Sabtu, Mei 10, 2025

Fransiskus: Paus dari Rakyat, Paus untuk Dunia

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
- Advertisement -

Bapa Suci Fransiskus adalah seorang paus dengan banyak hal yang pertama: beliau adalah paus pertama dari Amerika Latin, paus pertama dari Ordo Jesuit, dan paus pertama yang mengambil nama Fransiskus. Sejak awal, beliau menunjukkan bahwa kepausannya akan berbeda. Hari ini, dunia berduka atas kepergian Bapa Suci Fransiskus di usia 88 tahun. Berita kematiannya mengejutkan banyak pihak. Sebelumnya, beliau sempat dirawat di rumah sakit akibat pneumonia ganda, dan setelah berminggu-minggu menjalani perawatan, beliau akhirnya sembuh serta diperbolehkan pulang. Beberapa hari terakhir, beliau sempat melakukan sejumlah penampilan publik penting.

Pada hari Kamis, beliau mengunjungi sebuah penjara di Roma. Pada hari Sabtu, beliau mendatangi Basilika Santo Petrus. Pada hari Minggu, secara mengejutkan, beliau muncul di balkon Vatikan, meskipun tidak memimpin kebaktian Paskah. Namun, beliau tetap berkeliling Piazza menggunakan mobil kepausan, bertemu dan memberkati ratusan orang. Beliau juga sempat bertemu dengan Wakil Presiden AS, JD Vance, dan bertukar ucapan Paskah, sambil mengatakan, “Saya merasa kurang sehat, tetapi senang melihat Anda dalam keadaan yang lebih baik.”

Tak lama kemudian berita kematian beliau diumumkan ke publik. Ribuan orang berkumpul di Vatikan, banyak di antaranya menangis. Ucapan belasungkawa mengalir dari seluruh dunia, termasuk dari para pemimpin negara. Sesuai keinginannya, Bapa Suci Fransiskus akan dimakamkan di luar Vatikan, di Basilika Santa Maria Maggiore, menjadikannya paus pertama dalam satu abad yang dimakamkan di luar Basilika Santo Petrus. Ini menandakan kembali betapa berbeda dan istimewanya beliau.

Warisan apa yang ditinggalkan Bapa Suci Fransiskus? Bagaimana beliau memengaruhi Gereja Katolik, dan apakah beliau berhasil mereformasinya? Siapa pula yang akan menggantikannya? Sebelum menjawab itu, mari kita mengenal kisah hidup beliau. Nama aslinya adalah Jorge Mario Bergoglio. Beliau lahir pada tahun 1936 di Buenos Aires, Argentina, dari keluarga imigran Italia. Beliau sering menggambarkan dirinya sebagai seorang Argentina yang dibesarkan dengan pasta. Pernah bekerja menyapu lantai, menjaga klub malam, dan belajar kimia, akhirnya beliau meninggalkan semua itu untuk menjadi imam Jesuit. Ditahbiskan pada tahun 1969, beliau diangkat menjadi kardinal pada tahun 2001, dan akhirnya terpilih menjadi paus pada tahun 2013 setelah sempat mencoba pada 2005.

Visi kepausannya sederhana: menghapus kemewahan dan kembali ke Injil. Beliau memilih tinggal di rumah tamu daripada istana kepausan, sering terbang dengan kelas ekonomi, memasak makanannya sendiri, bahkan melelang Harley-Davidson pribadinya. Malam-malam, beliau diam-diam keluar untuk memberi makan para tunawisma. Dalam beberapa hal, Bapa Suci Fransiskus tetap mempertahankan tradisi, seperti dalam isu aborsi dan selibat imam. Namun, dalam banyak hal lain, beliau membawa perubahan besar. Beliau mengizinkan pemberkatan pasangan sesama jenis dan menyatakan, “Jika seseorang gay dan mencari Tuhan serta memiliki niat baik, siapa saya untuk menghakimi?”

Bapa Suci berupaya membersihkan korupsi finansial di Vatikan, menunjuk lebih banyak perempuan ke posisi kepemimpinan, mendesak aksi cepat untuk perubahan iklim, membangun hubungan dengan dunia Muslim, menjadi penengah dalam berbagai konflik, serta menyerukan gencatan senjata di Gaza dan Ukraina. Ia meminta belas kasih bagi para pengungsi, dengan mengatakan, “Saya mendengar bagaimana kedua belah pihak menderita. Ini bukan perang lagi, ini adalah terorisme.”

Dua tantangan besar mewarnai masa kepausannya. Pertama, mengatasi krisis pelecehan seksual oleh rohaniwan. Meskipun beliau berupaya mengeluarkan dekrit untuk memperbaiki keadaan, banyak pihak menilai usahanya belum cukup. Dalam kata-katanya, beliau menyebut tindakan tersebut sebagai “kultus yang sacrilegius.” Tantangan kedua adalah berkurangnya pengaruh Katolik di banyak negara. Kehadiran di gereja menurun, pembaptisan berkurang, dan banyak orang muda mencari makna hidup di luar institusi gereja. Bapa Suci merespons dengan memperluas perjalanan misinya, terutama ke Afrika dan Asia, bahkan ketika kondisi fisiknya sudah lemah hingga harus menggunakan kursi roda.

Kini, dengan kepergian beliau, pencarian paus baru dimulai. Untuk sementara, seorang pejabat sementara bernama Camerlengo ditunjuk. Setelah pemakaman, proses pemilihan dimulai lewat Konklaf di Vatikan. Setiap kardinal di bawah usia 80 tahun berhak memilih paus baru. Pemilihan dilakukan secara rahasia di Kapel Sistina, dengan suara yang dibakar untuk memberi sinyal kepada dunia: asap putih berarti paus baru terpilih, asap hitam berarti pemilihan masih berlangsung.

Beberapa nama kuat telah muncul sebagai calon paus baru, seperti Peter Turkson dari Ghana, Luis Antonio Tagle dari Filipina, dan Peter Erdő dari Hongaria. Jika salah satu dari dua nama pertama terpilih, maka untuk pertama kalinya, paus berasal dari Asia atau Afrika. Namun, siapa pun yang terpilih nanti, mereka harus mengingat visi Bapa Suci Fransiskus: Gereja bukanlah museum, tetapi makhluk hidup yang harus berubah seiring waktu. Sekarang, keputusan ada di tangan Vatikan — apakah akan menutup pintu reformasi atau membukanya lebih lebar lagi.

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.