Pemerintahan Joko Widodo tengah gencar membangun infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan dan lain sebagainya guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, pembangunan infrastruktur tersebut nyatanya lebih diprioritaskan untuk kepentingan investor, bukan masyarakat.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan meski pertumbuhan ekonomi pada semester I 2015 tengah melambat, namun pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada semester II. Diharap pertumbuhan ekonomi setidaknya bisa mencapai 5,2% dari target yang ditetapkan di rentang 5,4% sampai 5,8%.
“Pemerintah dalam memperbaiki kinerja perekonomian nasional masih berharap dari sisi internal. Yakni melalui konsumsi masyarakat dan investasi. Tentu untuk meningkatkan investasi di dalam negeri perlu didorong dengan peningkatan infrastruktur,” kata Perry di Kompleks Parlemen Jakarta, Rabu [1/7].
Menurut dia, investor akan lebih tertarik berinvestasi di Indonesia karena telah didukung dengan peningkatan infrastruktur. Dengan begitu, maka investasi pun juga akan meningkat. Karena adanya infrastruktur yang baik dapat memperlancar kegiatan usaha mereka.
Sementara dari segi konsumsi, kata dia, saat ini daya beli masyarakat memang tengah menurun. Namun, seiring berjalannya program pembangunan pemerintah, tentunya perbaikan ekonomi akan lebih bergeliat. Hal ini akan berdampak pada peningkatan kembali daya beli masyarakat.
Lebih lanjut, Perry mengatakan, selain peningkatan pembangunan infrastruktur, untuk meningkatkan investasi pihaknya juga sudah melonggarkan kebijakan moneternya. Belum lama, suku bunga acuan atau BI Rate diturunkan menjadi 7,5% dari sebelumnya sebesar 7,75%. Dan Bank Indonesia pun telah mempertahankan angka BI Rate tersebut.
Badan Koordiansi Penanaman Modal, dalam lima tahun ke depan menargetkan investasi yang masuk ke Indonesia sebanyak USD294 miliar atau sekitar Rp3.500 triliun. Dibandingkan tahun sebelumnya, target ini meningkat sebanyak 12,2 persen.
Sementara realisasi investasi pada triwulan I/2015 mencapai Rp124,6 triliun atau naik sebesar 16,9% dibandingakan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp106,6 triliun. [*]