Artificial Intelligence (AI) sedang menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir karena perkembangannya yang pesat dalam kemampuannya membantu dan bahkan mendampingi aktivitas. Mulai dari menulis, menggambar, hingga menganalisis data besar, dan membawa revolusi dalam berbagai sektor.
Namun, muncul pertanyaan penting: apakah perkembangan AI yang pesat ini justru akan mengancam keamanan nasional dan internasional? Kekhawatiran ini mendasar, karena sejatinya teknologi baru pasti selalu menghadirkan dua sisi: berupa peluang dan risiko.
Manfaat AI bagi Individu dan Negara
AI bukan sekedar alat atau teknologi pintar, karena AI bisa membaca data lebih cepat dibanding manusia, dengan dapat mendeteksi pola serangan siber bahkan hingga memprediksi potensi konflik antarnegara.
Sehingga, negara-negara besar, seperti AS dan Tiongkok yang menghabiskan miliaran dolar untuk menjadikan AI sebagai pilar pertahanan baru, dengan mengintegrasikan ke dalam sistem pertahanan dan keamanan negara. Karena dalam skenario terbaiknya, AI dapat menjadi tameng kedaulatan dan penjaga stabilitas internasional.
Potensi Ancaman AI
Namun sisi gelap air tidak bisa diabaikan contohnya seperti AI telah membuka jalan bagi lahirnya ancaman baru baik itu deepfake, propaganda otomatis yang masif, hingga serangan cyber berbasis machine learning yang lebih canggih.
Pada akhirnya teknologi yang semula diciptakan untuk inovasi justru akan dapat dipelintir menjadi instrumen destabilisasi politik dan juga penyebaran disinformasi lintas batas negara, yang tentunya tidak hanya beresiko mengganggu keamanan nasional tetapi juga memicu ketegangan internasional jika AI disalahgunakan untuk memanipulasi opini publik dan mempengaruhi proses politik negara.
Kita tidak bisa lagi pura-pura buta, bahwa AI merupakan medan perang yang baru yang meskipun sunyi tetapi mematikan, karena berpotensi memanipulasi sehingga dapat merusak reputasi individu, memperkeruh ruang publik, hingga menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap informasi digital. Sedangkan regulasi AI yang lamban dengan pengembangannya yang tidak transparan dampak pengetahuan digital yang belum merata akan menjadi combo yang sempurna dalam menuju bencana.
Bagaimana Menyikapinya?
Negara, industri, dan masyarakat sipil harus bergerak dengan cepat dalam membuat pagar hukum yang tepat dengan memaksa transparansi algoritma serta mendidik publik dengan memperkuat literasi digital agar tidak mudah terpedaya.
Karena pada akhirnya, AI merupakan cermin dari bagaimana cara manusia menggunakannya, dan hanya dengan pendekatan yang seimbang antara inovasi juga pengawasan maka kita akan dapat memastikan AI menjadi sekutu bagi keamanan dan martabat manusia bukan sebagai sumber ancaman yang baru.
Karena, semua pilihannya ada di tangan kita apakah kita ingin menjadikan inovasi untuk melindungi atau membiarkan meledak sebagai bom waktu yang dapat menghancurkan keamanan nasional dan internasional.