Bank Pembangunan Asia (ADB) siap meningkatkan pinjaman untuk pembangunan infrastrukur Indonesia. Kebijakan ADB tersebut menambah besarnya sumber pembiayaan infrastruktur Indonesia di tengah gencarnya pergerakan Tiongkok lewat Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB).
ADB merupakan bank pembangunan yang memberikan bantuan pembangunan infrastruktur negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik. Didirikan sejak tahun 1966, ADB memberikan bantuan melalui berberapa cara, seperti pinjaman uang, dana pendidikan, bantuan teknis, serta dalam bentuk penanaman modal.
ADB mulai membantu Indonesia pada tahun 1970-an, di sektor pertanian. Memasuki periode 80-an, Indonesia mendapat bantuan lewat sektor pendidikan, dan keuangan pada periode 90-an. Selain Indonesia, ADB turut membantu negara –negara di kawasan Asia Tenggara lain, seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Langkah ADB meningkatkan pinjaman bantuan tersebut , semakin mewarnai sumber pinjaman asing. Selain menerima bantuan pinjaman dari ADB, Indonesia pada September 2014 lalu sepakat bergabung dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang diinisiasi Tiongkok.
Bank yang bermarkas di Manila, Filipina tersebut, pada pertegahan tahun 2015 ini bersiap meningkatkan besarnya pinjaman. Bila sebelumnya batas pinjaman ADB kepada Indonesia sebesar 1,5 miliar dollar AS, di waktu mendatang pinjaman ditingkatkan mencapai empat kali lipat.
Country Director Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) Steven R. Tabor, mengatakan peningkatan pinjaman dilakukan karena kesesuaian komitmen antara ADB dengan Indonesia. Kesesuaian komitmen terwujud dalam upaya peningkatan program sosial, seperti pengembangan sarana pendidikan.
Direncanakan pinjaman bisa dikucurkan pada tahun 2017. Kucuran dana sebesar 1,5 miliar dollar AS, rencananya akan dialokasikan untuk reformasi sektor energi dan energi. Untuk pengembangan energi, ADB siap membantu pembiayaan pengembangan energi terbarukan. [*]