Ketika seorang guru mengembangkan kuasanya yang besar, itu menjadi seperti samudera: aliran dan sungai mengalir ke dalamnya.
Semakin berkuasa sang guru, semakin besar kebutuhan akan kerendahan hati. Bersikap rendah hati artinya mempercayai pembelajaran dan tidak perlu membela diri.
Sebuah sekolah yang besar adalah seperti orang yang besar: ketika sekolah itu membuat kesalahan, ia menyadarinya; ketika ia menyadarinya, ia mengoreksinya; ia memandang mereka-mereka yang memberinya umpan balik sebagai guru-guru yang terpenting. Ia menganggap bayang-bayangnya sebagai musuhnya sendiri.
Kalau sebuah ruang kelas dibenamkan dalam pembelajaran, kalau ia memupuk murid-muridnya dan tidak memusingkan dirinya dengan urusan-urusan ruang kelas lainnya, ia bisa menjadi teladan bagi kelas lainnya di sekolah.
#Nasehatlama
Di sinilah nanti akan disiapkan sekretariat bersama Gugus Tugas Reforma Agraria Pusat, memanfaatkan ruang kosong di kantor ATR/BPN di bilangan Jalan Sabang, Jakarta Pusat.
Di sinilah kami, kita, ATR/BPN dan semua Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah daerah, Masyarakat dan organisasi pendamping, akan sama-sama belajar, bekerja, berikhtiar, melaksanakan amanah konstitusi pasal 33, mewujudkan program strategis nasional Reforma Agraria.
Perintah dan amanah Presiden Joko Widodo, untuk meletakkan dasar dan perwujudan keadilan agraria di negeri ini.
Tidak akan selamanya mudah, tidak akan selamanya mulus apalagi menyenangkan; tidak tahu sejauh mana juga bisa kita wujudkan semua cita dan cinta, untuk terwujudnya keadilan agraria, tetapi kita akan sama-sama sudah punya “sekolah”, untuk sama-sama kita #gotongroyong untuk #reformaagraria.
Mohon doa dan restunya, inilah janji saya, inilah ikhtiar kita semua. Kun fayakun!
