Minggu, Desember 8, 2024

Ini Alasan Pengadaan Sistem Senjata TNI Diubah

- Advertisement -
Personil TNI bersama Petugas PMI dan Basarnas melakukan evakuasi puing-puing pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Rabu (1/7). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.
Personil TNI bersama Petugas PMI dan Basarnas melakukan evakuasi puing-puing pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Rabu (1/7). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

Sukamta, anggota DPR Komisi I bidang Hankam, Intelijen dan Luar Negeri mengatakan Jatuhnya Pesawat Hercules C-130 di Medan menjadi momentum untuk memperbaiki dan membenahi sistem pengadaan alat utama sistem senjata untuk TNI.

“Kecelakaan memang musibah, tapi kita harus berbenah dengan cara membeli alutsista yang baru dan fungsional, kalau perlu meningkatkan anggaran” katanya di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, TNI memiliki program Rencana Strategis dan MEF (Minimum Essential Forces). Rencana strategis yang dibuat TNI terbagi ke dalam 3 tahap, yaitu rencana strategis tahap I (2005-2009), rencana strategis tahap II (2010-2014) dan rencana strategis tahap III (2015-2019).

“MEF untuk memenuhi kebutuhan minimum pertahanan ke dalam 3 tahap, yaitu MEF tahap I (2010-2014), MEF tahap II (2015-2019) dan MEF tahap III (2020-2024),” katanya.

Sukamta menjelaskan bahwa pada MEF tahap II, TNI AU telah melaksanakan pengadaan pesawat tempur, pesawat latih, dan alutsista lainnya. Sementara itu ada anggaran TNI tahun 2014 yang tidak terealisasi.

Di antaranya anggaran sisa rupiah murni pendamping yang salah satunya untuk penambahan alokasi anggaran pengadaan pesawat Hercules C-130. “Mengapa pengadaan 5 unit pesawat Hercules C-130 pada tahun anggaran 2014 tidak terealisasi?” tanyanya.

Terlebih lagi, anggaran Kementerian Pertahanan terus ditingkatkan dari tahun ke tahun, tidak terkecuali pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 dan APBN Perubahan 2015. Apalagi ada juga program rencana strategi pemeliharaan dan perbaikan TNI 2015-2019 yang bertujuan memperbaiki performa alutsista yang mengalami kerusakan. [Baca: Anggaran Pertahanan Naik Infrastruktur Perbatasan Minim]

“Menigkatkan anggaran belum mencukupi kebutuhan TNI, tapi setidaknya meminimalisir kecelakaan penggunaan alutsista yang sudah tua dan tidak layak,” ungkapnya.

Sebelumnya pesawat Hercules milik TNI AU yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa (30/6) siang, menimpa sebuah mobil Toyota Fortuner dan juga mengenai dua bangunan ruko yang sedang dibangun.

Lokasi jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan A1310 itu berada di dekat Bandara Lanud Soewondo, bekas Bandara Polonia Medan.

- Advertisement -

“Harusnya Indonesia belajar dari pengalaman, gunakan anggaran APBN untuk pengadaan alat utama sistem senjata membeli alat baru bukan hibah atau bekas,” ungkap anggota legislatif dari Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

Dalam anggaran pertahanan tersebut tersedia anggaran untuk membeli dan ada anggaran untuk memperbaiki. Untuk anggaran membeli sebaiknya pesawat baru, tidak lagi mendapatkan dari hibah seperti pesawat C-130 itu dibeli sekitar tahun 1961 atau 1964 sudah berumur 50 tahun tidak lawak diterbangkan lagi tuturnya.

Sukamta berharap dengan anggaran yang sudah dialokasikan, lebih baik membeli alutsista yang baru. Sehingga resiko kecelakaan sedikit. “Mudah-mudahan anggaran alutsista TNI ke depannya bisa kita tingkatkan terus,” harapnya.[*]

Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.