Jumat, Oktober 4, 2024

Kesiapan Diri dalam Menghadapi Ketidakpastian dan Ketidakjelasan

Jul Fakar
Jul Fakar
Terus Terang, Terang Terus

Banyak hal disebut pasti karena dapat diukur, atau lebih tepatnya kita dapat memahami sedikit banyak hal karena fenomena yang ada di hadapan kita terbantu dengan “terperangkapnya” hal tersebut dalam ukuran-ukuran kita sendiri.

Dalam bayangan saya kira-kira seperti adonan kue, akan menjadi seperti apa modelnya bergantung pada cetakan yang kita gunakan. Akan menjadi lingkaran jika cetakannya berbentuk lingkaran, menjadi persegi atau segitiga jika cetakannya persegi atau segitiga, dan lain-lain.

Cahaya misalnya, dalam fisika modern, dapat berlaku seperti partikel, dapat juga diamati sebagai gelombang. Tergantung instumen (cetakan) apa yang digunakan untuk mengamatinya. Tidak dapat dipastikan; apakah sebagai partikel atau sebagai gelombang. Dua-duanya mewujud.

Waktu juga demikian. Oleh Einstein disebut relatif alias tidak tetap. Tergantung pada kecepatan dan gravitasi. Semakin cepat sesuatu bergerak semakin kuat gravitasi, maka waktu semakin lambat berlalu. Secara matematis, waktu akan nol alias berhenti atau waktu akan menghilang pada keadaan tertentu.

Yakni jika seseorang bergerak cepat secepat kecepatan cahaya atau lebih, dalam suatu tempat dengan gravitasi yang kuat, di sana tiada lagi waktu, waktu hilang. Di semesta ini tempat seperti itu berada di black hole atau lubang hitam. Di sana waktu tidak ada.

Masalahnya kita hidup di bumi dengan gravitasi rata-rata  9,8 meter per detik kuadrat. Sederhananya kecepatan kita di bumi hanya sekitar 9,8 meter per detik di setiap detiknya. Tidak lebih dari itu.

Sehingga waktu pun “terperangkap” dalam ukuran rata-rata gravitasi bumi. Dikenalah konsep 24 jam sehari dan turunannya. Seandainya kita tinggal di planet lain, dengan gravitasi lebih kecil atau lebih besar, waktu yang berlaku pun akan berbeda. Waktu menjadi tak jelas lagi ukurannya.

Pun juga dengan manusia, tak kalah misteriusnya dengan fenomena alam, seperti cahaya dan waktu, sama-sama dalam ketidakjelasan model dan ukuran.

Seseorang yang kita pahami, seperti yang ada di kepala kita saat ini, orang tersebut “terperangkap” dalam ukuran-ukuran kita sendiri. Sama dengan fenomena alam lainnya, yang pada realitasnya, berada pada ketidakjelasan model dan ketidakpastian ukurannya, hanya “terperangkap” dalam kondisi-kondisi tertentu yang melingkupinya. Padahal, sebetulnya realitas-realitas itu tetap berada dalam kemisteriannya, tidak jelas, juga tidak pasti.

Satu hal yang penting untuk kita sadari adalah bahwa kita hidup dalam dunia yang dipenuhi dengan ketidakjelasan dan ketidakpastian. Satu-satunya yang kita butuhkan adalah kesiapan diri sendiri dalam menghadapi ketidakjelasan dan ketidakpastian itu.

Seseorang bisa berubah, tidak seperti yang ada di pikiran kita. Seseorang bisa meninggalkan kita, tak lagi setia bersama. Setia dan berkhianat, cinta dan benci, datang dan pergi, suka dan muak, adalah fenomena-fenomena yang mesti di letakkan dalam rentang ketidakpastian dan ketidakjelasan. Bahwa kemungkinan seseorang tidak seperti yang kita pastikan, tidak sejelas yang kita bayangkan selalu terbuka lebar.

Sejauh yang bisa saya katakan adalah; ukuran-ukuran yang ada — kepastian dan kejelasan seseorang — hanyalah upaya-upaya yang dilakukan oleh manusia itu sendiri di hadapan ketidakpastian dan ketidakjelasan seseorang itu sendiri.

Dari pada sibuk memastikan bagaimana orang lain terhadap kita, lebih baik sibuk menyiapkan bagaimana diri kita menghadapi ketidakpastian orang lain.

Jul Fakar
Jul Fakar
Terus Terang, Terang Terus
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.