Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat minat investasi di sektor pertanian terus mengalami peningkatan hingga 134%. Peningkatan itu berdasarkan pengajuan izin prinsip yang diterima lembaga tersebut.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, pengajuan izin prinsip sektor pertanian periode Oktober 2014-Juni 2015 mencapai Rp 56 triliun atau naik 134% dibanding periode Oktober 2013-Juni 2014 sebesar Rp 24 triliun.
“Izin prinsip yang dicatat meliputi bidang usaha peternakan serta tanaman pangan dan perkebunan. Kenaikan nilai pengajuan izin prinsip ini menunjukkan potensi investasi di sektor pertanian cukup tinggi,” kata Franky di Jakarta, Senin (20/7).
Menurut dia, pihaknya memberikan perhatian terhadap masuknya investasi untuk bidang usaha peternakan lantaran dapat mendukung upaya pemerintah untuk menciptakan swasembada daging.
“Sesuai porsinya, kami mendorong masuknya investasi di sektor yang dapat mendukung terciptanya swasembada daging,” kata Franky.
BKPM, tambah Franky, melalui tim pemasaran investasi juga mencatat ada 20 investor yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk menanamkan modal di Indonesia. Dari 20 investor tersebut, 16 diantaranya sudah menyampaikan rencana nilai investasi sebesar US$ 2,33 miliar.
Pihaknya membagi minat investasi ke dalam tiga kategori, yakni serius, minat dan prospektif. Bahkan ada lima investor dengan nilai investasi sebesar US$ 378 juta untuk kategori serius yang diharapkan akan mengajukan izin prinsip ke BKPM dalam waktu dekat.
“Sementara itu, untuk minat investasi lainnya masih dalam tahap studi kelayakan. Tim pemasaran investasi BKPM terus mengawal agar minat yang ada dapat segera ditingkatkan dalam bentuk pengajuan izin prinsip,” kata Franky seperti dikutip Antara.
Nantinya, BKPM akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan kementerian/lembaga lainnya untuk memastikan aturan-aturan yang ada dapat mendukung percepatan realisasi investasi yang sudah diajukan izin prinsipnya.
Sebab, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi fokus pemasaran investasi BKPM. Sedangkan sektor lainnya menjadi fokus pemasaran investasi adalah sektor infrastruktur khususnya listrik dan pelabuhan, maritim, pariwisata dan kawasan, serta industri, terutama industri padat karya, orientasi ekspor dan substitusi impor, kata Franky.[*]