The Last Days of Isabelle Peel (2022) adalah thriller psikologis karya Bex Hogan yang membawa pembaca ke dalam dunia misteri dan horor yang mencekam, berlatar pulau terpencil yang diselimuti rahasia kelam. Novel ini mengikuti Hetty, seorang wanita muda yang dituduh membunuh saudara kembarnya, Isabelle. Dalam perjuangannya untuk membuktikan ketidakbersalahannya, Hetty mengungkap jaringan rahasia keluarga yang gelap, manipulasi psikologis, dan kehadiran menghantui yang mengancam untuk menghancurkannya.
Misteri yang Memikat: Lebih dari Sekedar “Siapa Pelakunya?”
Di pusat novel ini terdapat misteri yang menarik: siapa yang membunuh Isabelle Peel? Hogan dengan ahli menenun benang-benang kecurigaan, petunjuk palsu, dan narator yang tidak dapat diandalkan, membuat pembaca terus menebak-nebak sampai akhir. Hetty, yang menderita amnesia dan berjuang dengan kondisi mentalnya yang rapuh, menjadi tersangka utama dalam pembunuhan saudara kembarnya. Saat ia menyelidiki, ia mempertanyakan ingatan dan kewajarannya sendiri, tidak yakin mana yang nyata dan mana yang hanya produk dari pikirannya yang bermasalah.
Namun, The Last Days of Isabelle Peel bukanlah novel misteri konvensional yang fokus pada menemukan pelaku atau motif. Hogan menyelami lebih dalam ke dalam psikologi karakter-karakternya, mengeksplorasi bagaimana trauma, kehilangan, dan manipulasi dapat mempengaruhi persepsi dan ingatan. Misteri kematian Isabelle menjadi terjalin dengan misteri identitas Hetty sendiri, menciptakan teka-teki psikologis yang menawan dan menantang pembaca untuk mempertanyakan asumsi-asumsi mereka tentang kebenaran dan realitas.
Horor Gotik: Atmosfer Pulau yang Mencekam dan Isolasi yang Menghancurkan
Hogan dengan mahir menciptakan atmosfer horor gotik, menggunakan latar pulau yang terisolasi untuk menimbulkan rasa tidak nyaman dan klaustrofobia. Pulau itu, dengan tebing yang terjal, hutan yang lebat, dan arus yang berbahaya, menjadi karakter tersendiri, memancarkan kehadiran yang menyeramkan yang menembus narasi. Sejarah pulau itu penuh dengan cerita rakyat dan tahayul, dengan kisah-kisah tentang penyihir, kutukan, dan kekuatan jahat yang menghantui tanah itu. Isolasi pulau tersebut juga memainkan peran penting dalam menciptakan atmosfer horor. Terputus dari dunia luar, karakter-karakter merasa terperangkap dan rentan, dikelilingi oleh kegelapan dan rahasia.
Rumah leluhur keluarga Peel, Iscariot House, menambah atmosfer gotik. Rumah besar yang membusuk, dengan lorong-lorong tersembunyi, kamar-kamar terkunci, dan lukisan-lukisan yang menyeramkan, menjadi simbol dari rahasia keluarga yang gelap dan beban masa lalu. Penjelajahan Hetty di rumah itu mencerminkan perjalanannya ke kedalaman jiwanya sendiri, saat ia menghadapi ketakutannya dan kehadiran menghantui yang tampaknya bersembunyi di dalam dinding. Setiap sudut rumah menyimpan rahasia dan bayangan masa lalu, menciptakan sebuah labirin fisik dan psikologis yang harus dijelajahi Hetty untuk menemukan kebenaran.
Manipulasi Psikologis dan Gaslighting: Meruntuhkan Kewarasan Hetty
The Last Days of Isabelle Peel menyelami efek mengerikan dari manipulasi psikologis dan gaslighting. Hetty, yang sudah rentan karena amnesia dan kesedihannya, menjadi sasaran kampanye manipulatif untuk membuatnya meragukan kewajaran dan ingatannya sendiri. Ia diberi informasi yang salah, diisolasi dari orang-orang yang ia percayai, dan dipaksa untuk mempertanyakan persepsinya tentang realitas. Hogan dengan cermat menggambarkan proses gaslighting ini, menunjukkan bagaimana hal itu dapat mengikis rasa diri seseorang dan mengarah pada kerusakan psikologis yang parah.
Saat Hetty mengungkap kebenaran tentang keluarganya dan pulau itu, ia menyadari bahwa ia bukan hanya seorang tersangka dalam penyelidikan pembunuhan, tetapi juga sebuah pion dalam permainan yang bengkok. Ia telah dimanfaatkan dan dikendalikan oleh orang-orang yang seharusnya melindunginya, dan ia harus berjuang untuk melepaskan diri dari jaringan kebohongan dan manipulasi yang telah menjeratnya.
Tema Keluarga dan Trauma: Mengungkap Luka yang Terpendam
Di luar misteri dan horor, The Last Days of Isabelle Peel mengeksplorasi tema-tema keluarga, trauma, dan dampak masa lalu yang abadi. Keluarga Peel retak dan disfungsional, dibebani oleh rahasia dan kebencian. Investigasi Hetty mengungkap sejarah pelecehan, pengkhianatan, dan penyakit mental, yang membayangi warisan keluarga itu. Hogan menunjukkan bagaimana rahasia dan kebohongan dapat meracuni hubungan keluarga dan menciptakan siklus trauma yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Novel ini juga menyentuh tema trauma masa kecil dan efeknya yang bertahan lama pada jiwa individu. Amnesia Hetty terkait dengan peristiwa traumatis di masa kecilnya, dan perjalanannya untuk mengungkap kebenaran tentang masa lalunya menjadi proses penyembuhan dan penemuan jati diri. Hogan menunjukkan bagaimana trauma dapat membentuk persepsi, hubungan, dan rasa diri kita, dan bagaimana menghadapi masa lalu dapat menjadi jalan menuju pemulihan.
Lebih dari Sekedar Thriller
The Last Days of Isabelle Peel adalah lebih dari sekadar novel thriller. Ia adalah eksplorasi yang kuat tentang jiwa manusia, kompleksitas hubungan keluarga, dan kekuatan masa lalu yang abadi. Hogan menciptakan sebuah dunia yang kaya akan atmosfer dan ketegangan, membawa pembaca dalam perjalanan psikologis yang mencekam bersama Hetty. Dengan plot yang rumit, karakter yang menarik, dan tema-tema yang mendalam, novel ini meninggalkan jejak yang mendalam dalam imajinasi pembaca lama setelah halaman terakhir dibaca.