Tak tanggung-tanggung, Workshop Nasional Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat menghadirkan pembicara hebat hingga tokoh nasional, di antaranya; Dewas BPJS Ketenagakerjaan, Motivator yang juga Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr. Aditya Warman, MBA. Kemudian Dewan Pengarah SARMMi Vertical Rescue Indonesia dan juga pelatih nasional HW Rinanto, penulis buku Relawan Garis Depan, Jurnalis Alam Bebas, Relawan Kemanusiaan & SAR ahyar Stone, Kepala Pelaksana BPBD Sumatera Barat Dr.Ir. Rudi Rinaldi, MT dan Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC Sumbar, Portito, S.Pd.
Dalam rangka Bentuk Relawan Tangguh Bencana, Mapala UM Sumatera Barat selenggarakan Workshop Nasional Cara Menjadi Relawan Garis Depan di Lokasi Gempa. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, Selasa hingga Rabu (6-7/8), di Convention Hall Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, M.A, Kampus 1 Padang.
Ketua Umum Mapala UM Sumatera Barat, Alfi Jaya dalam pembukaan workshop mengharapkan kegiatan yang digelar selama dua hari tersebut berjalan dengan lancar. Ia menyampaikan, dilihat dari situasi dan geografis, Provinsi Sumatera Barat termasuk dalam lingkaran api (ring of fire) Pasifik. Sehingga bencana alam tsunami, gempa dan gunung api disinyalir bisa saja terjadi, apalagi dalam waktu terakhir juga sering terjadi gempa, hanya saja dalam skala kecil. “Kegiatan ini diadakan semoga bermanfaat bagi semua dalam menghadapi bencana,” tukasnya.
Sementara Rektor UM Sumatera Barat, Dr. Riki Saputra, M.A melalui Wakil Rektor III Dr. Ahmad Lahmi, M.A yang juga sekaligus membuka wokshop nasional tersebut membenarkan bahwa kondisi Sumatera Barat berada dalam cincin api. Oleh karena itu semua kalangan masyarakat perlu menyiapkan diri menghadapi bencana alam yang bisa kapan saja terjadi. Tak hanya menyelamatkan diri sendiri, beliau juga mengharapkan relawan yang sudah mengikuti workshop nantinya juga dapat membantu sesama.
Di samping itu beliau juga menjelaskan kepada semua peserta dan pembicara yang hadir, bahwasanya UM Sumatera Barat merupakan kampus yang ada di 4 kota di Sumatera Barat. Pertama Kampus I berada di Kota Padang, Kampus II berada di Kota Padang Panjang, kampus III berada di Kota Bukittinggi dan kampus IV berada di Kota Payakumbuh. Beliau juga menyebutkan, dari 4 kampus tersebut semua berada dalam garis yang bisa saja terjadi bencana, seperti kampus I yang berada di garis pantai kemudian kampus III dekat dengan gunung berapi. Untuk itu beliau begitu menyambut baik workshop yang bertujuan membentuk relawan Garis Depan Bencana kali ini.
Sementara itu Dewas BPJS Ketenagakerjaan, Motivator yang juga Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr. Aditya Warman, MBA yang hadir sebagai pembicara pada kesempatan tersebut mengakui sangat bangga dan senang karena diundang menjadi pemateri. Beliau yang sehari-harinya berdomisili Bogor itu mengakui bahwa ia merupakan lulusan Universitas Muhammadiyah yang berada di Surakarta. Menjadi alumni Muhammadiyah baginya merupakan sebuah kebanggaan besar bagi dirinya, walau sangat banyak kampus terkemuka di dunia.
“Saya bangga sekali menjadi alumni Universitas Muhammadiyah meskipun banyak sekali universitas terkemuka di seluruh dunia. Karena Muhammadiyah lah satu-satunya kampus yang mengajarkan saya seputar Al Islam dan Kemuhammadiyahan yang tak dapat ditemukan di kampus lain,” tuturnya.
Dalam workshop tersebut dirinya juga membagikan ilmu seputar relawan. Yang mana baginya relawan merupakan pekerjaan yang disumberkan dari hati. Tak hanya itu, ia juga memotivasi seluruh peserta agar menjadi pemain andalan (key player) dan bukan menjadi pengikut saja (follower). “Jika kamu menginginkan sesuatu yang baru, kamu harus berhenti melakukan sesuatu yang lama,” pungkasnya.
Di samping itu, wokshop yang dilaksanakan selama dua hari ini bakal memberikan begitu banyak pengetahuan bagi peserta tentang BPJS untuk relawan, Ilmu dan Praktik Urban SAR, tim advance, Rapid Assesment, manajemen posko kemanusiaan, mendirikan sekolah darurat, psikososial anak dan masih banyak ilmu berharga lainnya untuk menjadi relawan garis depan. (Humas UM Sumatera Barat–tia)