingkat keimanan seseorang menjadi lebih menurun.
Solusi paling pertama dan paling utama yang bisa kita terapkan dalam menghadapi isu perubahan zaman dan era globalisasi di kalangan muda yaitu dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Apabila golongan muda dibekali dengan potensi dan kemampuan manajemen yang baik maka adanya fenomena perubahan zaman bukanlah hambatan bagi generasi muda untuk menerimanya dengan bijak. Dibarengi dengan kualitas pendidikan yang cakap dapat menjadi pegangan generasi muda ketika diterpa oleh gelombang negatif dari adanya perubahan zaman.
Terjadinya pengaruh negatif di masyarakat akibat globalisasi, tak dapat dipungkiri adalah karena tingkat pendidikan yang rendah dan SDM yang rendah pula. Apabila kita menilik dari negara-negara besar maka kita akan melihat tidak ada kesenjangan akibat pengaruh perubahan zaman. Masyarakatnya akan lebih bijak dalam memproses dan menerima baik serta buruknya dari perubahan zaman.
Dan tentu saja sebagai manusia yang menganut dan memegang teguh nilai-nilai keagamaan yang baik maka kita juga harus dibekali dengan iman serta ketakwaan yang kuat. Selain itu juga kita bisa menyeleksi lingkungan yang kita tinggali. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam setiap tindakan dan sikap yang diambil oleh seseorang.
Oleh karenanya, hendaklah bergaul dengan lingkungan yang sehat dan membawa pada bentuk perubahan yang baik. Karena manusia adalah makhluk yang lemah dan mudah terbawa oleh arus, sehingga pedoman hidup yang kita bawa juga harus cukup kuat dalam menghadapi era disrupsi dan globalisasi.