Sabtu, Desember 7, 2024

Kapolri Berjanji Usut Kasus Tolikara

- Advertisement -
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (keempat kiri) bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Yohana Yembise (ketiga kiri) berkunjung ke lokasi peristiwa penyerangan sekelompok massa beberapa waktu yang lalu di Distrik Karubaka, Tolikara, Papua, Selasa (21/7). Mensos memberi bantuan sebesar Rp221.262.400 kepada korban penyerangan serta bantuan sebesar Rp15.000.000 untuk korban meninggal dunia. ANTARA FOTO/HO/Trisnadi
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (keempat kiri) bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Yohana Yembise (ketiga kiri) berkunjung ke lokasi peristiwa penyerangan sekelompok massa beberapa waktu yang lalu di Distrik Karubaka, Tolikara, Papua, Selasa (21/7). Mensos memberi bantuan sebesar Rp221.262.400 kepada korban penyerangan serta bantuan sebesar Rp15.000.000 untuk korban meninggal dunia. ANTARA FOTO/HO/Trisnadi

Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Badrodin Haiti berjanji menuntaskan kasus kerusuhan yang terjadi di Tolikara, Papua yang terjadi Jumat lalu, termasuk insiden penembakan yang diduga dilakukan pihak Kepolisian.

“Penegakan hukum harus berjalan. Orang membakar, orang melempar adalah bentuk pelanggaran hukum. Itu juga soal penembakaan (pihak Kepolisan) apakah sudah sesuai prosedur,” katanya saat konferensi pers di rumah dinas Kepala Badan Intelijen Negara, Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan Polisi sudah mengeluarkan tembakan peringatan dan dilakukan sesuai ketentuan yaitu dibawah kaki namun ada satu yang terkena di bagian pinggul.

Menurut dia, polisi melakukan tindakan tersebut karena ingin menunjukkan bahwa pihak keamanan hadir untuk menjaga umat beragama yang sedang beribadah.

“Kenapa polisi melakukan itu (tembakan peringatan), karena itu menjadi bukti bahwa kehadiran keamanan untuk menjaga umat agama yang sedang melakukan kegiatan keagamaan,” ujar Badrodin.

Badrodin menggungkapkan sebelum terjadinya pembakaran di Mushollah Tolikara Papua, pihak Kepolisian sudah berjaga-jaga dan melakukan pengamanan, tetapi masa terus berdatangan. Dia mengatakan massa yang berdatangan menginginkan pelaksanaan sholat id disudahi.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia, Ma’ruf Amin menyayangkan terjadinya insiden di Tolikara karena selama ini Papua dianggap daerah yang rukun. Menurut dia, peristiwa di Tolikara harus diusut secara tuntas termasuk aktor intelektual di belakangnya.

“Kami sudah menyerukan kepada seluruh umat Islam agar tidak terprovokasi agar tidak ada tindakan balas dendam,” ujarnya.

Dia mengajak seluruh pihak untuk menjaga kerukunan, kedamaian. (Antara)

Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.