Rabu, April 24, 2024

Erick Thohir “Si Tangan Emas”

Endang Tirtana
Endang Tirtana
Peneliti Senior MAARIF Institute dan Komisaris Independen PT. Kereta Api Indonesia

Jurnalis senior Karni Ilyas memberi julukan“Si Tangan Emas”kepada Erick Thohir dalam program Karni Ilyas Club. Erick sudah seperti adik bagi Bang Karni. Mereka berdua memiliki pengalaman ketika mengembangkan stasiun televisi TvOne. Di tangan Erick, TvOne berhasil mencapai break-even point (BEP) hanya dalam waktu delapan bulan saja.

Selain itu, Bang Karni bercerita, suatu ketika saat isterinya berkunjung ke salah satu pulau terpencil di Italia, tahu dari Indonesia, pemilik tempat penginapan antusias memberikan layanan terbaik. Nama Thohir, alias Erick Thohir sangat populer di sana. Erick Thohir orang pertama di Indonesia sebagai pemilik klub sepak bola bergengsi di dunia, Inter Milan.

Jalan Menuju Kabinet

Cerita Bang Karni, menguatkan bukti kinerja yang mengagumkan atas keberhasilan yang dicapai oleh Erick. Sebut saja perhelatan Asian Games 2018 yang mendapatkan pujian dari berbagai negara. Pujian itu tak lepas dari keberhasilan Erick dan tim.

Dari kesuksesan di Asian Games itu, Erick berhasil mencuri hati Pak Jokowi. Kemudian didapuk sebagai ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin dalam Pemilu 2019. Semula banyak yang meragukan, karena Erick orang baru dalam politik, dunia yang sangat berbeda.

Kenyataannya, semua keraguan itu ditepis dengan jawaban berupa kerja nyata. Hasilnya, kerja keras Erick bersama partai-partai politik pendukung, relawan, dan simpatisan berhasil mengantarkan Jokowi terpilih kembali menjadi presiden untuk periode kedua.

Seiring waktu, Jokowi meminta Erick membantu di jajaran pemerintahan sebagai Menteri BUMN. Pengalaman Erick sebagai pengusaha diharapkan dapat mengubah persepsi buruk tentang BUMN menjadi lebih profesional, efisien, transparan, dan berdaya saing.

Gebrakan Erick diwujudkan dengan transformasi BUMN, diawali dengan merampingkan struktur birokrasi di kementerian agar bisa bergerak lebih cepat dan lincah. Yang paling fundamental adalah penekanan pada nilai-nilai utama atau apa yang disebut sebagai akhlak. Kenapa akhlak?

Akhlak sangat menentukan kejujuran dan integritas seseorang. Akhlak juga akan tercemin pada sikap dan mental yaitu amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.

Program Strategis

Untuk menjalankan misi penyehatan BUMN, Erick melakukan restrukturisasi dengan membentuk klaster-klaster dan holding. Langkah ini dipilih karena tidak mudah mengawasi 142 perusahaan dan 27 klaster, yang kemudian dirampingkan menjadi 41 perusahaan dengan 12 klaster.

Tidak semua BUMN berstatus sehat dan kompetitif, karena ada pula yang sifatnya layanan publik dan penugasan. Tetapi selama ini banyak BUMN yang menjalankan usaha di luar core bisnis, merambah bidang-bidang yang semestinya menjadi bagian swasta dan UMKM.

Ada pula kasus Jiwasraya yang memberi pembelajaran penting kepada Erick dalam membenahi dunia asuransi dan penjaminan. Langkah cepat dilakukan dengan mengatasi kasus hukum dan membentuk holding Indonesia Financial Group (IFG).

Holding IFG menjadi lembaga keuangan non-bank terbesar di Indonesia. Melalui pembentukan holding ini diharapkan kejadian seperti Jiwasraya tidak akan terulang lagi. IFG juga menjadi kekuatan baru untuk pengembangan UMKM sebagai sektor yang sangat besar menopang perekonomian.

Terobosan strategis lain yang mengejutkan adalah langkah Erick dalam melakukan merger bank-bank syariah. Dengan itu Erick mengharapkan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia juga menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.

Dari sisi internal, Erick memilih tim terbaik untuk menduduki posisi direksi dan komisaris dan menerapkan key performance indicator (KPI) sebagai alat penilaian. Acapkali kehati-hatian Erick mendapat sorotan tajam dari mereka yang tidak terpilih atau harus berhenti dari jabatannya.

Tantangan Erick Thohir

Sudah rahasia umum, BUMN kerap disalahgunakan untuk kekuatan politik tertentu. Tidak heran gebrakan dan kerja-kerja tulis Erick selalu mendapat serangan, baik berupa kritik, cibiran, atau bahkan fitnah. Ada pula yang mengaitkan dengan pencitraan dan persiapan untuk maju pada 2024.

Padahal secara tegas Erick mengatakan bahwa jabatan yang diberikan oleh Presiden Jokowi adalah amanah, karena itu harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Erick percaya bahwa setiap keberhasilan adalah buah dari tanggungjawab terhadap amanah dan menjaga reputasi nama baik.

Kritik-kritik yang bermunculan terhadap Erick tidak lagi bersifat objektif dan tulus untuk membangun, tetapi sudah menjurus personal dan kepentingan. Meminjam istilah Buya Maarif, banyak orang yang karena dicopot jabatannya lalu perangainya berubah 180 derajat.

Penulis yakin, Erick akan tetap konsisten dalam menjalankan prinsip-prinsipnya untuk perbaikan dan kemajuan BUMN. Dalam tiap keberhasilannya, Erick secara rendah hati selalu menyampaikan bahwa itu semua adalah buah dari kekompakan.

Keberhasilan itu berangkat dari hati, didukung oleh tim yang kuat, dan bekerja karena lillahi ta’ala. Erick mengatakan bahwa seorang pemimpin tidak hanya siap untuk diangkat, tetapi juga siap diberhentikan. Inilah ketulusan dan cerminan akhlak seorang Erick Thohir dalam perbaikan dan kemajuan BUMN.

Endang Tirtana
Endang Tirtana
Peneliti Senior MAARIF Institute dan Komisaris Independen PT. Kereta Api Indonesia
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.