Indeks acuan bursa saham Shanghai Tiongkok dibuka turun 2,13% pada Kamis (9/7). Hal ini memperpanjang kerugian dari hari sebelumnya yang sempat jatuh menjadi 5,90 %.
Indeks komposit Shanghai kehilangan 74,74 poin menjadi 3.432,45, sementara indeks komposit Shenzhen, yang melacak saham-saham di bursa kedua Tiongkok, turun 1,05% atau 19,76 poin, menjadi 1.864,69.
Sebelumnya, Indeks komposit Shanghai jatuh 219,93 poin ditutup pada 3.507,19 dengan nilai transaksi 700,2 miliar yuan (US$ 114,5 miliar. Sedangkan Indeks komposit Shenzhen, yang melacak saham-saham di bursa kedua Tiongkok, kehilangan 2,50% atau 48,38 poin menjadi 1.884,45 dengan nilai transaksi 414,2 miliar yuan.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) menyatakan kejatuhan pasar modal Tiongkok disebabkan permasalahan Yunani dan permasalahan internal di negara itu sendiri. Menurutnya, pelaku pasar masih ragu merealisasikan kebijakan moneter dari People Bank of China (PBOC) ataupun pemerintah terkait perlambatan di Cina.
Akibat dari kemerosotan ini, 1.430 dari 2.776 perusahaan yang diperdagangkan di Tiongkok menarik saham mereka karena ketidakpastian pasar. Ratusan perusahaan mengumumkan penghentian perdagangan pada Rabu kemarin.
Saat ini pemerintah Tiongkok sedang melakukan cara untuk mencegah kemerosotan pasar. PBOC telah memangkas suku bunga ke rekor terendah.
Sebelumnya, sejak awal tahun hingga Juni 2015, bursa Shanghai meningkat sebesar 59% ke level 5. 166. [*]