Jumat, Oktober 4, 2024

Negara Teluk Beri Sinyal Bertentangan dengan Iran

Presiden Amerika Serikat Barack Obama bersalaman dengan Emir Qatar Sheikh Tameem bin Hamad Al Thani saat menjamu Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) enam negara di Camp David, Maryland, Amerika Serikat, Kamis (14/5). Dari kiri ke kanan: Putra Mahkota Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, Putra Mahkota Bahrain Pangeran Salman bin Hamad Al-Khalifa, Wakil Perdana Menteri Oman Sayyid Fahd bin Mahmoud Al Said, Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmed Al-Jaber Al-Sabah. ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque
Presiden Amerika Serikat Barack Obama bersalaman dengan Emir Qatar Sheikh Tameem bin Hamad Al Thani saat menjamu Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) enam negara di Camp David, Maryland, Amerika Serikat, Kamis (14/5). Dari kiri ke kanan: Putra Mahkota Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, Putra Mahkota Bahrain Pangeran Salman bin Hamad Al-Khalifa, Wakil Perdana Menteri Oman Sayyid Fahd bin Mahmoud Al Said, Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmed Al-Jaber Al-Sabah. ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang beranggotakan enam negara, pada Senin, kemarin memprotes yang disebut sinyal “bertentangan” dari Iran sejak kesepakatan nuklir dengan enam negara besar di dunia pada pekan lalu.

Pemimpin GCC Abdellatif Zayani mengatakan Presiden Iran Hassan Rouhani menawarkan “Halaman baru” dengan tetangganya di Semenanjung Arab, namun pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berjanji menjaga dukungan untuk kelompok Syiah.

Pesan tersebut adalah sinyal bertentangan, kata Zayani dalam pernyataannya, dengan mangatakan bahwa tanggapan Khamenei adalah gangguan besar, yang tidak dapat diterima, dalam urusan dengan negara Arab.

Khamenei dalam pidatonya pada Sabtu mengatakan bahwa kesepakatan Iran dengan enam negara kekuatan dunia tidak akan mengubah dukungan negaranya kepada pemerintah Suriah dan Irak juga mendukung orang tertindas di Yaman, Bahrain, dan Palestina.

Pidato itu bertentangan dengan “prinsip bertetangga baik”, kata Zayani dan bersumpah bahwa monarki Arab di Teluk akan “terus membela kepentingan mereka”.

Negara dengan mayoritas Sunni di Teluk bereaksi dengan hati-hati dengan kesepakatan nuklir tersebut dan percaya bahwa itu hanya akan membesarkan hati pemimpin Syiah di Teheran. (Antara/AFP)

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.