Laughter is the best medicine. Kita sudah sering mendengar pepatah lama itu. Ketawa adalah obat terbaik. Tidak sekadar pepatah. Banyak penelitian ilmiah mendukung pernyataan itu. Humor dan ketawa bisa mengurangi stress, kecemasan, depresi, serta memperkuat sistem kekebalan.
Tidak hanya murah dan tersedia dalam pergaulan sehari-hari, ketawa juga hampir tidak memiliki efek samping. Itu sebabnya, di samping obat yang diberikan, dokter biasa menyarankan agar keluarga pasien menemani dan menyediakan hiburan bagi penderita penyakit.
Trend pemberian obat yang bukan berbentuk tablet, kapsul dan infus itu makin luas kini. Dokter-dokter di Selandia Baru memperkenalkan konsep pengobatan mutakhir: resep hijau atau green prescription (GRx).
Resep Hijau atau Green Prescription
Tidak cuma tergantung pada obat konvensional, resep hijau pada intinya adalah panduan yang diberikan dokter atau perawat kepada pasien agar pasien mengubah cara hidup (lifestyle) untuk mempercepat penyembuhan. Gaya hidup meliputi antara lain olahraga fisik dan diet atau pola makan.
Karena olah fisik yang terlalu berat justru bisa merusak kesehatan dan menghambat tujuan penyembuhan, dokter harus memberi resep yang tepat. Panduan tadi berisi “dosis” olahraga fisik yang sesuai jenis penyakit, dan dilengkapi dengan target tertentu.
Resep penyembuhan lewat olahraga fisik punya landasan kokoh yang bersumber pada penelitian ilmiah serta pada petimbangan ekonomi di tengah mahalnya harga obat dan layanan kesehatan. Sebuah penelitian oleh British Journal of General Practice menemukan bahwa aktivitas fisik merupakan cara penyembuhan yang sangat murah, sekaligus potensial menjadi salah satu bentuk layanan kesehatan primer di tingkat komunitas.
Para peneliti menemukan bahwa resep yang berisi saran agar pasien sering berjalan, melakukan olahraga berkelompok dan olahraga ringan, lebih efektif sekaligus murah ketimbang kelas gym atau kelas jalan secara sendiri-sendiri.
Resep Hijau tanpa Efek Samping
Penelitian lain menunjukkan bahwa jenis resep ini efektif untuk meningkatkan aktivitas fisik dan kualitas hidup dalam waktu lebih dari 12 bulan tanpa efek samping.
Hasil positif resep hijau di Selandia Baru mengilhami negara lain untuk melakukan program serupa. Dokter umum di Devon dan Somerset, Inggris, misalnya, telah berhasil menyemangati pasien untuk berekreasi di alam bebas, termasuk mengunjungi taman nasional, sebagai bagian dari terapi mereka. Pasien operasi bedah diberi resep “Jalan untuk Kesehatan” dalam bentuk kegiatan berjalan di luar ruangan.
Para dokter di Klinik Kesehatan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM Medical Center) dikabarkan akan mulai menulis “resep hijau” pada akhir tahun. Para dokter akan meresepkan jenis dan intensitas olahraga yang sesuai dengan kondisi pasien.
Di Singapura sudah ada organisasi bernama “Exercise is Medicine Singapore”. Menurut sebuah survai di sana, dokter-dokter yang pernah mengikuti pelatihan resep olahraga dari organisasi itu sekarang lebih banyak meresepkan olahraga kepada pasien mereka. Organisasi tadi mengajar dokter bagaimana cara membuat resep olahraga dan kebugaran yang sesuai dengan kaidah penyembuhan serta aman.
Resep Hijau akan Jadi Trend Baru
Dokter-dokter di Indonesia sebenarnya juga sudah biasa memberi saran agar pasien berolah fisik untuk membantu penyembuhan. Namun, itu belum diformalkan dalam “resep hijau” yang baku.
Di masa mendatang, “resep hijau” diperkirakan akan menjadi trend baru dalam penyembuhan. Kebutuhan akan metode penyembuhan ini terutama sangat menonjol di Indonesia. Di samping mahalnya harga obat dan layanan kesehatan, kita menghadapi penyebaran dokter yang tidak merata.***
Indonesia yang begitu banyak rempah-rempah dan tanaman herbal akan lebih mudah membuat resep hijau. Konsep kembali ke alam, tidak hanya membuat badan segar tapi juga membuat jiwa kita lebih mensyukuri akan nikmat Tuhan