Jumat, Januari 31, 2025

The Awakening: Sebuah Perjalanan Menuju Kebebasan

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
- Advertisement -

Meskipun kita tidak tahu pasti apakah Kate Chopin pernah membaca karya Henry James,  ada kemungkinan bahwa James tidak membaca karya Chopin. The Awakening (1899), novel karya Chopin, menimbulkan kontroversi besar saat pertama kali terbit. Saking kontroversialnya, novel ini bahkan dihujat habis-habisan di perpustakaan kota kelahiran Chopin yakni New Orleans, dan Chopin sendiri dikeluarkan dari Fine Arts Club di kota yang sama. Mengingat betapa menggemparkannya novel tersebut, bukan tidak mungkin James justru tertarik untuk membacanya. Dan jika ia memang membacanya, ia mungkin akan mengagumi keberanian Chopin dan pilihannya untuk tidak menghakimi sang tokoh utama, Edna Pontellier.

Salah satu kekuatan utama The Awakening adalah kejujurannya dalam menghadapi pertanyaan abadi tentang peran perempuan dalam masyarakat. Alih-alih langsung menjawab pertanyaan tentang bagaimana perempuan harus diposisikan —sebagai objek atau subjek— Chopin justru mempertanyakan akar permasalahan tersebut: mengapa pertanyaan ini terus muncul? Lebih jauh lagi, ia mempertanyakan peran masyarakat dalam melanggengkan permasalahan ini.

Novel ini memperkenalkan kita pada Edna Pontellier, seorang perempuan berusia 28 tahun yang menghabiskan musim panas bersama suami dan kedua anaknya di sebuah resor danau di utara New Orleans. Keluarga mereka adalah bagian dari masyarakat kelas atas yang makmur. Di tengah kehidupan yang nyaman ini, Edna mulai menyadari bahwa ia berbeda dari perempuan-perempuan di sekitarnya. Ia tidak terpaku pada peran domestik sebagai istri dan ibu,  dan ia lebih terbuka terhadap pengaruh dari luar.

Selama musim panas itu, Edna mengalami serangkaian pengalaman sensual yang membangkitkan kesadarannya. Ia belajar berenang, merasakan gairah yang meluap-luap saat mendengarkan alunan piano Frédéric Chopin, dan bahkan jatuh cinta pada seorang pemuda.  Ketika musim panas berakhir dan keluarganya kembali ke New Orleans, Edna dipaksa untuk kembali menjalani kehidupan borjuis yang penuh dengan formalitas dan kepura-puraan.  Namun,  Edna menolak. Ia mulai menjelajahi kota,  menemukan tempat-tempat dan cara hidup yang baru baginya. Ia mengambil les melukis dan menjual karya-karyanya.

Namun, semua ini tidak cukup untuk memuaskan dahaga Edna akan kebebasan dan otentisitas. Ia merasa terjebak, bahkan dalam kehidupan barunya yang lebih mandiri.  Akhirnya, ia memutuskan untuk mengambil langkah drastis dengan meninggalkan rumah keluarganya dan pindah ke rumah yang lebih kecil. Keputusan ini menandai awal dari babak baru dalam pencarian jati dirinya,  sebuah pencarian yang akan membawanya pada konfrontasi dengan norma-norma sosial dan konsekuensi yang tak terduga.

Menjelang akhir perjalanan hidupnya, Edna dihadapkan pada serangkaian kekecewaan pahit yang membuatnya menyadari bahwa  kebebasan yang ia perjuangkan ternyata hanyalah ilusi.  Kehidupan baru yang ia bangun dengan susah payah,  ternyata tak mampu menampung hasrat dan impiannya. Sensualitasnya yang telah terbangun sepenuhnya—yang selama ini ia tekan— menuntut pemenuhan, namun Edna terbelenggu oleh realitas sosial yang mengekang. Ia mendambakan cinta yang sejati dan otentik, namun tak ada tempat baginya untuk mengekspresikan hasratnya tanpa melanggar batas-batas kesopanan dan moralitas yang berlaku.

Di sisi lain, Edna juga terikat oleh tanggung jawabnya sebagai seorang ibu. Meskipun ia merasa terkekang oleh peran domestik, ia tak bisa mengabaikan kewajibannya terhadap anak-anaknya. Pada akhirnya, Edna terjebak dalam dilema yang tak terpecahkan: memenuhi hasratnya dan mengorbankan reputasi serta anak-anaknya, atau mengorbankan kebahagiaannya sendiri demi menjaga kehormatan keluarganya.

Dalam keputusasaan yang mendalam,  Edna memilih jalan keluar yang tragis.  Ia—yang telah terbangun dan menyadari jati dirinya—tak sanggup lagi hidup dalam kepura-puraan. Ia memilih untuk mengakhiri hidupnya, bukan sebagai bentuk kekalahan, melainkan sebagai  pernyataan  atas kebebasannya. Dengan menceburkan diri ke laut,  Edna membebaskan dirinya dari belenggu sosial dan ekspektasi yang selama ini membatasi hidupnya.  Kematiannya bukanlah  aksi  keputusasaan yang dilakukan dalam kegelapan,  melainkan sebuah  langkah  penuh kesadaran menuju pembebasan diri.

Keputusan Edna untuk mengakhiri hidupnya memang  miris,  namun hal ini  menunjukkan  perbedaan  yang  signifikan  antara  The Awakening  dengan  karya-karya  sastrawan lain  di  era  yang  sama,  seperti  Henry  James  dan  Edith  Wharton. Meskipun  mereka  sama-sama  mengeksplorasi  tema  perempuan  dan  seksualitas, James  dan  Wharton cenderung  menyembunyikan  atau  menyindir  aspek  seksualitas  dalam  karya-karya  mereka. Chopin,  di  sisi  lain, dengan  berani  menggambarkan  hasrat  dan  seksualitas  perempuan  secara  terbuka,  terutama  dalam  konteks  masyarakat  Creole  di  Louisiana  yang  lebih  terbuka  terhadap  hal-hal  tersebut.

Berbeda  dengan  Lily  Bart  dalam  The  House  of  Mirth  karya  Wharton  yang  mati  dalam  kekalahan  dan  keputusasaan,  Edna  memilih  kematian  sebagai  bentuk  perlawanan  dan  pembebasan  diri.  Kematiannya  yang  dramatis  di  tengah  lautan  lepas  sangat  kontras  dengan  kematian  Lily  yang  sunyi  dan  tragis  di  sebuah  kamar  kos  yang  suram.  Edna,  dengan  segala  kesadaran  dan  keberaniannya,  memilih  untuk  menentukan  nasibnya  sendiri,  sebuah  tindakan  yang  menginspirasi  dan  memberdayakan,  meskipun  dibalut  dengan  kesedihan.

- Advertisement -

The Awakening merupakan satu-satunya novel yang ditulis oleh Kate Chopin. Sayangnya, ia meninggal dunia hanya lima tahun setelah novel ini diterbitkan. Meskipun demikian, The Awakening adalah sebuah karya yang sangat layak untuk dibaca, bukan hanya karena plotnya yang menarik  (meskipun Chopin berhasil membangun argumen yang kuat untuk Edna),  tetapi lebih karena  penggambaran  yang  begitu  detail  tentang  perubahan  perlahan  dalam  cara  pandang  Edna  terhadap  dunia  dan  simpati  yang  ditunjukkan  Chopin  kepadanya.

Gustave Flaubert, penulis Madame Bovary, pernah berkata,  “Madame Bovary, c’est moi”  (Madame Bovary adalah saya). Namun, empati yang ditunjukkan Flaubert terhadap tokohnya, meskipun mendalam, tidaklah  sepenuhnya  simpati. Berbeda dengan Flaubert,  Kate Chopin menunjukkan  simpati yang  tulus terhadap  Edna. Sepanjang novel  The Awakening,  Edna  digambarkan  sebagai  seorang  perempuan yang utuh,  dan  perjuangannya untuk  menemukan jati  diri dan kebahagiaan tidak  pernah diremehkan atau  dianggap  sepele.

The Awakening adalah sebuah novel yang signifikan karena beberapa alasan. Pertama,  novel  ini  muncul  pada  masa  ketika  perempuan  diharapkan  untuk  memenuhi  peran-peran  tradisional  sebagai  istri  dan  ibu.  Chopin,  melalui  kisah  Edna,  menantang  ekspektasi  tersebut  dan  mengeksplorasi  konsekuensi  dari  seorang  perempuan  yang  berani  melanggar  norma-norma  sosial  yang  mengekang. Kedua,  The Awakening  menggambarkan dengan  jujur pergolakan  batin  seorang  perempuan  yang  mencari  kebebasan  dan  pemenuhan  diri  di  tengah  masyarakat  patriarki. Ketiga, novel ini  menawarkan  pandangan  yang  kompleks  tentang  pernikahan,  cinta, dan  seksualitas  perempuan.  Chopin  tidak  memberikan  jawaban  yang  mudah  atau  simplistik,  melainkan  mengajak  pembaca  untuk  merenungkan  pertanyaan-pertanyaan  sulit  tentang  keinginan,  identitas,  dan  peran  perempuan  dalam  masyarakat.

Sebagai  sebuah  karya  sastra  feminis  awal,  The Awakening  memiliki  dampak  yang  besar  pada  perkembangan  kesusastraan  dan  wacana  gender.  Novel  ini  telah  menginspirasi  banyak  penulis  dan  pembaca,  dan  terus  dibaca  dan  dibahas  hingga  saat  ini.  The Awakening  adalah  sebuah  testimoni  atas  keberanian  dan  visi  Kate  Chopin,  dan  sebuah  karya  yang  tetap  relevan  dan  bermakna  bagi  pembaca  modern.

 

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.