Senin, Oktober 14, 2024

Indonesia dan Perubahan Iklim: Tantangan Air Bersih

Taufiq Ihsan
Taufiq Ihsan
Ph.D - Assistant Professor - Environmental Engineering Department - Universitas Andalas - Environmental Health and Management; Occupational Health and Safety; Water, Sanitation and Hygiene (WaSH)

Perubahan iklim telah menjadi isu global yang semakin mendesak, membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk kualitas air. Kualitas air yang terganggu dapat mengancam kesehatan manusia, mengganggu ekosistem, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Artikel ini akan membahas dampak perubahan iklim terhadap kualitas air, strategi adaptasi yang dapat diterapkan, serta tantangan dalam implementasinya. Kita akan menggali lebih dalam tentang pentingnya adaptasi transformasional dan bagaimana kita dapat melindungi sumber daya air yang berharga ini, termasuk melihat bagaimana isu ini relevan dengan kondisi di Indonesia.

Dampak Perubahan Iklim pada Kualitas Air: Ancaman yang Nyata

Perubahan iklim memengaruhi kualitas air melalui berbagai jalur, dan dampaknya semakin nyata seiring waktu.

  • Peningkatan suhu

Peningkatan suhu udara berdampak langsung pada suhu air. Bayangkan sungai dan danau yang dulunya sejuk kini menjadi lebih hangat. Kenaikan suhu air ini mengganggu keseimbangan ekosistem perairan, mengancam kehidupan ikan dan organisme lainnya.

Selain itu, air yang lebih hangat lebih rentan terhadap perubahan kimia dan kondisi anoksik (kekurangan oksigen). Kondisi ini meningkatkan risiko pertumbuhan alga berlebih yang dapat menghasilkan racun berbahaya, serta kontaminasi air oleh polutan, mikroorganisme, dan bakteri. Di Indonesia, peningkatan suhu air laut akibat perubahan iklim telah menyebabkan pemutihan karang yang mengancam ekosistem terumbu karang.

  • Perubahan pola curah hujan.

Perubahan iklim juga menyebabkan perubahan pola curah hujan, yang berdampak serius pada kualitas air. Hujan deras dan badai yang lebih sering terjadi dapat meningkatkan konsentrasi polutan di badan air. Limpasan permukaan dari lahan pertanian, perkotaan, dan industri membawa berbagai polutan ke sungai, danau, dan sumber air lainnya. Di sisi lain, kekeringan yang berkepanjangan dapat mengurangi aliran air, sehingga polutan menjadi lebih terkonsentrasi dan kualitas air menurun. Indonesia, sebagai negara kepulauan, rentan terhadap perubahan pola curah hujan yang ekstrem, menyebabkan banjir dan kekeringan yang berdampak pada kualitas air.

  • Bencana alam

Perubahan iklim juga meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir dan kekeringan. Banjir dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur air bersih dan sanitasi, serta kontaminasi air permukaan dan bawah permukaan. Sementara itu, kekeringan dapat menyebabkan penurunan muka air tanah dan peningkatan konsentrasi kontaminan di dalamnya. Indonesia sering mengalami bencana alam seperti banjir dan tanah longsor yang dapat merusak sumber air dan mencemari air bersih.

Strategi Adaptasi: Membangun Ketahanan Kualitas Air

Untuk melindungi sumber daya air yang berharga ini, diperlukan strategi adaptasi yang komprehensif dan inovatif. Beberapa strategi kunci termasuk:

  • Kerangka kebijakan dan manajemen yang adaptif. Indonesia telah mengambil langkah-langkah positif melalui kebijakan seperti RPJMN dan RAN-API, namun koordinasi antar lembaga dan partisipasi masyarakat perlu terus ditingkatkan.
  • Pemodelan untuk pengambilan keputusan. Pemodelan dapat membantu memprediksi dampak perubahan iklim dan memprioritaskan tindakan adaptasi.
  • Pertanian berkelanjutan. Mendorong praktik pertanian ramah lingkungan untuk mengurangi pencemaran air.
  • Infrastruktur alami. Rehabilitasi hutan mangrove dan lahan gambut dapat melindungi kualitas air dan mengurangi risiko bencana.
  • Peningkatan kapasitas. Pelatihan dan pendidikan di bidang pengelolaan air dan adaptasi perubahan iklim sangat penting.
  • Teknologi. Teknologi pengolahan air yang efisien dan terjangkau dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih.
  • Sumber air alternatif. Pemanfaatan air hujan dan pengembangan sumber air alternatif lainnya dapat membantu mengatasi masalah kekurangan air bersih.
  • Infrastruktur hijau. Pembangunan infrastruktur hijau di perkotaan dapat mengurangi risiko banjir dan meningkatkan kualitas air.
  • Pengelolaan air hujan. Sistem pengelolaan air hujan yang baik dapat mengurangi risiko banjir dan meningkatkan ketersediaan air bersih.

Tantangan dalam Implementasi: Jalan Terjal Menuju Adaptasi

Meskipun banyak strategi adaptasi yang tersedia, implementasinya menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi. Di Indonesia, beberapa tantangan ini termasuk:

  • Koordinasi antar lembaga. Indonesia memiliki banyak lembaga dan instansi yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya air. Kurangnya koordinasi dan komunikasi antar lembaga dapat menghambat implementasi strategi adaptasi yang efektif.
  • Keterbatasan anggaran. Anggaran yang terbatas untuk pengelolaan sumber daya air dan adaptasi perubahan iklim dapat menjadi hambatan dalam implementasi strategi adaptasi yang membutuhkan investasi besar.
  • Kurangnya kesadaran masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas air dan dampak perubahan iklim dapat menghambat partisipasi aktif masyarakat dalam upaya adaptasi.
  • Keterbatasan infrastruktur. Infrastruktur pengelolaan air yang belum memadai di beberapa daerah dapat menjadi hambatan dalam implementasi strategi adaptasi tertentu.
  • Konflik kepentingan. Konflik kepentingan antara berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumber daya air dapat menghambat pengambilan keputusan dan implementasi strategi adaptasi

Adaptasi Transformasional: Langkah Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan

Sebagian besar strategi adaptasi yang diterapkan saat ini bersifat reaktif dan inkremental, yang bertujuan untuk mengatasi dampak perubahan iklim dalam jangka pendek. Namun, untuk mencapai ketahanan jangka panjang, diperlukan pendekatan adaptasi yang lebih transformasional. Adaptasi transformasional melibatkan perubahan mendasar dalam sistem sosial dan ekologis untuk mengatasi akar penyebab kerentanan terhadap perubahan iklim.Beberapa contoh adaptasi transformasional dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia termasuk:

  • Pengembangan pertanian berkelanjutan. Mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk mengurangi dampak pertanian terhadap kualitas air.
  • Pengelolaan terpadu daerah aliran sungai (DAS). Menerapkan pendekatan pengelolaan DAS yang mengintegrasikan berbagai aspek seperti kualitas air, keanekaragaman hayati, dan kebutuhan masyarakat.
  • Peningkatan partisipasi masyarakat. Melibatkan masyarakat secara aktif dalam pengelolaan sumber daya air dan pengambilan keputusan terkait adaptasi perubahan iklim

Kesimpulan

Perubahan iklim adalah tantangan global yang membutuhkan respons kolektif dan inovatif. Melindungi kualitas air adalah bagian penting dari upaya adaptasi perubahan iklim. Dengan memahami dampak perubahan iklim terhadap kualitas air, menerapkan strategi adaptasi yang tepat, dan mengatasi berbagai tantangan dalam implementasinya, kita dapat membangun ketahanan kualitas air dan memastikan ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang.

Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kualitas air di tengah perubahan iklim. Dengan memahami dampak, menerapkan strategi adaptasi, dan mengatasi tantangan, kita dapat memastikan ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang.

Taufiq Ihsan
Taufiq Ihsan
Ph.D - Assistant Professor - Environmental Engineering Department - Universitas Andalas - Environmental Health and Management; Occupational Health and Safety; Water, Sanitation and Hygiene (WaSH)
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.