Yogyakarta, 18/8 – Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Ari Dwipayana mengatakan Presiden Joko Widodo dalam pemerintahannya memprioritaskan pemanfaatan instrumen seni dan budaya sebagai sarana membangun karakter Bangsa Indonesia.
“Bagi Presiden Joko Widodo, instrumen utama untuk membangun karakter bangsa adalah dengan seni dan budaya,” kata Ari saat ditemui di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat.
Oleh sebab itu, Menurut Ari, pertama kali yang dilakukan Presiden Jokowi dalam rangka membangun karakter Bangsa Indonesia yakni dengan mengundang para seniman dan budayawan di Istana Kepresidenan untuk mendengarkan aspirasi mereka.
“Karena memang tidak mungkin kita membangun manusia Indonesia tanpa seni dan budaya,” kata Ari yang juga Sekretaris Jenderal Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) ini.
Ari mencontoh perhatian khusus Presiden Jokowi terhadap seni dan budaya selama ini di antaranya diwujudkan dengan menghidupkan berbagai ruang apresiasi seni seperti penyelenggaraan Pagelaran “Nusantara Berdendang” dengan mengundang puluhan musisi Indonesia pada Oktober 2016 serta pembukaan pameran koleksi lukisan istana pada 1 Agustus 2017.
Dalam berbagai kunjungannya ke daerah, Presiden juga menyempatkan mengunjungi galeri-galeri ini, seperti ke Museum Seni Lukis Kontemporer Indonesia Nyoman Gunarsa di Kabupaten Klungkung Bali beberapa waktu lalu.
“Kunjungan itu memberikan pesan semangat kepada para seniman untuk tidak berhenti berkarya,” kata Ari.
Selain itu, upaya Presiden Jokowi untuk menonjolkan kebudayaan Indonesia, menurut dia, juga terlihat jelas dalam pemakaian baju adat tradisional bagi seluruh peserta dan para tamu undangan dalam Upacara Peringatakan HUT Ke-72 Kemerdekaan RI di Istana Kepresidenan, Kamis (17/8).
“Upacara kemerdekaan yang sebelum-sebelumnya ditampilkan dengan penuh formalistik, tahun ini Jokowi mencoba menghadirkan identitas adat budaya untuk menunjukkan keberagaman,” tuturnya.
Di samping memiliki peran strategis membangun karakter bangsa, Menurut Ari, dalam konteks Indonesia saat ini instrumen seni dan budaya memang sangat diperlukan untuk mendorong terciptanya model komunikasi publik yang santun dan penuh estetika.
“Kami melihat proses diskusi serta komunikasi publik akhir-akhir ini kok gersang penuh dengan caci-maki, fitnah, serta hoax. Di sini, seni dan budaya memang memiliki peran penting,” kata dia.
(Sumber: Antara)