Sabtu, Desember 7, 2024

Menjawab Polemik Ucapan Natal, Lihat Surat Maryam 19:33

Wawan Kuswandi
Wawan Kuswandi
Pemerhati Komunikasi Massa
- Advertisement -

Polemik klasik yang tidak pernah berakhir hingga hari ini ialah apakah boleh umat muslim mengucapkan selamat Natal bagi kaum Kristiani?

Polemik melelahkan dalam konteks spiritual ini, terus berputar tanpa ujung, karena terkait dengan persoalan akidah seorang muslim. Muslim yang pro mengucapkan selamat Natal, dituding telah merusak atau menghancurkan keimanan islamnya karena dinilai telah mempercayai bahwa Nabi Isa AS adalah anak Tuhan.

Sebaliknya, bagi muslim yang kontra mengucapkan selamat Natal, dinilai mampu menjaga keimanan islamnya karena Tuhan tidak punya anak dan tidak melahirkan seorang anak.

Lantas pertanyaan sederhananya ialah siapa sosok tunggal yang bisa menilai secara final soal akidah keimanan umat muslim? (Ada yang bisa menjawab?)

Terlepas dari pro dan kontra soal pengucapan selamat Natal, umat muslim hanya punya dua pilihan yang bila ditelaah secara sederhana (ngak perlu ruwet dengan aneka interpretasi) yaitu:

1. Bagi seorang muslim yang merasa yakin bahwa mengucapkan selamat Natal tidak merusak atau menghancurkan akidah keimanannya, silahkan saja. Toh tidak ada kewajiban tertentu terkait ucapan Natal bagi umat Kristiani.

2. Bagi seorang muslim yang merasa yakin bahwa mengucapkan selamat Natal akan merusak atau menghancurkan keimanannya, yah… tidak perlu mengucapkan selamat Natal. Toh tidak juga ada kewajiban khusus terkait selamat Natal.

Namun, dalam konteks kemanusiaan (bukan keimanan lho) mengucapkan selamat Natal boleh-boleh saja. Ini sama halnya ketika umat Kristiani atau etnis Tionghoa (yang oleh sebagian kecil umat muslim disebut kafir) mengucapkan selamat Idul Fitri kepada umat muslim.

Ada satu hal yang patut dicatat dan mungkin bisa menyelesaikan polemik panjang soal ucapan Natal ini yaitu umat muslim wajib yakin dan percaya dalam imannya bahwa Nabi Isa AS adalah Rasul Allah.

Perbedaan keyakinan atau agama bukanlah untuk menciptakan konflik, tetapi untuk mewujudkan persaudaraan dalam kemanusiaan dan kehidupan sosial. Alasan mengapa Allah SWT Tidak menciptakan manusia menjadi seragam adalah karena hal itu adalah kehendak Allah. Manusia tak bisa mengelaknya. Hal ini ditegaskan dalam surat Hud ayat 118, “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikanmu manusia umat yang satu. Tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.”

- Advertisement -

Tohir Bawazir dalam bukunya berjudul Top 10 Masalah Islam Kontemporer menjelaskan, meskipun manusia diciptakan berbeda-beda, namun asalnya dari satu nenek moyang yaitu Nabi Adam AS dan Siti Hawa. Hal ini didukung oleh studi ilmiah yang membuktikan bahwa aspek kesamaan manusia lebih banyak dibanding aspek perbedaannya.

Fakta ilmiah lainnya yang juga mengejutkan yaitu bahwa manusia memiliki bentuk dan struktur deoxyribonucleic acid (DNA) yang tingkat kesamaannya mencapai 99,9 persen. Sedangkan tingkat perbedaannya tidak lebih dari 0,1 persen.

Itu artinya, manusia memiliki banyak kesamaan, baik manusia yang hidup di zaman purba maupun di masa sekarang. Namun demikian, Allah SWT menjadikan manusia berbeda secara suku, bahasa, dan bangsa, seperti tertuang dalam surat Al-Hujurat ayat 13, ” Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita dan menjadikanmu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Dalam sebuah tayangan YouTube yang sudah beredar luas, Profesor Quraish Shihab juga membolehkan umat muslim memberikan ucapan selamat Natal.

“Bahkan kalau saya ingin berkata ‘Selamat Natal’ itu di Al-Qur’an ada ‘Selamat Natal’. Yang pertama mengucapkannya Isa AS, di Quran jelaskan saat lahir dia mengatakan ‘salam sejahtera bagiku pada kelahiranku’ (QS Maryam 19:33). Itu kan ‘Selamat Natal’,” kata Quraish Shihab dalam Youtube GuzZ TV berjudul ‘Hukum Mengucapkan Selamat Natal.

Quraish juga menambahkan, ucapan itu boleh saja dilontarkan, asal umat muslim mempercayai Isa AS sebagai Rasulullah, bukan anak Allah. Nah, sekarang saya serahkan kepada Anda, ingin atau tidak ingin mengucapkan selamat Natal, terserah Anda.

Wawan Kuswandi
Wawan Kuswandi
Pemerhati Komunikasi Massa
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.