Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Arif Wibowo menyatakan permintaan maafnya atas kebakaran yang terjadi di di JW Lounge, Terminal 2E Bandara Soekarno Hatta. Akibat kebarakan itu, seluruh sistem pengangkutan penumpang maskapainya dilakukan secara manual, sehingga pihaknya terpaksa menerapkan Crisis Centre dengan status Emergency Respons Plan.
“Kebakaran mengakibatkan terbakarnya system check in, boarding, load control system, dan conveyor belt. Semua tidak bisa beroperasi dan mati total,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Saat itu, kata Arif, terdapat 179 penerbangan baik domestik maupun internasional, dengan total 55 ribu penumpang di Bandara Soekarno Hatta. Tak heran jika akhirnya penerbangan harus tertunda berjam-jam pada pukul 07.00-12.00. Terdapat 20 penerbangan yang tertunda pada jam tersebut. Selain itu, 80 penerbangan juga tertunda pada pukul 12.00-18.00.
Kepanikan tak hanya disebabkan penumpukan penumpang. Saat kejadian, pengeras suara untuk pengumuman pun mati total. Garuda mengerahkan 200 tenaga untuk mengatasi masalah ini. “Kami memutuskan pembatalan 49 penerbangan pada sore dan malam hari untuk mengantisipasi ketersediaan Cockpit and Cabin Crew esok harinya (Senin),” katanya.
Sebagai kompensasi bagi penumpang, Garuda menyiapkan tawaran pengembalian uang tiket (refund), perubahan jadwal penerbangan, dan penginapan. Dari total 3.994 pax (orang) yang ditawarkan, hanya 262 orang yang refund dan 628 orang memilih menginap di hotel. Sisanya memilih menunggu di ruang tunggu. “Kami mohon maaf kalau masih ada delay namun tidak akan berkepanjangan seperti Minggu,” katanya.(ANTARA)