Jumat, April 26, 2024

Jalan Panjang Catalonia Merdeka

Moddie Wicaksono
Moddie Wicaksono
Pegiat GASPOLIAN (Gerakan Sadar Politik Internasional) Yogyakarta.
Masyarakat Catalonia memekikkan kata “merdeka” [foto: AP]

Pekik merdeka membahana di Barcelona pada Jumat (27/10/2017). Ratusan hingga ribuan manusia memadati lapangan yang menjadi saksi penting bagi sebuah sejarah. Mereka menunggu keputusan Parlemen Catalonia untuk mengabarkan sebuah pengumuman penting.

Setelah menunggu beberapa jam, Parlemen Catalonia melalui Carles Puigdemont mengumumkan sebuah kabar yang ditunggu. Secara resmi, ia mendeklarasikan kemerdekaan Catalonia. Ini artinya Catalonia tidak lagi sebatas wilayah bagian dari Spanyol melainkan sebuah bangsa.

Seusai pengumuman tersebut, teriakan “Merdeka, Merdeka, dan Merdeka” di Barcelona semakin melangit. Tangis dan tawa berkelindan. Ada setangkup haru dalam rindu. Sebuah rindu yang kemudian dituntaskan oleh tiga patah kata: Bangsa Catalonia merdeka.

Proses menuju sebuah kemerdekaan dilalui bangsa Catalonia sebagai jalan panjang. Tak mudah bagi mereka untuk terus bertahan di wilayah Spanyol. Buktinya, setiap pertandingan sepakbola, khususnya Barcelona, para pendukung pasti mengibarkan bendera Catalonia. Terhampar di setiap sudut-sudut baik di dalam stadion maupun luar stadion. Bahkan beberapa pemain asli Catalan seperti Gerard Pique tak segan untuk memberitakan dirinya di media sosial bahwa ia benar-benar bangga sebagai bangsa Catalonia.

Proses yang melelahkan itu terbayar ketika hasil voting menunjukkan 70 orang mendukung, 10 orang menolak, sedangkan dua lainnya abstain. Kemenangan secara mutlak seakan menjustifikasi hasil referendum pada awal Oktober 2017. Saat itu, hampir 90% rakyat Catalonia benar-benar ingin memisahkan diri dari Spanyol.

Apakah Spanyol menerima begitu saja pernyataan kemerdekaan Catalonia? Ternyata tidak. Spanyol melalui Perdana Menteri Mariano Rajoy mengumumkan akan melakukan tindakan tegas melawan separatis (rakyat Catalan). Dengan dalih kerusuhan massal yang tak terbentung, ia menggunakan pasal 55 untuk mengambil alih kekuasaan Catalonia.

Secara bombastis, ia membubarkan Parlemen Catalonia dan menggugurkan kewajiban Puigdemont sebagai Presiden Catalonia. Ia menganggap keputusan Parlemen Catalonia adalah perbuatan ilegal dan mencederai watak demokrasi. Kemudian ia segera mengumumkan bahwa Catalan akan segera melakukan pemilihan parlemen. Pemilihan tersebut direncanakan selambat-lambatnya pada 21 Desember 2017.

Hal ini tentu saja memantik reaksi keras dari Puigdemont beserta rakyat Catalan atas pernyataan Rajoy. Ia beralasan bahwa Rajoy melakukan perbuatan yang tak semestinya. Bagaimana mungkin kehendak rakyat Catalan yang jelas-jelas ingin merdeka dan itu sudah ditunjukkan di referendum awal Oktober 2017 masih saja dianggap pemberontak oleh pemerintah Spanyol?

Puidgemont menganggap faktor ekonomi yang menjadi penyebab bahwa Spanyol enggan melepaskan Catalonia. Pada tahun 2016, 25% GDP Spanyol berasal dari Catalonia. Ini belum ditambah fakta bahwa Barcelona merupakan pasar wisata terbesar di dunia. Tercatat di tahun 2016 ada sebanyak 17 juta turis asing yang berkunjung ke Barcelona. Ini menempatkan Barcelona sebagai salah satu dari sepuluh kota di dunia yang paling banyak dikunjungi wisatawan asing.

Pengakuan Negara Lain

Berdasarkan Konvensi Montevideo tahun 1933, ada syarat deklaratif terbentuknya sebuah negara, yaitu pengakuan negara lain. Selain itu ada, syarat konstitutif bagi terbentuknya sebuah negara: rakyat, wilayah, dan pemerintah. Dari keempat syarat tersebut, Catalonia hanya memenuhi tiga dari keempat syarat. Kemerdekaan Catalonia tak mendapatkan pengakuan dari negara lain.

Tak adanya pengakuan dari negara lain seakan melegitimasi pernyataan Rajoy bahwa apa yang dilakukan Puigdemont beserta Parlemen Catalonia dalam menyatakan kemerdekaan adalah tindakan ilegal. Ini yang menyebabkan sulitnya Catalonia bergerak luas ingin mendeklarasikan kemerdekaannya kepada khalayak luas.

Amerika Serikat, Meksiko, Jerman, Prancis, hingga Indonesia adalah beberapa negara yang menolak kemerdekaan Catalonia. Mereka menganggap Catalonia merupakan urusan integral Spanyol. Hal ini akan menjadi polemik kemerdekaan Catalonia. Ketika sebuah bangsa telah mendeklarasikan kemerdekaan namun tak ada pengakuan dari negara lain, itu sama saja sebuah pernyataan kemerdekaan yang paradoks.

Sebenarnya, jika melihat secara teliti dari lini masa, ada satu negara yang mengakui negara Catalonia, yaitu Republik Srpska. Republik tersebut merupakan satu dari tiga entitas politik yang ada di Federasi Bosnia-Herzegovina. Namun apa daya, pengakuan Republik Srpska tidak berbanding lurus dengan pernyataan dari negara-negara besar di belahan dunia.

Jika ada satu saja negara besar mengakui kemerdekaan Catalonia, ada kemungkinan Catalonia menjadi negara secara de jure dan de facto. Polemik semakin menjadi rumit ketika Uni-Eropa terlihat tak mau turut campur dengan apa yang terjadi di Catalonia. Mereka lebih menganggap bahwa polemik tersebut menjadi permasalahan Spanyol.

Jalan panjang masih harus dilalui oleh bangsa Catalonia. Menuju sebuah kemerdekaan bukanlah keputusan yang semudah membalikkan telapak tangan. Tantangan dan hambatan masih harus dilalui oleh bangsa Catalonia. Apalagi ini melihat fakta bahwa pada Senin (30/10/2017) di jalanan Barcelona terdapat satu juta orang yang menentang kemerdekaan Catalonia sembari meneriakkan Viva Espana, Visca Catalonia.

Faktor ekonomi menjadi faktor penting dalam kemerdekaan Catalonia. Dan itu mungkin saja mengapa banyak negara besar, termasuk Indonesia menolak kemerdekaan Catalonia. Indonesia adalah salah satu negara yang terus digempur permasalahan Papua yang ingin merdeka. Bukan tidak mungkin, kemerdekaan Catalonia menjadi inspirasi bagi Papua untuk merdeka. Jika itu terjadi, bukan mustahil Indonesia akan kehilangan aset ekonomi terbesar sepanjang sejarah.

Kolom terkait:

Dalih Catalonia Ingin Merdeka

Nasib Barca Setelah Referendum Catalonia

Salahkah Suatu Bangsa Menghendaki “Negara”

Moddie Wicaksono
Moddie Wicaksono
Pegiat GASPOLIAN (Gerakan Sadar Politik Internasional) Yogyakarta.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.