
Light Rail Transit Jakarta adalah angkutan massal yang direncanakan dibangun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. LRT bisa jadi salah satu pilihan moda transportasi di Ibu Kota selain Transjakarta apabila perencanaan pembangunannya tepat.
Pengamat Transportasi dari Universitas Gadjah Mada, Fajar Saumatmaji mengatakan bahwa pembangunan angkutan massal seperti LRT membutuhkan perencanaan yang tepat. Salah satunya harus dibangun sejumlah sarana penunjang di sekitar LRT.
Negara tetangga, seperti Malaysia bisa dijadikan contoh. Angkutan umum di Kuala Lumpur terintegrasi di bawah My Rapid. My Rapid menyediakan layanan angkutan massal mulai dari bus dan juga angkutan berbasis rel, salah satunya adalah LRT.
Menurut Fajar Saumatmaji, jalur transportasi berbasis rel seperti LRT di Kualalumpur berdiri di dekat pusat keramaian. Salah satunya adalah pusat perbelanjaan. “Harus menciptakan demand,” kata Fajar Sautmaji , agar masyarakat memiliki keinginan menggunakan moda LRT karena dekat dengan pusat keramaian.
Pengamat Transportasi dari Universitas Atma Jaya, Djoko Setijowarno menilai Jakarta sebetulnya langsung saja membangun Mass Rapid Transit. Di sisi lain Djoko menghimbau agar pengelolaan hukumnya diperhatikan. “ Ya ngga apa-apa bikin LRT, yang penting hukum dan kelembagaannya,” kata Djoko.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menunjuk Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, yakni PT Jakarta Propertindo dan Adhi Karya BUMN sebagai pihak yang melaksanakan pembangunan LRT. Untuk pengadaan kereta, pemerintah DKI Jakarta akan melakukan sistem lelang.
Dengan keterlibatan dua perusahaan tersebut, Ahok berharap LRT tidak hanya melayani masyarakat Jakarta. “Kita ingin LRT cepat terealisasi dan bisa tersambung hingga ke pinggir kota Jakarta,” ujarnya Ahok. [*]