Minggu, Oktober 13, 2024

Membunuh Obamacare

Farid Gaban
Farid Gaban
Mantan pemred geotimes, pendiri Zamrud Khatulistiwa
Demonstran pro-Obamacare di Chicago.

Sebuah undang-undang baru Amerika, yang lolos di majelis rendah (House of Representatives) bulan ini, mengakhiri undang-undang kesehatan lama di era Presiden Barack Obama. Kematian Obamacare akan menjadi lengkap jika majelis tinggi, Senat, juga meloloskannya.

Sumpah Presiden Donald Trump untuk membunuh kebijakan kesehatan Obama kian terwujud. Tapi korban sebenarnya adalah warga Amerika, khususnya di ka­langan miskin, yang diperkirakan akan kembali sulit mendapatkan layanan kesehatan yang terjangkau sekaligus berkualitas.

Isu kesehatan memang salah satu isu paling panas dalam politik domestik Ame­rika. Sektor kesehatan merupakan salah satu isu yang paling keras diperdebatkan dalam setiap musim kampanye. Partai Demokrat dan Republik secara umum memiliki pandangan berbeda dalam isu ini.

Ketika terpilih menjadi presiden pada 2009, Obama, yang datang dari Partai Demokrat, bertekad merombak sistem kesehatan nasional.

Obama melihat banyak fakta yang menunjukkan biaya berobat terus meroket dan premi asuransi meningkat membuat banyak warga, khususnya yang miskin, tak memperoleh perlindungan kesehatan.

Bersama rekan-rekan Demokrat di Kongres, Obama berhasil meloloskan Affordable Care Act (ACC) atau undang-undang kesehatan yang terjangkau. Undang-undang itu diresmikan pada 2010 dan mulai efektif berlaku pada 2014. Sistem kesehatan baru itu belakangan dikenal sebagai Obamacare.

Sasaran utama Obamacare adalah meningkatkan ku­alitas dan keterjangkauan asuransi kesehatan. Pemerintah menawarkan subsidi berupa keringanan pajak bagi warga maupun perusahaan kecil yang ikut program asuransi.

Pemerintah federal juga mensubsidi negara bagian yang mau memperluas cakupan Medicaid dan Medicare, dua program asuransi kesehatan pemerintah untuk warga miskin, khususnya lanjut usia dan cacat.

Obamacare mendorong pembentukan klinik atau rumah sakit punya komitmen besar memberikan layanan kesehatan ber­kualitas bagi pasien miskin. Klinik atau rumah sakit mendapat bonus dari pemerintah jika berhasil memberikan layan­an yang berkualitas tinggi tapi terjangkau, serta jika berhasil menjalankan program pencegahan penyakit-penyakit kronis. Jika gagal, mereka didenda.

Hal menarik lain: pemerintah Obama mendukung hadirnya Koperasi Asuransi Kesehatan. Ini lembaga asuransi dari, untuk dan oleh anggota serta bersifat non-profit. Koperasi ini memperoleh pinjaman modal dari pemerintah untuk kurun lima tahun.

Kerugian awal perusaha­an asuransi akibat penerapan Obamacare ditanggung pemerintah. Namun, Obamacare membuat regulasi lebih ketat industri asuransi swasta.

Perusahaan asuransi diharuskan menerima semua pendaftar program asuransi tanpa pandang bulu, tanpa menimbang kondisi awal calon pemegang polis. Perusahaan dilarang membatalkan polis asuransi ketika yang ber­sangkutan jatuh sakit.

Keuntungan perusahaan asuransi juga dibatasi. Obamacare mengharuskan perusahaan membelanjakan 80-85% premi untuk biaya kesehatan; ganti rugi harus dibayar kepada pemegang polis jika aturan dilanggar.

Merupakan perombakan sistem kesehatan paling ra­dikal sejak 1965, Obamacare menuntut peran pemerintah lebih besar, antara lain memperbesar subsidi layan­an kesehatan dan membuat aturan lebih ketat (regulasi) dalam industri asuransi.

Partai Republik cenderung menolak dengan dalih peningkatan peran dan ang­garan pemerintah akan meningkatkan defisit anggaran nasional Amerika. Republik juga secara umum punya dalih ideologis: peran pemerintah yang terlalu besar dalam mengatur industri asu­ransi akan membuat Amerika cenderung menjadi negeri sosialistik.

Anggaran publik Amerika untuk kesehatan sebenarnya cukup tinggi, sekitar 8,3% dari GDP, jika dibandingkan dengan negeri seperti Indonesia yang cuma 1% dari GDP. Artinya peran peme­rintah cukup besar. Namun, itu masih kalah jauh diban­ding negeri yang menganut paham welfare state seperti Swedia dan Denmark, atau negeri sosialis seperti Kuba yang mematok anggaran kesehatan di atas 10%.

Menurut kajian awal Ko­mite Kongres sendiri, Obamacare sukses memperluas kepesertaan asuransi kesehatan. Ada tambahan peserta 24 juta hingga 2016.

Berlawanan dengan kekhawatiran Republik, Obamacare justru memperkecil anggaran yang dikeluarkan pemerintah, karena makin luasnya keterlibatan swasta kecil dalam mendaftarkan karyawannya. Peningkatan premi asuransi yang sebe­lumnya berlebihan juga bisa ditekan, sekaligus menekan angka inflasi keseluruhan.

Namun, Pemerintah Do­nald Trump dan Partai Republik nampaknya tidak peduli. Keputusan Kongres (Senat) sedang ditunggu. Jika lolos, Affordable Care Act akan genap terkubur, diganti American Health Care Act.

Kajian Kongres menyebutkan, jika Obamacare dihentikan, sekitar 50 juta warga usia produktif akan terancam tidak terlindungi program asuransi. Premi asuransi juga akan naik tak terkendali terutama bagi warga yang sudah menderita sakit, meski premi akan turun bagi mereka yang sehat.

Farid Gaban
Farid Gaban
Mantan pemred geotimes, pendiri Zamrud Khatulistiwa
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.