Pendidikan di Indonesia mulai mengajarkan bahasa asing khususnya bahasa inggris dari tingkat dasar (SD) sampai ke-tingkat yang lebih tinggi yaitu SMA.
Pelajaran bahasa Inggris menjadi pelajaran yang wajib juga diikutsertakan dalam proses penentuan kelulusan, tapi kerap kali pelajaran satu ini menjadi tantangan tersendiri. Hal ini dikarenakan bahasa Inggris menjadi pelajaran yang sulit di kalangan siswa.
Dalam beberapa kasus metode pembelajaran kerap kali mempengaruhi dalam proses pemahaman dan kefasihan siswa dalam mengerti bahasa Inggris. Banyak sekali dari kita yang belajar bahasa Inggris dari SD-SMA tapi setelah lulus malah tidak bisa bahasa Inggris. Mengapa demikian?
Untuk menjawab pertanyaan ini perlu di lihat dari metode pembelajaran dan lingkungan nya. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah, di sekolah kita kerap kali berpatokan dengan buku, tidak salah namum kurang tepat.
Hal itu jika diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari kurang bisa diterima. Hal ini dikarenakan bahasa yang digunakan di buku terlalu kaku dan formal dan cenderung berfokus pada grammar. Jika dilihat dari pola pikir siswa itu sendiri mereka kurang bisa memahami grmmar dan berfokus dalam menggunakannya.
Kedua kita cenderung malu dalam mempraktekannya. Kerap kali siswa tahu vocabulary dan bisa mendegarkan percakapan dalam bahasa inggris tapi tidak bisa mempratekannya.
Hal itu sering terjadi di lingkungan sekolah, karena mayoritas dari siswa tidak menggunakan percakapan bahasa Inggris salah satu alasanya karena malu dan lingkungan tidak medukung. Hal ini disebabkan karena adanya judgement dari lingkungan, seakan jika menggunakan bahasa Inggris akan di cap sebagai orang yang sok pinter. Ditambah lagi kondisi lingkungan dimana mayoritas penggunanya tidak menggunakan bahasa Inggris.
