Pada tanggal 28 September 2022, Kereta Api Indonesia (KAI) memperingati Hari Kereta Api Indonesia ke-77 tahun. Kenapa Hari KAI diperingati setiap 28 September? Bagaimana sejarah yang melekat dalam gerak juang kebangkitan KAI pada ulang tahunnya yang ke-77 ini?
Syahdan, pada 28 September 1945, terjadi pengambilalihan kantor pusat kereta api di Bandung, Jawa Barat, dari tangan pendudukan Jepang. Peristiwa ini menjadi tonggak penguasaan aset-aset kereta api dari tangan penjajah.
Pasca-proklamasi pecah gelombang aksi pemuda untuk merebut kantor, stasiun, depot, dan balai yasa yang sebelumnya dikuasai Jepang. Pegawai kereta api yang tergabung dalam Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) menyatakan sikap bahwa penguasaan kereta api berada di tangan Indonesia.
Pemerintahan Republik yang usianya belum seumur jagung mendirikan Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) untuk menjalankan operasional kereta api. Teknokrat ITB yang juga aktivis pergerakan Ir. Djuanda kemudian didapuk sebagai Kepala DKARI yang pertama.
Kereta api menjadi saksi perjuangan kemerdekaan, seperti pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Menjelang pertempuran, para pengungsi dievakuasi ke luar kota, dan sebaliknya rangkaian kereta didatangkan untuk mengangkut pejuang dan logistik memasuki Surabaya.
Upaya menyelamatkan pemerintahan Republik tidak lepas pula dari peran kereta api. Seiring datangnya Sekutu, situasi Jakarta terasa semakin tidak aman. Pemerintah memutuskan untuk memindahkan sementara ibukota ke Yogyakarta.
Kereta api menjadi pilihan, untuk itu disiapkan rangkaian khusus untuk membawa rombongan Presiden Soekarno beserta jajaran pemerintahan. Menjelang tengah malam 3 Januari 1946, gerbong kereta yang ditarik lokomotif uap C2849 buatan Jerman diberangkatkan ke arah Pegangsaan Timur.
Lampu kereta dipadamkan, dan kereta berhenti di belakang kediaman Soekarno yang berada di pinggir rel kereta sebelum stasiun Gambir. Harapannya, kereta itu dikira hanya akan langsir menuju stasiun Manggarai. Diam-diam rombongan menyusup ke dalam gerbong kereta inspeksi tersebut.
Barang-barang bawaan disiapkan di peron jalur empat Manggarai, dan langsung dimasukkan ke dalam gerbong tanpa menghentikan kereta yang bergerak pelan. Kereta tiba di stasiun Tugu Yogyakarta pada pagi harinya, dan roda pemerintahan kembali berjalan dengan lebih aman.
Perjalanan kereta api di Indonesia sendiri terentang jauh ke masa silam. Semasa penjajahan Belanda, Indonesia tercatat sebagai negara kedua di Asia yang membangun jalur kereta api, hanya didahului oleh India, sedangkan Tiongkok dan Jepang baru menyusul kemudian.
Rel kereta pertama dibangun pada 1864 yang menghubungkan stasiun lama Semarang di Desa Kemijen hingga stasiun Tanggung Grobogan. Jalur tersebut diresmikan pada 10 Agustus 1867, dan kemudian diperpanjang hingga wilayah Vorstenlanden, yaitu Solo dan Yogyakarta.
Jalur kereta lalu dibuka di berbagai wilayah, seperti di Surabaya dan Jawa Timur, Cirebon, Bogor, Jakarta, Sumatera dan Sulawesi. Hingga 1928 total panjang jalur kereta, termasuk trem, mencapai 7.464 km, sebagian dioperasikan oleh swasta dan separuhnya lagi oleh perusahaan negara.
Pasca-pengakuan kedaulatan, terutama sejak 1958, perusahaan-perusahaan milik Belanda itu seluruhnya dinasionalisasi menjadi BUMN, dengan nama Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Bentuk perusahaan berubah menjadi jawatan (PJKA), Perum (Perumka), dan sekarang PT KAI.
Sayangnya, perkembangan kereta api terkesan jalan di tempat, bahkan banyak rel kereta yang mati, tidak beroperasi. Di Jakarta, jaringan trem yang pernah menjadi moda transportasi favorit dibongkar, karena dianggap kurang menguntungkan dan ketinggalan zaman, digantikan oleh bus dan oplet.
Geliat kebangkitan
Kejayaan sektor otomotif semasa Orde Baru semakin meminggirkan dunia perkeretaapian. Pemerintah memprioritaskan pembangunan jalan untuk dilalui mobil alih-alih merawat rel kereta. Hingga 2017, lebih dari 40% jalur kereta yang tidak dipergunakan dari total sepanjang ±8.157 km.
Geliat kebangkitan kembali kereta api terjadi sejak Ignasius Jonan memimpin PT KAI. Dengan tangan dingin, Jonan mengubah wajah kereta api yang semula kumuh dan berdesak-desakan menjadi rapi dan bersih. Semua stasiun disterilisasi, hanya penumpang dan petugas yang boleh masuk peron.
Di Jakarta dilakukan penyatuan semua kelas kereta komuter, dengan menghapus kelas ekonomi dan ekspres. Semua penumpang harus menggunakan kartu untuk bisa melintasi gate elektronik. Tidak ada lagi cerita penumpang tanpa karcis hingga naik di atap gerbong kereta.
Ketika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi mempercepat pembangunan kereta metro (MRT) yang sebagiannya berada di bawah tanah. MRT Fase 1 yang melintasi rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia telah beroperasi, dilanjut dengan pengembangan Fase 2 hingga Fase 4.
Selain kereta komuter eksisting (KRL), jalur kereta penyangga ibukota lainnya berupa kereta ringan dan melayang (LRT). LRT Jabodebek direncanakan beroperasi pada 2023, sedangkan LRT Jakarta dan LRT Palembang sudah beroperasi sejak 2018-2019.
Proyek paling prestisius sekaligus kontroversial adalah pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Jika sudah beroperasi, kedua kota dapat ditempuh dalam waktu 36-45 menit saja, dengan melintasi beberapa stasiun.
Selain itu dioperasikan pula kereta bandara di Jakarta (Soekarno-Hatta), Medan (Kuala Namu), dan Yogyakarta (YIA). Kereta komuter yang semula hanya melayani Jabodetabek kini berekspansi ke Yogyakarta-Solo, dan diharapkan pula dapat menjangkau wilayah aglomerasi lainnya.
Dalam hal infrastruktur, Dirjen Perkeretaapian tengah menggeber jalur ganda (double track) jalur selatan, setelah sebelumnya jalur ganda pantura selesai pada 2014. Selain itu pemindahan stasiun sentral dari Gambir yang akan mengakomodasi double-double track (DDT) Manggarai-Cikarang.
Tidak hanya di Pulau Jawa, pembangunan jalur kereta juga dilakukan di Sulawesi (rute Makassar-Pare Pare) dan Aceh, serta direncanakan di Papua dan ibukota baru (IKN). Sejumlah rel mati juga tengah direaktivasi, seperti jalur kereta Cibatu-Garut.
Moda transportasi kereta api semakin diminati masyarakat, baik untuk perjalanan jarak jauh maupun komuter perkotaan. Kereta api dinilai efisien dalam mengangkut lebih banyak orang, ramah lingkungan, bebas macet, dan mengurangi angka kecelakaan di jalan raya.
Kereta api juga berperan dalam rantai pasok dan logistik. Kapasitas angkut kereta yang besar bisa menekan harga pengiriman barang dibandingkan menggunakan truk. Sejumlah barang yang biasa diangkut kereta antara lain batubara, semen, petikemas, hingga BBM Pertamina.
Transportasi massal dan modern serta rendah emisi telah menjadi kebutuhan penting masyarakat. Kecepatan, kenyamanan, dan keamanan yang ditawarkan oleh kereta api meningkatkan mobilitas dan perekonomian.
Hadirnya kereta cepat, MRT, dan LRT juga merupakan simbol kemajuan suatu bangsa. Tidak banyak negara yang mampu membangun dan mengoperasikan moda transportasi semacam itu. Indonesia patut bangga.
Kini, di bawah kepemimpinan Didiek Hartantyo, KAI terus melakukan transformasi dan mengikuti perkembangan teknologi melalui gerakan transformasi digital KAI. Melalui transformasi digital ini, KAI diharapkan bisa melayani lebih baik dan lebih sigap serta semakin kompetitif. Spirit Hari KAI merupakan tekad kuat dari KAI untuk bangkit menuju visi Indonesia Emas 2045. Ya, “Bangkit Lebih Cepat Melayani Lebih Baik”.