Selasa, Mei 13, 2025

Horor dan Penyembuhan dalam In the Skin of a Monster

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
- Advertisement -

In the Skin of a Monster (2013) karya Kathryn Barker adalah sebuah novel young adult yang memadukan misteri, horor, dan elemen supranatural untuk menciptakan kisah mencekam tentang trauma, identitas, dan kegelapan yang bersemayam dalam diri manusia. Novel ini berpusat pada Alice, seorang gadis remaja yang dihantui oleh tindakan mengerikan saudara kembarnya yang melakukan penembakan di sekolah. Ketika Alice berusaha untuk berdamai dengan masa lalunya dan menemukan jati dirinya, ia terseret ke dalam dunia mimpi buruk yang memaksanya untuk menghadapi monster di dalam dirinya dan orang-orang di sekitarnya. 

Misteri yang Menyelubungi: Realitas Vs Mimpi Buruk

Salah satu elemen kunci yang mendorong narasi In the Skin of a Monster adalah misteri seputar dunia mimpi yang dimasuki Alice. Setelah pertemuan aneh dengan saudara kembarnya yang telah meninggal, Kell, Alice mendapati dirinya terperangkap dalam realitas alternatif yang mengerikan, di mana mimpi buruk penduduk kota menjadi nyata. Barker dengan mahir mengaburkan batas antara dunia nyata dan dunia mimpi, membuat Alice dan pembaca mempertanyakan apa yang nyata dan apa yang hanya ilusi.

Penggunaan gaya penulisan stream of consciousness dan peralihan sudut pandang yang tiba-tiba antara Alice dan karakter lain semakin menambah kebingungan dan ketidakpastian. Pembaca diajak untuk merasakan disorientasi dan kecemasan yang dialami Alice saat ia berjuang untuk memahami aturan dan logika dunia mimpi yang kacau dan tidak dapat diprediksi.

Misteri ini diperdalam dengan kehadiran makhluk mengerikan yang menghantui Alice dalam mimpi buruknya. Makhluk ini, yang tampaknya terhubung dengan trauma masa lalunya dan rasa bersalahnya atas tindakan saudara kembarnya, menjadi simbol dari kegelapan yang mengintai di dalam dirinya dan di dalam komunitasnya. Identitas makhluk ini, asal-usulnya, dan tujuannya tetap menjadi teka-teki yang harus dipecahkan Alice untuk melarikan diri dari dunia mimpi dan menghadapi masa lalunya.

Horor Psikologis: Menggali Luka Trauma dan Rasa Bersalah

Barker tidak hanya mengandalkan elemen horor supranatural, tetapi juga menyelami horor psikologis yang berakar pada trauma dan rasa bersalah. Alice dihantui oleh kenangan akan penembakan di sekolah dan perannya sebagai saudara kembar pelaku. Ia berjuang dengan pertanyaan-pertanyaan tentang identitas, takdir, dan apakah ia juga memiliki kemampuan untuk kekerasan seperti saudara kembarnya.

Horor psikologis dalam novel ini terasa nyata dan menghantui karena Barker mengeksplorasi dengan jujur dampak trauma pada jiwa seorang remaja. Alice mengalami berbagai gejala PTSD, seperti kilas balik, mimpi buruk, kecemasan, dan isolasi sosial. Ia juga menunjukkan perilaku self-harm sebagai cara untuk menghadapi rasa sakit emosional yang mendalam.

Dunia mimpi yang dimasuki Alice menjadi manifestasi dari luka trauma kolektif komunitasnya. Setiap mimpi buruk yang ia alami mencerminkan ketakutan, rasa bersalah, dan penyesalan penduduk kota yang terkait dengan penembakan tersebut. Dengan mengalami mimpi buruk ini, Alice terpaksa menghadapi kegelapan yang tersembunyi di balik fasad kota kecil yang tampaknya normal.

Identitas yang Terfragmentasi: Perjalanan Menemukan Jati Diri

Tema identitas menjadi sentral dalam In the Skin of a Monster. Alice berjuang untuk mendefinisikan dirinya sendiri di luar bayang-bayang saudara kembarnya dan tindakan kekerasannya. Ia merasa terbebani oleh label “saudara kembar seorang monster” dan berusaha untuk menemukan tempatnya di dunia yang menganggapnya berbeda.

Perjalanan Alice melalui dunia mimpi menjadi sebuah metafora untuk perjalanannya menemukan jati diri. Ia harus menghadapi aspek-aspek tergelap dari dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya untuk memahami siapa ia sebenarnya dan apa yang ia percayai. Dalam proses ini, ia belajar untuk melepaskan diri dari masa lalu dan menciptakan identitasnya sendiri.

Barker menunjukkan bahwa identitas adalah sesuatu yang fluida dan kompleks, terutama bagi remaja yang sedang mencari jati diri. Alice harus mengatasi berbagai tekanan eksternal dan internal untuk menemukan suaranya sendiri dan menentukan siapa ia ingin menjadi.

- Advertisement -

Kekuatan Hubungan Manusia: Mengatasi Trauma dan Kegelapan

Meskipun dipenuhi dengan misteri dan horor, In the Skin of a Monster juga menyoroti kekuatan hubungan manusia dalam mengatasi trauma dan kegelapan. Alice menemukan dukungan dan penerimaan dari orang-orang yang tidak terduga, seperti Zeke, anak laki-laki yang ibunya menjadi korban penembakan tersebut. Hubungan mereka yang rumit dan penuh konflik akhirnya berkembang menjadi sumber kekuatan dan penyembuhan bagi keduanya.

Barker menunjukkan bahwa hubungan manusia yang sehat dapat menjadi penangkal bagi isolasi dan rasa sakit yang ditimbulkan oleh trauma. Melalui koneksi dengan orang lain, Alice mulai menyadari bahwa ia tidak sendirian dalam perjuangannya dan bahwa ia dapat menemukan kekuatan dalam dukungan dan empati orang lain.

In the Skin of a Monster: Lebih dari Sekedar Horor Remaja

In the Skin of a Monster adalah novel yang berani dan mengugah pikiran yang melampaui batasan genre horor remaja. Barker menggunakan elemen misteri dan horor untuk mengeksplorasi tema-tema yang kompleks tentang trauma, identitas, dan kondisi manusia. Dengan karakter yang menarik, alur cerita yang mencengkeram, dan pesan yang kuat tentang harapan dan penyembuhan, novel ini meninggalkan jejak yang mendalam dalam imajinasi pembaca dan memicu percakapan tentang isu-isu penting yang dihadapi remaja dan masyarakat saat ini.

Barker tidak menghindari isu-isu yang sulit seperti kekerasan di sekolah, penyakit mental, dan self-harm. Ia menyajikan isu-isu ini dengan sensitivitas dan kejujuran, menciptakan sebuah kisah yang relevan dan bermakna bagi pembaca muda. In the Skin of a Monster adalah sebuah pengingat bahwa meskipun dihadapkan pada kegelapan dan kesulitan, kita memiliki kekuatan untuk menyembuhkan, tumbuh, dan menemukan harapan.

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.