Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tergantung dari sumber daya alam. Terlebih potensi sumber daya alam Indonesia sangat berlimpah. Hal ini menjadi unggulan dan sangat berpengaruh di pasaran dunia.
“Namun demikian, sekarang ini sejumlah komoditi yang menjadi unggulan ekspor Indonesia kondisinya sedang menurun, tentunya ini berdampak pada perekonomian nasional,” katanya dalam seminar Laporan Perekonomian Indonesia 2014, Kamis (30/7).
Dia mengungakpakan, komoditi yang menjadi unggulan ekspor Indonesia selama ini adalah batu bara, karet, kelapa sawit. Jika harga komoditi-komoditi tersebut harganya sedang tinggi, maka imbasnya perekonomian akan baik. Juga sebaliknya, jika menurun perekonomian akan anjlok.
“Apalagi, dalam beberapa tahun sekarang ini harga komoditi unggulan tersebut harganya menurun terutama di negara-negara tujuan ekspor. Bahkan saat ini kondisinya terbalik, kita lebih banyak membeli barang dari luar negeri dari pada mengirim barang ke luar negeri,” kata dia.
Di saat yang sama, lanjut Agus, utang luar negeri Indonesia juga cukup tinggi, sehingga hal tersebut tentu saja akan lebih mempengaruhi perekonomian nasional. Karena itu, pemerintah perlu mencari jalan keluar untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
Menurut dia, salah satu langkah yang bisa dilakukan yakni dengan mengurangi pengiriman barang mentah ke luar negeri. Artinya, sebelum diekspor, barang tersebut harus sudah menjadi barang setengah jadi. Dengan begitu, ada nilai tambah yang didapatkan.
Selain itu, penghapusan subsidi bahan bakar minyak juga bisa dimanfaatkan untuk dapat menekan penurunan pertumbuhan ekonomi. Yaitu mempergunakan dana itu untuk pembangunan infrastruktur. [*]
