Senin, Desember 9, 2024

Mengapa Orang Semakin Beralih dari Berita?

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
- Advertisement -

Wartawan membahas berita, Anda mengonsumsinya. Begitulah rumusnya selama ini. Namun sekarang, orang-orang mulai berpaling dari berita. Masyarakat mulai merasakan dan menilai berita terkesan membosankan dan menyedihkan.

Sebuah studi baru dilakukan oleh Universitas Oxford. Lebih dari 90.000 orang dewasa disurvei dari 47 negara. Jadi ukuran sampelnya cukup bagus. Dan apa yang mereka temukan? 39% orang secara aktif menghindari berita. 39%! Angka ini hanya 29% pada tahun 2017. Jadi, naik 10% dalam enam tahun.

Mari kita lihat beberapa angka lainnya juga. 46% orang sangat tertarik dengan berita. Angka ini adalah 63% pada tahun 2017. Jadi, gambaran besarnya cukup jelas: semakin banyak orang yang berpaling dari berita. Pertanyaannya, mengapa? Ternyata, itu terlalu membosankan, tanpa henti, dan menyedihkan.

Sebetulnya kalangan pers memahami sentimen ini. Mereka juga menghormati masukan masyarakat. Tapi kita perlu menempatkan angka-angka ini dalam konteks sehingga kita melihat dari sisi dunia pers. Kalangan  pers tidak menyangkal bahwa berita itu menyedihkan.

Ada dua perang besar di dunia. Ketimpangan kekayaan meningkat. Kerawanan pangan meningkat. Dan perang saudara menyakiti kehidupan sehari-hari. Itu bukan propaganda. Itulah realitas planet kita. Gambar dan angka memang menyedihkan, tapi apa lagi yang harus dilakukan media berita? Haruskah pers berhenti melaporkan semua ini?

Pelaku kejahatan ini tentu akan senang itu. Israel akan senang jika media berhenti meliput perang di Gaza. Tidak ada laporan, tidak ada kemarahan. China akan senang jika kita berhenti membicarakan Xinjiang. AS akan senang jika kita tidak membicarakan Libya atau Afghanistan. Tapi itu bukan solusinya. Jika berita itu menyedihkan, itu adalah cerminan dunia kita. Menyalahkan, menantang, atau membatalkan pembawa pesan tidak akan membantu.

Sekarang kita sampai pada bagian yang membosankan. Apakah berita benar-benar membosankan? Laporan mengatakan terlalu banyak politik dalam berita. Media berita terlalu fokus pada politisi. Ini menjadi situasi “siapa bilang apa”.

Mungkin genre lain bisa dieksplorasi, seperti teknologi yang sedang berkembang, atau cerita yang menyenangkan, atau bahkan sains dan kesehatan; hal-hal yang memicu percakapan dan berdampak pada kehidupan kita. Meski begitu, suka tidak suka kita tidak bisa menghilangkan politik.

Dan di situlah para pemimpin juga penting. Bagaimana Anda membuat presiden berusia 81 tahun menarik? Bagaimana Anda membuat kebuntuan parlemen tidak terlalu membosankan? Mungkin jawabannya terletak pada kemasannya.

Berita tidak benar-benar berubah sejak tahun 2000-an. Format lama yang sama, gaya grafis lama yang sama, dan cerita lama yang sama. Bandingkan dengan bentuk media lain, seperti musik atau film. Kemasannya sudah jauh lebih baik. Dan ada alasannya adalah uang.

- Advertisement -

Media berita bukanlah pemintal uang. Mari kita lihat pasar AS, yang merupakan yang terbesar di dunia. Mereka telah kehilangan sepertiga dari surat kabar mereka sejak tahun 2005. Sepertiga! Tahun lalu, lebih dari dua surat kabar tutup setiap minggu. Dan penutupan juga berarti PHK. Amerika telah kehilangan dua pertiga jurnalis surat kabarnya sejak tahun 2005.

Apa yang menjelaskan ini? Alasan utamanya adalah menurunnya pendapatan iklan. Lihat saja New York Times. Pendapatan iklan mereka turun 88,4% tahun lalu. Dan tetap saja, New York Times berhasil mencetak beberapa keuntungan. Tapi Washington Post tidak. Mereka kehilangan sekitar $100 juta. Sama dengan saluran televisi. CNN kehilangan 39% dari pendapatan iklan mereka pada paruh pertama tahun 2023. Fox News kehilangan 36% dari pendapatan iklan mereka.

Jadi, poin saya cukup sederhana: bahkan perusahaan media terbesar pun berjuang di seluruh dunia. Jika uang tidak berasal dari iklan, dari mana asalnya? Langganan berbayar adalah salah satu pilihan, tetapi berapa banyak dari Anda yang membayar berita?

Menurut survei yang sama, sangat sedikit orang yang berlangganan koran. Hanya 17% orang yang membayar berita mereka. Ini hampir tidak berubah dari survei terakhir. 55% orang mengatakan mereka tidak akan membayar berita. Hanya 2% yang akan membayar jumlah langganan sebenarnya. Kebanyakan orang lain menginginkan diskon besar-besaran.

Jadi, dari mana ekspansi akan datang? Dari mana ide baru akan datang? Anda membayar untuk Netflix. Anda membayar untuk Amazon. Namun, sangat sedikit dari Anda yang mau membayar untuk berita tersebut. Kecuali ini berubah, tidak ada ruang untuk berkembang, untuk mencoba hal-hal baru.

Jadi, sementara pihak pers menerima umpan balik dari pemirsa, mereka juga memiliki permintaan: jangan hindari berita. Beritahukan kalangan pers cara membuat berita lebih baik. Cerita mana yang ingin kita lihat? Bagaimana kita ingin melihatnya? Dan berapa yang akan kita bayar untuk mereka? Karena berita tidak bisa satu arah.

**

Our next story is about the news. We report it, you consume it. That’s been the equation for decades. But now, people are turning away from the news. Apparently, they find it boring and depressing. Says who? A new study. It was conducted by the Oxford University. More than 90,000 adults were surveyed from 47 countries, so a fairly good sample size. And what did they find? 39% of people actively avoid the news. 39%! This number was just 29% back in 2017. So, it’s risen by 10% in six years. Let’s look at some other numbers as well. 46% of people are extremely interested in the news. This number was 63% in 2017. So, the big picture is quite clear: more people are turning away from the news. The question is, why? Apparently, it’s too boring, relentless, and depressing.

Now, at the outset, let me say this: we understand this sentiment. We also respect the feedback. But tonight, we are putting these numbers in context, basically telling our side of the story. We can’t deny that news is depressing. There are two major wars in the world. Wealth inequality is rising. Food insecurity is surging. And civil wars are hurting daily lives. That is not a propaganda spin. That is the reality of our planet. Yes, the pictures and numbers are depressing, but what else should the news media do? Should we not report all this? Well, the culprits would love that. Israel would love it if the media stopped covering the war in Gaza. No reportage, no outrage. China would love it if we stopped talking about Xinjiang. The U.S. would love it if we didn’t talk about Libya or Afghanistan. But that is not the solution. If the news is depressing, it’s a reflection of our world. Blaming or challenging or canceling the messenger won’t help.

Now we come to the boring part of it. Is news really that boring? The report says it is. Apparently, there is too much politics in the news. And we agree, to some extent. News media does focus too much on politicians. It becomes a “who said what” situation. Maybe other genres can be explored, like emerging technologies, or feel-good stories, or even science and health; things that trigger conversations and impact our lives. Having said that, you cannot eliminate politics. And that’s where leaders also matter. How do you make an 81-year-old president interesting? How do you make parliamentary logjams less boring? Perhaps the answer lies in packaging.

News has not really changed since the 2000s. The same old format, the same old style of graphics, and the same old stories. Compare that to other forms of media, like music or movies. The packaging has improved a lot more. And there’s a reason why: money.

News media is not exactly a money spinner. Let’s look at the U.S. market, which is the biggest in the world. They have lost one-third of their newspapers since 2005. One-third! Last year, more than two newspapers shut down every week. And shutdowns also mean layoffs. America has lost two-thirds of its newspaper journalists since the year 2005.

What explains this? A big reason is dipping advertisement revenue. Just look at the New York Times. Their ad revenue fell 88.4% last year. And still, the New York Times managed to make some profit. But the Washington Post did not. They lost around $100 million. Same with television channels. CNN lost 39% of their ad revenue in the first half of 2023. Fox News lost 36% of their ad revenue.

So, my point is quite simple: even the biggest media companies are struggling the world over. If money doesn’t come from ads, where will it come from? Paid subscriptions are one option, but how many of you pay for news? According to the same survey, very few people. Only 17% of people paid for their news. It’s barely changed from the last survey. 55% of people say they will not pay for news. Only 2%, 2% will pay the actual subscription amount. Most others want steep discounts.

So, where will expansion come from? Where will new ideas come from? You pay for Netflix. You pay for Amazon. Yet, very few of you want to pay for the news. Unless this changes, there is no scope to expand, to try new things. So, while we take the feedback from the viewer, we also have a request: don’t avoid the news. Tell us how to make it better. Which stories do you want to see? How do you want to see them? And how much will you pay for them? Because news cannot be a one-way street.

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.