Rabu, Oktober 9, 2024

Henri Bergson: Manusia Intuitif

Ani Mariani
Ani Mariani
Master's degree graduate in Middle Eastern studies, Sunan Kalijaga State Islamic University. Economic, Politic, Social and Culture Enthusiast.

Pemikiran Henri Bergson dikenal dengan konsep ‘intuisionisme’. Perjalanan pemikiran Bergson dimulai dengan mengkritik akal. Akal itu lemah, kata Bergson. Akal bukanlah satu-satunya kemampuan manusia untuk mengenal realitas. Ada nurani, naluri dan imajinasi, termasuk intuisi.

Menurutnya, fungsi akal lebih kepada praktis atau teknis. Mungkin kita pernah mengalami momen ketika kita butuh tumpangan, tetapi ketika ditawari bantuan, kita menolak karena tidak ingin merepotkan. Padahal secara akal, kita sangat membutuhkan tumpangan untuk menghemat uang dan waktu.

Akal hanya menjelaskan secara materiil, sedangkan satu tindakan bisa memiliki banyak makna. Misal, teman di sebelah kita tiba-tiba berteriak. Jika dibaca menggunakan akal, hanya bunyi teriakan. Tetapi untuk memahami maksud teriakan itu, kita butuh pengetahuan lebih. Itulah mengapa Bergson mengatakan kalau akal tidak sampai kepada hakikat realitas.

Bentuk Pengetahuan

Kata Bergson ada dua bentuk pengetahuan, knowledge about dan knowledge of. Knowledge about hanya menangkap simbol atau konsep, sedangkan knowledge of memberikan makna pada konsep tersebut. Untuk mengetahui “kopi”, knowledge about menjelaskan apa itu “kopi” secara konsep. Tapi knowledge of, untuk bisa mengerti kopi, maka kita ambil kopi tersebut dan kita minum. Dengan begitu kita tahu seperti apa itu kopi.

Untuk yang belum pernah mencoba kopi, pengetahuan tentang kopi hanya sebatas knowledge about, sebatas konsep. Tetapi jika pernah, maka itu adalah knowledge of. Knowledge of inilah yang disebut sebagai intuisi.

Memahami Intuisi

Intuisi adalah pengetahuan yang muncul tanpa diupayakan oleh akal atau pancaindra. Dengan intuisi, manusia bisa membaca apa yang tidak terbaca oleh akal. Intuisi berhubungan dengan batin dan kehidupan secara hakiki.

Intuisi juga berkaitan dengan waktu. Menurut Bergson, ada dua jenis waktu, waktu matematis dan waktu murni. Waktu matematis adalah jam dan kalender. Sedangkan waktu murni adalah durasi. 8 jam bekerja akan terasa lama dan melelahkan, namun 8 jam bersama orang yang kita cintai waktu terasa begitu cepat dan menyenangkan. ‘8 jam’ adalah waktu matematis, namun perasaan ketika melakukan aktivitas selama waktu tersebut disebut dengan waktu murni.

Cara kerja intuisi ini tidak sama dengan empirisme maupun rasionalisme. Empirisme hanya mengandalkan persepsi, sementara rasionalisme hanya mengandalkan akal dan pemahaman. Sedangkan intuisi jauh lebih dari itu. Intuisi merupakan realitas terdalam dari segala sesuatu.

Hikmah Bergson

‘To exist is to change, to change is to mature, to mature is to go on creating oneself endlessly’. Terus upgrade dirimu, jangan sampai berhenti untuk mengembangkan diri. “lebih baik mati daripada tidak melakukan apapun”, tidak buruk untuk dijadikan prinsip hidup. Sebab, ketika kita merasa stuck kita tidak eksis lagi. Jangan berhenti dan jangan mudah puas terhadap apapun pencapaianmu saat ini.

‘Think like a man of action, act like a man of thought’. Berpikir adalah satu-satunya kebebasan manusia yang hakiki. Maka jangan batasi diri untuk berpikir positif lebih jauh tentang segala hal. Namun berbeda ketika akan mengambil suatu tindakan tertentu. Harus lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan. Bukan sebaliknya, takut bertindak dan semaunya sendiri. Pertimbangkanlah banyak hal. Ketika berpikir, carilah referensi dan informasi sebanyak mungkin agar banyak pertimbangan dalam mewujudkan pemikiran tersebut

‘The idea of the future, pregnant with an infinity of possibilities, is thus more faithful than the future itself, and this is why we find more charm in hope than in possession, in dreams than in reality’. Harapan adalah kekuatan bagi orang yang memilikinya.

Oleh karenanya, bermimpilah dan rancang cita-cita mu setinggi mungkin. Usahakan untuk selalu menjaga harapan itu tetap ada. Bergson berkata, ‘Manusia tidak cukup sadar bahwa masa depan berada di tangan mereka sendiri’. Karenanya, jangan mengikuti arus kenyamanan. Lakukan upaya yang lebih keras agar jelas gunanya hidup. Tentukan visi misi mu. Sekedar hidup atau eksis sebagai manusia, sekedar hidup atau hidup bermakna adalah pilihan.

‘Disorder is simply the order we are not looking for’. Kehidupan itu melelahkan. Banyak yang harus dilakukan, banyak yang harus dikunjungi, banyak yang harus di beli. Bahagia dan derita datang silih berganti. Tentu, masalah-masalah yang kita hadapilah yang paling berpengaruh dalam kehidupan.

Namun semua itu tergantung pada pikiran kita. Bagaimana respon kita terhadap masalah yang kita hadapi. Jika tidak mendapatkan pekerjaan yang layak adalah akhir dari segalanya, maka itulah akhirnya. Namun, jika kita terus berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, maka di masa depan kamu akan mendapatkannya.

‘The eye sees only what the mind is prepared to comprehend’. Panca Indra hanyalah alat. Kuncinya ada di pikiran. Pikiran harus selalu terbuka. Kalau tidak, seterbuka apapun mata, tidak akan bisa memahami apa yang ditangkap olehnya. Bayangkan ada versi dirimu di masa depan yang telah menjadi orang yang kamu inginkan.

Ani Mariani
Ani Mariani
Master's degree graduate in Middle Eastern studies, Sunan Kalijaga State Islamic University. Economic, Politic, Social and Culture Enthusiast.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.