Minggu, Desember 22, 2024

Matcha Mania

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
- Advertisement -

Bayangkan Anda berjalan-jalan santai, menyusuri trotoar yang dipenuhi deretan toko-toko. Langkah Anda membawa Anda melewati kedai kopi yang harum, toko makanan kesehatan yang penuh warna, bahkan mungkin toko kelontong sederhana di ujung jalan. Di antara beragam produk yang dipajang, satu hal yang hampir pasti akan menarik perhatian Anda: semburat hijau cerah yang menyegarkan. Ya, kita sedang berbicara tentang matcha, bubuk ajaib berwarna hijau giok yang kini tampaknya telah menaklukkan dunia kuliner.

Dulu, matcha mungkin hanya dikenal oleh segelintir orang, dianggap sebagai minuman eksotis yang hanya bisa dinikmati di acara-acara khusus. Namun, kini, matcha telah menjelma menjadi primadona baru, hadir di mana-mana, mulai dari latte kekinian di kafe-kafe hits hingga es krim dan pancake yang menggoda selera. Transformasi matcha dari minuman langka menjadi bahan makanan yang mudah ditemukan ini sungguh menakjubkan, bukan?

Jadi, sebenarnya apa itu matcha yang sedang naik daun ini? Matcha adalah teh hijau dalam bentuk bubuk halus, hasil dari penggilingan daun teh pilihan. Meskipun berasal dari Jepang dan telah lama menjadi bagian penting dalam upacara minum teh tradisional mereka, matcha kini telah melampaui batas-batas budaya dan geografis.

Keunikan matcha terletak pada proses budidayanya yang istimewa. Tanaman teh Camellia sinensis, yang juga menjadi sumber berbagai jenis teh lainnya, ditanam di bawah naungan untuk mengurangi paparan sinar matahari langsung. Teknik ini merangsang produksi klorofil, pigmen hijau yang memberikan warna khas pada matcha, serta meningkatkan kandungan asam amino yang memberikan rasa unik yang sering disebut “earthy” atau “seperti tanah” oleh para penggemarnya. Kombinasi warna dan rasa yang khas inilah yang membuat matcha begitu digemari.

Selama berabad-abad, matcha seolah menjadi rahasia yang dijaga ketat oleh masyarakat Jepang. Namun, kini matcha tengah menikmati masa kejayaannya. Dari selebriti Hollywood hingga influencer media sosial, semua orang tampaknya tergila-gila dengan bubuk hijau ini. Matcha telah memicu kreativitas di dunia kuliner, muncul dalam berbagai variasi minuman dan makanan, baik yang mengikuti tradisi maupun yang inovatif. Matcha latte, es krim matcha, bahkan koktail matcha kini menjadi pemandangan umum di kafe-kafe dan restoran-restoran trendi. Tak heran jika kegilaan matcha ini telah mendunia!

Pasar matcha global saat ini bernilai fantastis, mencapai angka $2,3 miliar, dan diprediksi akan terus melesat hingga menyentuh angka $3 miliar dalam empat tahun mendatang. Pertumbuhan yang signifikan ini tentu mengundang pertanyaan, apa sebenarnya yang mendorong popularitas matcha yang luar biasa ini?

Ada tiga faktor utama yang berperan penting dalam kesuksesan matcha. Pertama, strategi pemasaran yang cerdas dan efektif. Berbagai produk matcha, mulai dari minuman boba yang kekinian hingga cokelat KitKat edisi matcha, berhasil memposisikan teh hijau ini sebagai pilihan yang trendi dan digemari oleh generasi muda.

Kedua, demam matcha juga tidak lepas dari meningkatnya popularitas budaya Asia secara global. Dari K-pop yang mendunia hingga bubble tea yang digandrungi, matcha ikut terangkat sebagai bagian dari gelombang budaya Asia yang sedang naik daun.

Terakhir, dan mungkin yang paling penting, adalah segudang manfaat kesehatan yang ditawarkan matcha. Kaya akan antioksidan, matcha disebut-sebut sebagai “superfood” yang dapat membantu mencegah kanker, meningkatkan fungsi kognitif, serta mengurangi stres dan kecemasan. Meskipun bukan obat ajaib, manfaat kesehatan ini menjadi daya tarik utama bagi mereka yang peduli akan kesehatan dan kesejahteraan. Kombinasi antara citra trendi, pengaruh budaya pop, dan manfaat kesehatan inilah yang menjadikan matcha begitu populer dan digemari oleh berbagai kalangan.

Bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi kafein, matcha bisa menjadi alternatif yang menarik. Kandungan kafein dalam matcha umumnya lebih rendah dibandingkan kopi atau teh biasa, sehingga memberikan dorongan energi yang lebih lembut dan tahan lama tanpa efek samping yang mengganggu.

- Advertisement -

Namun, matcha bukanlah minuman yang bisa memuaskan semua orang. Para penikmat kopi sejati mungkin akan berpendapat bahwa matcha, meskipun memiliki keunikannya sendiri, tidak bisa menggantikan kenikmatan dan kekuatan kopi yang telah menguasai pasar global dengan nilai mencapai 130 miliar dolar. Selain itu, rasa matcha yang khas, yang sering digambarkan sebagai “earthy” atau “seperti tanah”, juga menjadi perdebatan. Bagi sebagian orang, rasa ini justru terasa seperti rumput dan kurang menyenangkan.

Terlepas dari perdebatan tentang rasanya yang unik, matcha telah berhasil merebut hati banyak orang dan menjadi salah satu minuman paling populer saat ini. Kehadirannya yang semakin mendominasi di berbagai kedai kopi, restoran, bahkan supermarket, menunjukkan bahwa matcha telah melampaui statusnya sebagai minuman khusus dan berhasil menarik minat masyarakat luas. Matcha kini menjadi simbol gaya hidup sehat dan modern, serta menjadi pilihan favorit bagi mereka yang mencari alternatif minuman yang menyegarkan dan bermanfaat bagi kesehatan.

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.