Jumat, Oktober 10, 2025

Fenomena Pedasnya Inflasi September 2025 Bikin Ibu Ibu Pusing

Muhammad Asri Febriansyah
Muhammad Asri Febriansyah
Statistisi Ahli Pertama
- Advertisement -

Inflasi September 2025 benar-benar terasa pedas. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan (year on year) sebesar 2,65 persen, naik dibandingkan September 2024 yang hanya 1,84 persen.

Kenaikan terbesar datang dari dapur rumah tangga. Harga cabai merah, bawang merah, beras, hingga daging ayam jadi penyumbang utama. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat naik 5,01 persen. Cabai merah sendiri menyumbang sebesar 0,19 persen terhadap inflasi, disusul bawang merah sebesar 0,19 persen, beras sebesar 0,17 persen, daging ayam ras sebesar 0,15 persen, ikan segar sebesar 0,15 persen, dan minyak goreng sebesar 0,09 persen.

Tak heran jika ibu-ibu makin pusing mengatur belanja harian. Belanja yang mungkin biasanya sebesar Rp 50 ribu bisa cukup untuk satu kali masak, kini hanya mampu membawa pulang sebagian bahan. Istilah “pedasnya inflasi” jadi gambaran nyata karena sebelum sambal dibuat, harga cabai sudah lebih dulu membuat air mata keluar.

Fenomena menarik juga muncul dari emas perhiasan yang mencatat lonjakan besar, membuat kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya melonjak hingga 9,59 persen. Emas saja memberi sumbangan 0,53 persen terhadap inflasi, menjadikannya salah satu komoditas paling berpengaruh di luar bahan makanan.

Di sisi lain, transportasi justru turun dengan deflasi -0,15 persen. Tarif angkutan udara dan harga bensin lebih rendah dibanding tahun lalu. Namun penurunan ini tidak banyak membantu karena kebutuhan dapur tetap jadi pengeluaran utama keluarga.

Secara wilayah, Sumatera Utara mencatat inflasi tertinggi 5,32 persen, dengan Kabupaten Deli Serdang melonjak hingga 6,81 persen. Sementara Papua jadi wilayah terendah dengan inflasi hanya 0,99 persen, dan Maluku Utara bahkan mengalami deflasi -0,17 persen. Kesenjangan harga antar daerah ini menegaskan bahwa beban belanja keluarga tidak merata di seluruh Indonesia.

Bagi ibu rumah tangga, inflasi September ini menjadi tantangan berat. Setiap hari mereka harus mencari cara agar dapur tetap ngebul dengan budget yang makin menipis. Dari mengganti cabai dengan bahan lain, hingga mengurangi porsi belanja, semua dilakukan agar keluarga tetap bisa makan.

Inflasi bukan lagi sekadar angka statistik, melainkan realita pedas yang dirasakan langsung di meja makan masyarakat.

Muhammad Asri Febriansyah
Muhammad Asri Febriansyah
Statistisi Ahli Pertama
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.