Minggu, Desember 8, 2024

Ini Alasan Warga Kepulauan Pilih Hercules

- Advertisement -
Ilustrasi: Tiga pesawat dikerahkan untuk lakukan evakuasi pesawat milik TNI AU Hercules yang membawa 120 lebih penumpang/ANTARA
Ilustrasi tiga pesawat dikerahkan untuk lakukan evakuasi pesawat milik TNI AU Hercules yang membawa 120 lebih penumpang/ANTARA

Pesawat Hercules C-130 milik Tentara Nasional Indonesia jatuh di salah satu kompleks pertokoan di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan saat lepas landas dari Landasan Udara Soewondo pada Selasa (30/6) siang.

Marsiaman Saragih, anggota DPR RI turut berduka dengan banyaknya korban, beberapa di antara berasal dari Riau dan Kepulauan Riau. Menurutnya inilah bukti minim transportasi udara di Provinsi Kepulauan Riau. “Alhasil masyarakat sipil mengandalkan Hercules milik TNI AU,” katanya.

Ironisnya, meski provinsi ini merupakan daerah yang memiliki sumber daya alam yang cukup, fasilitas transportasi masih minim. Hanya ada Susi Air yang melayani rute Pekanbaru ke pulau-pulau terluar Kepulauan Riau.

Padahal Marsiaman mengatakan, cukup membenahi bandara, pasti pengusaha yang bergerak di bidang transportasi udara juga tertarik membuka rute. “Sehingga perwakilan yang berada di pusat harus lebih proaktif memperjuangkan nasib Kepulauan Riau ke depan,” ungkapnya.

Kepulauan Riau memiliki landasan Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang, Bandar Udara Dabo Singkep Kabupaten Lingga, Bandar Udara Internasional Hang Nadim di Batam, Bandar Udara Ranai Natuna.

Penerbangan hanya tersedia untuk rute Pekanbaru – Tanjung Pinang dan Pekanbaru Dabo Singkep. Sementara untuk Pekanbaru Ranai ibukota Pulau Natuna hanya ada satu penerbangan komersil Citilink dengan jam terbang terbatas. Baca:8 Program Pembangunan Maritim Pemerintahan Jokowi Belum Maksimal]

“Penerbangan hanya sekali seminggu. Dengan tiket jutaan rupiah sekali terbang,” kata Devi salah satu mahasiswa asal Kepulauan Riau.

Menurutnya, masyarakat yang tinggal di Kepulauan Riau sudah lama menggunakan jasa penerbangan Hercules. Tujuan mereka biasanya mengunjungi sanak saudara, bisnis maupun keperluan lain.

Mahasiswa Natuna yang melanjutkan pendidikan di Pekanbaru, sebagian besar sudah biasa naik Hercules. Karena dengan menggunakan kapal Pelni, dibutuhkan waktu sehari semalam dengan biaya lebih besar. Sedangkan kalau naik Hercules, hanya menghabiskan waktu 12 jam. Selain itu ongkos menumpang di pesawat militer ini, juga relatif lebih murah. ”Paling hanya ratusan ribu saja,” katanya.

Setelah kejadian tersebut, korban diperkirakan puluhan orang warga Natuna yang menumpang di Hercules 130. Selain anggota TNI AU, juga ada pelajar dan mahasiswa.

- Advertisement -

Kolonel (Pnb) Khairil Lubis, Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, melalui keterangan resminya membenarkan bila ada warga sipil yang turut menumpang di pesawat Hercules C-130. Beberapa di antaranya adalah pelajar dan mahasiswa.

Keikutsertaan warga sipil dalam penerbangan milik militer itu kata Khairil, tidak semuanya karena keluarga anggota TNI AU. “Ada juga yang naik dengan surat rekomendasi paguyuban daerah tertentu,” katanya melalui keterangan resmi.[*]

Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.