Sabtu, Desember 7, 2024

Lima Tahun Yunani Menderita

Bendera Yunani/REUTERS
Bendera Yunani/REUTERS
Keputusan Yunani menjadi bagian Uni Eropa patut dipertanyakan kebenarannya. Dana talangan (bailout) yang diberikan oleh tiga lembaga Troika, yaitu Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa, dan The International Monetary Fund  (IMF) tidak serta-merta memberikan keuntungan. Sebaliknya, krisis ekonomi yang dialami Yunani terus bergejolak. Hingga akhirnya, Yunani megambil keputusan untuk membebaskan diri dari penderitaan tersebut.
Pada 1 Januari 2001, Yunani bergabung dalam zona mata uang euro, menggantikan mata uang drachma dengan harapan dapat menumbuhkan perekonomian negara. Namun sayangnya, pada tahun 2008, krisis keuangan melanda Eropa. Saat itu, semua negara di Eropa mengalami resesi. Sebagai negara paling miskin dan memiliki hutang banyak, Yunani paling menderita saat itu.
Keputusan Yunani untuk berbagi kebijakan moneter dengan seluruh Eropa semakin memperburuk keadaan ekonomi Yunani. Bank Sentral Eropa yang didominasi Jerman telah mengeluarkan kebijakan moneter Eropa yang tepat bagi Jerman, namun menjadi bencana bagi Yunani. Dalam krisis utang yang telah berlangsung selama setengah dekade, Yunani telah berulang kali menyerahkan kedaulatan ekonominya kepada lembaga Troika.
Sejak tahun 2010, berdasarkan data dari Jubilee Debt Campaign pada 25 Januari 2015, Yunani telah menerima $284 miliar bailout dari Troika untuk mengatasi utang. Pinjaman tersebut dilakukan dengan syarat penaikan pajak dan pemotongan belanja. Namun kenyataannya, 92 persen dari dana tersebut digunakan untuk lembaga keuangan Yunani dan Eropa. Sedangkan masyarakat Yunani hanya menerima 8 persen saja. Bukan hanya itu, selang lima tahun mengikuti skema Troika, 60 persen dari angkatan muda di Yunani menjadi pengangguran.
Berdasarkan keterangan para Eurosceptic, mata uang euro dan Uni Eropa telah membuat perekonomian 500 juta warga Eropa stagnan dan gagal melindungi pekerja dari dampak globalisasi dan imigrasi.
 
Wajar saja bila rakyat Yunani menolak syarat dana talangan Troika dalam referendum yang berlangsung pada Minggu (5/7). Penghematan besar-besaran, peningkatan pajak, dan pemotongan tunjangan pensiun dirasa akan semakin memperburuk ekonomi.
Seperti yang dikutip dari Vox, jika saja Yunani tidak bergabung dengan euro, negara ini diperkirakan dapat meningkatkan ekonomi dengan lebih banyak mencetak mata uangnya, drachma. Hal ini akan menurunkan nilai drachma di pasar internasional, membuat ekspor lebih kompetitif, sehingga menurunkan suku bunga domestik, mendorong investasi domestik, dan mempermudah Yunani melunasi hutang.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.