
Jelang puncak arus mudik Lebaran, cuaca buruk diberitakan menaungi sejumlah perairan di Indonesia. Salah satunya terpantau (13/7) di perairan Pulau Madura.
Cuaca laut yang buruk membuat keberangkatan pemudik dengan kapal tertunda.
Ketinggian gelombang Laut Jawa 14-16 Juli berkisar 3-5 meter, kemudian pada 17-19 Juli cenderung turun 3 – 3,5 meter, namun pada 20 Juli kembali naik menjadi 4 meter. Ketinggian gelombang tersebut juga diikuti dengan kecepatan angin di perairan Laut Jawa yang mencapai 60 kilometer per jam.
Tak hanya di area perairan Jawa, menurut BMKG Pangkal Pinang, gelombang setinggi empat meter bepotensi terjadi di perairan sekitar Pulau Bangka. Gelombang tinggi, berpeluang terjadi di Selat Karimata, termasuk bagian Timur dan Selatan Pulau Bangka.
Hal ini perlu menjadi perhatian bagi pemudik lebaran. Akan, tetapi menurut Yuli dari Suku Bidang Informasi BMKG Jakarta, gelombang tinggi di perairan Jawa, merupakan fenomena Angin Timuran yang biasa terjadi pada periode Juni sampai Agustus. Angin Timuran yang bertiup dari Australia, ini menyebabkan beberapa titik perairan di wilayah Barat dan Timur Indonesia meninggi.
Gelombang laut berpotensi tinggi, bukan diakibatkan imbas badai siklon Tropis Nangka. Menurut Yuli, Badai Tropis Nangka yang melanda Filipina, sudah bergerak menjauh.
Yuli menambahkan untuk sementara, perlu diwaspadai perairan di sekitar wilayah Timur Indonesia, yang dapat mencapai 4 meter. Akan tetapi, untuk jalur laut di wilayah Barat Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, masih tergolong aman.
Menurut Kementerian Perhubungan, estimasi jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi laut pada tahun 2015, mencapai 1,7 pemudik. Pemudik dengan moda transportasi laut menggunakan kapal yang disediakan perusahaan Pelayaran Nasional Indonesia, serta sejumlah perusahaan swasta.