Jumat, Maret 29, 2024

“Sapiens” Yuval Noah Harari

Kanz Luzman Ibrahim
Kanz Luzman Ibrahim
Saya adalah seorang mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, program studi Hukum Keluarga. Saya sangat senang membaca, mempelajari hal baru, dan untuk saat ini ingin berfokus pada peningkatan writing skill

​​​​Dalam pandangan sains, manusia merupakan sebuah produk dari proses evolusi. Sebagaimana terdapat pada sebuah teori yang telah lumrah kita dengar yakni teori evolusi Darwin, yang dicetuskan oleh Charles Darwin.

Darwin menyatakan bahwa manusia secara keseluruhan merupakan hasil dari evolusi panjang dari kaum kera. Darwin panjang melakukan observasi untuk mendukung pendapatnya ini, mulai dari menyamakan struktur kerangka kepala manusia modern dengan struktur kepala kera, mengidentifikasi adanya sejumlah kesamaan dalam genom manusia dan kera, dan lain sebagainya.

Jika kita ikuti pendapat Darwin ini, dan kita melakukan pendalaman materi melalui metode historiografi, maka akan banyak ditemukan fakta-fakta yang mungkin banyak dari khalayak ramai belum ketahui.

Bermula pada masa prasejarah (sebut saja begitu), manusia yang merupakan hasil dari evolusi kera masih merupakan spesies hewan yang secara kemampuan tak jauh berbeda, atau bisa disebut manusia purba saat itu masuk ke dalam Kingdom Animalia.

Pada masa itu, manusia masih hidup cenderung secara individu. Sebagai makhluk individu, tentu manusia pada saat itu akan menghadapi banyak sekali kesulitan, baik itu kesulitan mencari makanan atau bertahan hidup dari predator-predator yang secara fisik jauh lebih besar dari manusia. Dalam buku ini ada beberapa fase yang dibagi sesuai dengan faktor dan keadaan manusia saat itu, diantaranya:

1. Revolusi Kognitif

2. Revolusi Pertanian

3. Pemersatuan Umat Manusia

4. Revolusi Industri

Setelah menjalani hidup menjadi makhluk individual dengan berbagai halang rintangnya, manusia mulai memasuki tahap perkembangan yaitu tahan Revolusi Kognitif. Pada fase ini, manusia mulai memiliki perkembangan dalam sistem kognitif mereka. Revolusi ini terbentuk dari proses panjang adaptasi manusia selama hidup menjadi sosok individu, yang lama kelamaan mereka mulai mencoba untuk membangun jejaring koneksi dengan sesama manusia.

Hal itu mereka lakukan untuk memperkuat posisi manusia dalam rantai makanan. Usaha mereka membangun jejaring atau koneksi antar sesama terhitung berhasil, bahkan sangat sukses. Hal itu dapat dibuktikan lewat melonjaknya posisi manusia dalam rantai makanan. Yang tadinya berada di bawah, langsung berakselerasi menjadi puncak rantai makanan tanpa melalui tahap tahap yang lambat.

Pada fase ini, perlu diketahui bahwa pusat kehidupan manusia berada pada benua Afrika, dimana berbagai jenis manusia berkumpul di dalam satu benua tersebut. Misalnya saja Homo Sapiens (cikal bakal manusia modern), Homo Neanderthal (yang bertubuh lebih besar dan kekar), dan Homo Floresiensis (manusia kerdil).

Selama kurun waktu yang cukup panjang, Homo Sapiens lah yang mampu beradaptasi keluar dari sistem individual ke sistem kolektif atau kelompok, serta mengalami revolusi kognitif yang lebih dominan dan signifikan, sehingga spesies manusia lainnya perlahan punah. Itulah alasan mengapa kita tidak pernah melihat adanya spesies manusia lain di bumi ini. Di masa ini, manusia disebut sebagai Pemburu-Pengumpul.

Bumi pernah mengalami yang namanya masa beku (zaman es). Zaman es memaksa manusia dan seluruh spesies binatang untuk pergi mencari dataran yang sekiranya bersuhu lebih hangat (laik huni). Zaman es pula lah yang memaksa manusia bertransformasi dari kehidupan yang nomaden menjadi menetap. Selain zaman es, berkurangnya spesies binatang tertentu yang menjadi bahan makanan manusia, juga menjadi faktor pendorong manusia untuk beralih menjadi sosok yang hidup secara menetap.

Sejak saat itulah dimulai fase Revolusi Pertanian. Pada fase ini, manusia mulai membangun pemukiman pemukiman kecil dan membangun jejaring koneksi yang lebih kompleks dari pendahulunya. Aktivitas berburu dan mengumpulkan makanan mulai berkurang, karena manusia mulai mencari alternatif dari berburu dan mengumpulkan yang disebabkan oleh faktor tadi.

Ketahanan fisik manusia pada fase ini menurun ketimbang pendahulu mereka yang hidup di masa berburu. Hal demikian disebabkan karena berkurangnya intensitas pergerakan manusia. Yang tadi nya sangat aktif kesana kemari, menjadi hanya berkutat di pekarangan rumah saja. Banyak persoalan-persoalan baru yang muncul pada fase ini. Mulai dari masalah hama yang menyerang pertanian, lamanya proses panen, hingga kurangnya persediaan makanan, karena segalanya harus diciptakan sendiri sekarang.

Seiring berkembangnya kompleksitas jejaring koneksi yang manusia bangun, tentu semakin rumit pula persoalan-persoalan yang akan muncul. Manusia pada masa itu, cenderung memenuhi kebutuhan komoditas dengan melakukan pertukaran antar komoditas.

Masalah yang timbul adalah, ketika misalnya seorang petani beras membutuhkan sepasang sepatu, maka ia akan pergi ke tempat perajin sepatu untuk menukarkannya dengan beras. Lalu bagaimana jika ternyata si perajin sepatu tidak membutuhkan beras melainkan apel. Tentu petani beras tersebut akan berusaha mendapatkan apel dengan menukarkannya dengan beras agar apel tersebut bisa ditukarkan kembali dengan sepasan sepatu.

Masalah lain juga muncul, misalnya berapa takaran pasti dari beras sehingga dikatakan cukup untuk ditukarkan dengan sepasang sepatu? Dari kompleksitas jejaring koneksi yang manusia buat, menimbulkan problematika yang lebih besar pula. Karenanya manusia mulai mengadakan sebuah alat persepakatan inter-subjektif yang  pada hari ini kita kenal sebagai uang. Itulah yang disebut oleh sejarah sebagai fase Pemersatuan Umat Manusia.

Setelah masuk pada fase pemersatuan umat manusia oleh uang, manusia terus berkembang menggunakan alat tukar tersebut. Kita sebut saja misalnya proyek perkembangan sains akan menjadi faktor suatu negara memiliki ekonomi yang kuat. Misal saja Spanyol dan Portugis pada waktu itu. Ekspedisi-ekspedisi yang negara-negara tersebut lakukan bukan tanpa tujuan, melainkan atas perintah Raja untuk memperluas wilayah kekuasaan.

Artinya, dengan bertambahnya wilayah kekuasaan, akan bertambah banyak pula masyarakat yang akan ada di bawah kekuasaannya, sehingga lebih banyak pula upeti yang akan diterima oleh Raja. Atau contoh lain yang ada di masa modern ini. Sebut saja misalnya proyek penelitian terhadap suatu penyakit.

Para ilmuwan secara logika, tidak akan mau dengan suka rela meneliti suatu penyakit yang risiko besarnya tidak mereka ketahui melainkan dengan kucuran dana penguasa yang melimpah. Karena mendapat kucuran dana yang tidak kecil itulah, para peneliti mau melakukan penelitian tersebut. Rangkaian contoh di atas mengidentifikasikan bahwa proyek sains akan selalu berbanding lurus dengan perkembangan ekonomi.

Munculnya industri-industri di berbagai bidang juga merupakan lanjutan dari fase pemersatuan umat manusia, yang oleh manusia modern saat ini dikenal dengan fase Revolusi Industri.

Kanz Luzman Ibrahim
Kanz Luzman Ibrahim
Saya adalah seorang mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, program studi Hukum Keluarga. Saya sangat senang membaca, mempelajari hal baru, dan untuk saat ini ingin berfokus pada peningkatan writing skill
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.